Friday, November 30, 2012

Macbeth

MacbethMacbeth by William Shakespeare

My rating: 5 of 5 stars


WARNING : Review ini mengandung slight spoiler. Tapi menurut saya, classic seperti ini, apalagi punya Shakespeare, sudah bukan rahasia lagi endingnya gimana

Di antara petir dan kilat yang bersambaran, 3 penyihir membuat janji untuk bertemu lagi dan kali ini mereka akan bertemu dengan Macbeth.

Di tempat lain, seorang prajurit yang terluka melaporkan kepada Raja Duncan dari Scotlandia bahwa sang Jenderal Macbeth - Thane of Glamis- dan Banquo baru saja mengalahkan pasukan Norwegia & Irlandia yang dipimpin oleh pengkhianat Macdonwald.

Pada scene berikutnya, Macbeth dan Banquo (rekannya) sedang berjalan sambil mendiskusikan kemenangan mereka di medan perang. Dan muncullah 3 penyihir yang berniat meramal mereka. Untuk Macbeth, ramalannya adalah dia akan menjadi Thane of Cawdor dan kemudian jadi Raja. Sementara Banquo diramalkan bahwa keturunannya akan menjadi raja meskipun dia sendiri tidak.

Di saat Macbeth dan Banquo merenungkan ramalan ini, ketiga penyihir itu menghilang dan datanglah Thane lain (Ross) yang mengabarkan bahwa Macbeth diberi gelar Thane of Cawdor, menggantikan Thane sebelumnya yang dihukum karena berkhianat. Dan dengan itu 1 ramalan telah terpenuhi.

Macbeth lalu menceritakan ramalan tiga peyihir pada istrinya. Lady Macbeth yang ambisius itu "memaksa" suaminya untuk membunuh Raja Duncan.
Dan bujukannya berhasil!
Macbeth & Lady Macbeth membuat mabuk penjaga Raja, kemudian menusuk Raja hingga mati.

Macbeth yang terpukul sehabis membunuh Raja merasa tidak sanggup meneruskan rencana. Lady Macbeth pun mengambil alih dan meletakkan belati berdarah tersebut ke tangan si penjaga yang tertidur karena mabuk.

Esok paginya, Lennox (seorang bangsawan) dan Macduff, Thane of Fife, tiba di istana. Macbeth mengantar mereka untuk menemui raja dan menemukan tubuhnya terbujur kaku. Berpura-pura marah, Macbeth lalu membunuh penjaga dan menuduhnya sebagai pembunuh raja.

Kedua putra raja, Malcolm dan Donalbain, melarikan diri ke Inggris dan Irlandia. Mereka takut pembunuh Raja akan mengincar nyawa mereka juga. Kosongnya tampuk kekuasaan membuat Macbeth meng-claim posisi Raja (gelar Thane of Cawdor milik Macbeth memang gelar bangsawan tertinggi). Dan dengan itu, ramalan kedua pun tergenapi.

Banquo yang melihat ini sadar kebenaran ramalan tersebut. Dia pun ingat bahwa keturunannya lah yang akan mewarisi tahta. Macbeth juga tak lupa akan ramalan tentang Banquo tersebut. Maka Macbeth pun menyusun rencana untuk membunuh Banquo dan putranya, Fleance, yang berencana melarikan diri ke negara lain.

Banquo memang terbunuh, namun Fleance selamat. Hal ini membuat Macbeth makin cemas. Maka dia pun mengunjungi ketiga penyihir untuk diramal lagi. Ketiga penyihir memanggil "penampakan" yang kemudian memberikan ramalannya :

- Penampakan 1 : Macbeth! Macbeth! Macbeth! beware Macduff; Beware the thane of Fife
- Penampakan 2 : Be bloody, bold, and resolute; laugh to scorn The power of man, for none of woman born Shall harm Macbeth.
- Penampakan 3 : Macbeth shall never vanquish'd be until Great Birnam wood to high Dunsinane hill Shall come against him.

Macbeth juga bertanya tentang keturunan Banquo dan para penyihir itu menunjukkan serangkaian image wajah para raja yang mirip Banquo. Macbeth pun sadar bahwa keturunan Banquo memang akan menjadi raja, namun bukan di Scotlandia.

Macbeth pun menjadi tenang. Soalnya pria mana sih yang tidak dilahirkan oleh wanita? ? Dan bagaimana mungkin Hutan Great Birnam bisa bergerak? Ini kan bukan dunia Lord Of The Rings.
Satu-satunya yang perlu dia lakukan hanyalah memusnahkan Macduff dan keturunannya (which he did). Yah kecuali untuk Macduff yang saat itu sedang berada di Inggris.

Dan Macbeth pun melanjutkan tiraninya di Scotlandia sementara Lady Macbeth justru terkena depresi hebat dan merasa bersalah atas dosa-dosanya.

Lalu...bagaimana nasib Macbeth? Akankah ramalan para penyihir menjadi kenyataan walau pun ramalan itu terdengar mustahil bisa terwujud?
You have to find out by yourself :)

Saya senang memilih Macbeth sebagai plays pertama yang saya baca dalam rangkaian event "Let's Read Plays"-nya Mbak Fanda.
Kenapa?
Karena saya langsung mendapat kisah yang begitu seru dan bikin penasaran.

Sepanjang membaca, saya penasaran dengan ramalan ketiga penyihir tersebut. Saya penasaran mengetahui bagaimana Shakespeare bisa menciptakan "pria-yang-tidak-dilahirkan-dari-wanita" dan memindahkan sebuah hutan ke Dunsinane Hill?
Ato kalo Shakespeare tidak melakukan itu, bagaimana penyelesaian yang dilakukannya? Asli...saya penasaran banget.
Dan untunglah, Shakespeare memberi penyelesaian yang memuaskan bagi saya. Memuaskan dan gak ketebak :).

Menyorot karakter, ada 2 karakter yang menarik perhatian saya.

Yang pertama tentu saja Lady Macbeth. Wanita pada jaman itu adalah sosok yang penurut pada suami. Tapi Lady Macbeth justru sebaliknya. Ambisi besar dan "tantangannya" pada Macbeth lah (dengan menantang harga diri suaminya sebagai pria) yang membuat Macbeth terdorong untuk membunuh Raja.

Lady Macbeth bahkan cukup tegar untuk melanjutkan pembunuhan di saat Macbeth tak sanggup. Namun anehnya, Lady Macbeth juga lah yang pertama merasa depresi dan bersalah atas semua kejahatan yang dilakukannya. Rasa bersalahnya begitu besar hingga menyeretnya dalam kegilaan dan mengakhiri hidupnya.
Karakter Lady Macbeth yang kontradiktif ini salah satu yang membuat saya tertarik membaca terus.

Karakter kedua adalah tiga penyihir. Yang bikin saya tertarik sama karakter ini sih karena gak pernah ada penjelasan latar belakang dan tujuan mereka. Rasanya saya melihat lirik lagu Letto yang "Kau datang dan pergi oh begitu saja" diinterpretasikan dengan baik oleh mereka.

Dan ramalan tiga penyihir ini bikin saya jadi bertanya :
- Apakah mereka menceritakan masa depan? Ato mereka lah penentu masa depan?
- Apakah sudah takdir Macbeth akan membunuh Duncan atau Macbeth membunuh Duncan justru karena mendengar ramalan tersebut?
- Dan apakah tiga penyihir memang hanya karakter tambahan ato justru merekalah mastermind kisah Macbeth?

Such interesting questions for me,but there's no way to find the exact answer.



3 comments :

  1. Aku pernah baca ini versi sangat simplified, gambar2nya gedhe2. Serem banget liat penampakan dari para penyihirnya.

    BTW, Dewi baca ini versi yang mana?

    ReplyDelete
  2. Kayaknya seru juga ya? Dari review2 lain (yang aku baca sepintas sih, karena belum baca play-nya) aku dapat kesan Macbeth ini suram banget, sampai agak keder buat masukin ke list Let's Read Play. Tapi dari reviewmu, kayaknya menarik juga... OK deh, siap menyelipkan Macbeth buat tahun depan! :)

    ReplyDelete
  3. @Justaveragereader : Aku baca versi plays hasil download di guttenberg, mbak

    @Mbak Fanda : Hehehe...aku sih masih suka yang ini. Ya minimal ada "action"nya lah. Kalo yang tragedi kayak Romeo Juliet gitu misalnya kan drama habis. Cuma emang suram sih. darah dimana-mana

    ReplyDelete