Showing posts with label Stephanie Meyer. Show all posts
Showing posts with label Stephanie Meyer. Show all posts

Sunday, November 27, 2011

Breaking Dawn part 1


 Heu? Ini kan blog buku, kok bahas film?

Weits...tenang dong. Ini kan film yang diangkat dari buku. Lagian post ini gak akan membahas tentang jalan ceritanya, berhubung sama saja dengan bukunya dan sudah pernah dibahas.

Post ini akan memperbandingkan antara film dan buku, serta berapa banyak kemiripan/perbedaannya. So...memang lebih dikhususkan untuk mereka yang sudah membaca bukunya. Buat yang belum baca bukunya tapi berencana menonton dan gak mau spoiler, better back off now.

Dari pertama mendengar kabar kalau Breaking Dawn akan dipecah jadi 2 bagian, saya sudah skeptis. "Hah? 2 Part? Buku itu kan boring banget 1/2 part awalnya. Part akhir juga serunya nanggung. Semacam antiklimaks gitu. Dan yang serba nanggung gitu, mo dibikin jadi 2 part kayak Harry Potter 7? Duh...jauh ya, ceu." Demikianlah pikiran sinis saya kala itu.

Dan tenyata saya benar (_ _").
Awal film ini memang boriiingg banget kalo dari segi cerita. Secara ya memang gak ada apa-apa disana. Rada serunya baru pas di akhir.
Okeh...let's not talk about the story anymore. I've done my trash-talking of this book when I made a review about it.
Mari kita bahas dari sisi teknis film ini saja.

Gak banyak yang bisa dikatakan dari segi akting, soalnya aktor-aktris nya kan masih sama. Dan akting mereka juga masih sama.
Cuma bedanya di sini Pattinson gak berakting meringis-ringis lagi dan Stewart gak berakting seperti orang kedinginan.
Jadi menurut teman saya, alasan Pattinson dan Stewart berakting begitu adalah karena Edward merasa kesakitan tiap bersentuhan dengan Bella (yang mana mestinya berakhir di buku 2) dan Bella merasa kedinginan tiap bersentuhan kulit dengan Edward (yang mana gak pernah dibahas di buku). Teori teman saya memang agak aneh, tapi oh well..biarlah :s.

Tapi yang saya gak ngerti adalah kenapa di Breaking Dawn ini Pattinson dan Stewart berakting layaknya orang normal. Kenapa Edward dan Bella gak merasa sakit dan kedinginan lagi? Padahal Bella masih manusia bukan? Yang berarti kondisinya masih sama.
Ah sudahlah...toh dengan ini jadinya akting mereka lebih bagus. At least saya tahan melihat Stewart selama 2 jam tanpa berasa pengen jitak dia supaya aktingnya normal.

Adegan wedding yang selalu ditampilkan dalam trailer film ini memang bagus banget. Lebih anggun dan syahdu daripada penggambaran di buku. Gaun pengantin-nya Bella juga bagus banget, classic yet sexy. Kate Middleton mustinya menyerahkan desain gaun pengantinnya ke desainer gaunnya Bella ini, si Carolina Herera.

Lalu ada soundtrack-nya yang memang selalu juara. Satu dari 2 hal yang selalu saya suka dari Twilight Saga Movies adalah soundtrack-nya yang keren itu. And Breaking Dawn still doesn't failed me. Lagu-lagunya sendu, romantic, sweet tapi bikin galau; yang mana saking galaunya bisa bikin orang pengen nyilet nadi. LOL :))
Sayang gak ada lagunya Muse di film ini. Padahal Muse kan sudah menjadi semacam icon soundtrack Twilight series.

Satu lagi hal yang selalu saya suka dari Twilight series adalah sinematografinya. Dari sejak film pertama, saya sudah jatuh cinta dengan Forks dan rumah keluarga Cullen. Whooaa...diluar imajinasi saya. Gak menyangka Forks secantik itu, soalnya narasi Bella menggambarkan Forks sebagai kota kecil yang muram.
Nah di Breaking Dawn ini, selain Forks, ada tambahan Isle of Esme dan vila keluarga Cullen di pulau itu. Dan sumpah deh, pulau dan vila-nya bagus banget. Bikin iri dan serasa bikin pengen jitak Edward-Bella karena bisa tinggal disitu (iya...ini memang sirik >_<).

Make up-nya juga bagus.
Klo ingat bagaimana Twilight bermula dari "low budget movie" dengan make up yang jelek abis dimana terlihat jelas batas bedak di wajah dan leher para Vampire, maka make up di Breaking Dawn sungguh mengharukan dan pantas diacungi jempol (hey...ini bukan sindiran).
Paling bagus sih make up-nya Bella sewaktu dia mengandung. Bella bisa dibuat terlihat sangat kurus dan sangat tua. Cocok lah dengan versi buku tentang kondisi Bella saat hamil.
Dan oh...gak usah khawatir. Semua Vampire itu terlihat pucat alami, gak kelihatan bedaknya kok ;p.

Mengenai kemiripan cerita dengan buku, memang dari film pertama pun gak ada perbedaan yang signifikan ya (gak seperti Harry Potter versi movie dan buku). Malah...buat saya, ada yang menyenangkan dari versi movie ini.
Jadi gini...ada 3 hal yang bikin saya ill feel waktu baca bukunya, yaitu : 
(1) Waktu Bella hamil dan sangat-sangat-sangaaattt terikat dengan Jacob. Walau pun saya mengerti alasan keterikatannya, tetap saja saya eneg bacanya. Di film, hal ini tidak ditonjolkan.
(2) Waktu Bella dengan egoisnya memberi nama Edward Jacob pada calon bayinya tanpa konsultasi dengan Edward. Di film, adegan ini diubah dan ditampilkan dengan baik dan make sense sehingga gak bikin saya bete :).
Dan (3) adalah sewaktu Edward menyarankan Jacob agar membujuk Bella untuk menggugurkan anak Edward dan membiarkan Bella punya anak dari Jacob. Eewww...it's sooo...sick :s.
Thankfully di film ini, adegan itu...yah...mendingan nonton sendiri aja kali ya.... #eeeaaaaa #antiklimaks. LOL.
Tapi yah...tetap saja. Since this movie based on the lamest book of all, you couldn't expect something great from the story.

Lalu soal rating?
Hmm...rada bingung juga saya. Berdasarkan sisi teknisnya, saya pengen kasi 3 bintang (yeah...I like it). Tapi klo ingat ceritanya, sepertinya 2 bintang pun udah kebanyakan. Tapi sejang awal pun saya sudah berniat untuk tidak menilai film ini berdasarkan ceritanya bukan? Kalo begitu, boleh lah dikasi 3 bintang :).

Kesimpulannya, menurut saya, Breaking Dawn adalah film yang dikhususkan untuk para Twihard fans ato mereka yang ingin memanjakan mata dan telinga seperti saya :D.

Sekarang pertanyaannya, kalau bukan Twihard fans dan juga gak pengen buang duit untuk memanjakan mata dan telinga, layakkah film ini ditonton?
Kalo itu sih, tergantung...
Tergantung apakah anda sudah menonton film 1-3nya? Kalo iya, maka tontonlah film ke-4 ini. Tapi sebaiknya nonton film ini nanti-nanti saja, supaya gak antri gila-gilaan. Dan supaya gak ngedumel semacam "Gw capek-capek antri cuma buat film kayak gini?" seusai nonton film.

Tergantung juga apakah anda orang insomnia yang sudah gak tidur 3 hari (yup...kudu minimal 3 hari) dan pengen banget tidur?
Maka...HARUS!!! Anda wajib banget nonton Breaking Dawn klo gitu.  Trust me ;)

TAPI... kalau anda fans berat vampire-vampire karya Anne Rice dan gak tega liat Vampire-Werewolf dibikin galau atau kalau anda gak pernah menonton film 1-3nya, juga kalau anda pengen nonton film ini hanya karena ikut trend saja, maka saran saya hanyalah : KABUR!!!
Serius...cepat-cepatlah kabur dari film ini. Run for your sanity, guys ;)

Quote of the movie:
"No measure of time with you will be long enough. But we'll start with forever"
(Edward Cullen)

Wednesday, October 26, 2011

Breaking Dawn


Uhm....udah lama ya saya gak bikin review yang penuh celaan?
Let's start now ;) *merentangkan lengan kiri - rentangkan lengan kanan - lemaskan kedua jari - kretek - kretek - ah..feel good ^_^*

For Twilight Saga fans, back off please.
If you still insist to read, well..you've been warned
Oh and alsooo...FULL SPOILER!!! (tapi hari gini masak iya masih belum baca nih buku?)

SINOPSIS :

Bila kau mencintai orang yang membunuhmu, kau tak punya pilihan. Bila nyawamu satu-satunya yang harus kauberikan untuk orang yang kaucintai, bagaimana mungkin kau tidak memberikannya? Bagi Bella Swan, mencintai dan dicintai vampir bernama Edward adalah bagaikan khayalan dan mimpi buruk yang dirajut jadi satu ke dalam kenyataan. Bukan itu saja, hubungannya yang sangat istimewa dengan Jacob Black sang werewolf, ternyata menyeret Bella ke pilihan-pilihan pelik yang membuat hati keduanya tercabik-cabik. Tapi konon cinta harus memilih, dan karenanya Bella harus memutuskan. Dan sebagai orang yang sangat mengenal Bella, Jacob tahu persis apa keputusan gadis itu. Lalu sanggupkah Jacob meninggalkan Bella selamanya untuk menyembuhkan luka-luka hatinya sendiri? Dan ketika Bella mencarinya, sanggupkah Jacob mengatakan tidak?

COMMENT :

Selama baca buku ini saya curiga, jangan - jangan saya masochist? Soalnya saya tetap menuntaskan baca buku ini walaupun sebenarnya saya udah eneg, bete dan pengen buanget ngerobeknya.

Tapi saya lebih curiga lagi klo Stephanie Meyer itu sadistis!
Soalnya, saya gak ngerti kenapa Meyer tega ngehancurin masterpiece nya (Twilight) menjadi Breaking Dawn.

Ayo kita mulai dari :
1. karakter paling menyebalkan di buku ini : BELLA!
Halaman - halaman awal buku ini udah bikin saya bete sama Bella. Dia mengeluh tentang mobil sport canggihnya yang diberikan Edward. Dia mengeluh tentang persiapan nikahnya, tentang gaun pengantin dan cincinnya. Dan semuanya cuma karena dia khawatir dengan anggapan negatif orang - orang asing yang (bahkan) dia gak kenal karena dia nikah muda.
Saya jadi kasihan sama Bella karena dia musti menikah dengan orang-yang-dia-cintai-lebih-besar-daripada-hidupnya.

Belum lagi egoisnya Bella yang udah dimulai di buku sebelumnya dan ditonjolkan banget di sini. Dimulai dari perlakuannya ke Jacob.
Di Eclipse, Bella nyadar kalo dia mencintai Jacob tapi gak bisa hidup tanpa Edward. Jadi, dia memilih Edward.
Fine! Gak ada yang salah dengan itu.
Tapi ternyata, Bella gak bisa ngelepasin Jacob, sodara - sodara! Di pernikahannya aja, Bella udah flirting dengan Jacob. Selama kehamilannya, dia merasa gak bisa pisah dengan Jacob, pengen selalu bareng sama dia. Dan keegoisan Bella mencapai puncak waktu dia menamakan bayinya yang belum lahir dengan Edward Jacob.

Edward Jacob??? Seriously... Edward JACOB???
Dan langsung memberi nama seperti itu bahkan tanpa konsultasi dengan Edward? Tidak terpikirkah kalo Edward (mungkin) gak suka dengan nama itu? Is that your child with Edward or your child alone?
I fail to see why Edward and Jacob love this girl so much.

2. Edward..
Siapa pun kamu, anggota team Jacob ato pun team Edward, saya yakin alasan pertama kamu mengikuti Twilight (pada awalnya) adalah Edward.
Edward adalah gambaran paling ideal dari seorang hero di novel romance. Tapi pada akhir saga ini, saya berpendapat Edward bukanlah sosok ideal. Dia seorang masokis yang terobsesi pada Bella. Begitu terobsesinya sampai buta. Dan yang tadinya rada iri sama Bella, saya malah jadi kasihan sama Edward. Bayangin aja, kalimat favorit Edward adalah : "Kalau itu membuatnya bahagia, maka aku akan melakukannya."
*rolleyes* *rolleyeslagi* *ehcopot* ;p

Melalui karakter Edward, saya mendapat pesan : kalo kamu mencintai seseorang, lakukan apa pun yang membuatnya bahagia. Apa? Perasaanmu tersakiti dan harga dirimu terinjak? Gak papa!!! Karena yang terpenting adalah, dia bahagia. Ayo ulangi lagiiii....Yap betuuulll.... Dia bahagiaaaaaaaaa (ini semacam metode brain wash baru versi Meyer) :p

Oh Tante Meyer, kalo kayak gini pendapat Anda tentang cinta, maka saya prihatin dengan Anda.

3. Jacob..
Ini satu lagi karakter masokis dalam saga ini. Kalo saya ketemu Jacob, saya bakal bilang :"Dude, get a life. There're still many girls out there." Trus udah gitu saya mo keplak Jacob bolak balik. Maksudnya biar otaknya kembali ke tengah gitu dan nyadar klo sebenernya si Meyer ini benci banget banget sama Jacob

Yup...pasti Meyer benci banget banget sama tokoh rekaannya ini. Soalnya selain benci banget banget, saya gak menemukan alasan kenapa kok ya ada pengarang yang tega kasi nasib setragis itu ke ciptaannya sendiri.

Oke lah kalo Jacob cinta banget sama Bella, tapi setelah jelas Bella memilih Edward, mestinya Jacob dibiarkan saja menyingkir untuk mengobati sakit hatinya kan? Bukannya disuruh datang lagi dalam hidup Bella dan (kembali) sakit hati melihat kenyataan Bella gak bisa ngelepasin dia tapi juga milih Edward.
Belum lagi soal imprint nya Jacob.
Waktu pertama kali Meyer memperkenalkan konsep imprint, saya sudah excited aja, menduga-duga siapa yang jadi imprint-nya Jacob nanti. Leah mungkin. Ato salah satu temannya Bella. Ato Jane yg di kelompok Aro itu. Ato cewek pemadat. Ato ibu beranak 7. Ato... oke...you get the point.

Tapi kesenangan itu hilang begitu saya tahu dia imprint dengan putri Edward dan Bella.
Oh My God!!! *tepokjidat* *jidatnyaMeyer*
Tepat pada saat saya mikir cerita ini gak bisa lebih kacau lagi, it did.

Maksud saya, kenapa siiihh harus seseorang yang berhubungan dengan Bella? Gak bisakah Jacob mendapat kebahagiaannya tanpa dekat - dekat dengan Bella? Kenapa gak kasi Jacob cewek lain yang hidupnya sungguh sangat menderita? Jadi Jacob bisa berperan sebagai prince charming yang menyelamatkan seorang damsel in distress.

4. The storyline
Di antara semua hal tentang Breaking Dawn, point ke 4 ini yang paling bikin saya kecewa.
Dari sejak awal, kita sudah diberi tahu betapa menderitanya jadi vampire. Bahwa keluarga Cullen, seandainya mereka bisa kembali ke masa lalu, tak akan memilih untuk jadi vampire.

Ini cara hidup yang dikutuk Tuhan. Banyak kekurangan dan derita pada kehidupan vampire apalagi vegetarian vampire kayak keluarga Cullen. Seperti merasa haus dan mesti menahan godaan untuk gak menyerang manusia bahkan saat sedang lapar, Bella musti rela putus hubungan dari keluarganya, dan Bella gak bakal bisa punya anak.

Dan di Breaking Dawn, semua alasan itu dihancurkan dengan sempurna!

Begitu Bella membuka matanya di hari pertama dia jadi vampir, semua lebih indah, lebih berkilau, bahkan Bella pun lebih cantik.

Lalu...secara ajaib, Bella gak merasakan "haus" yang dialami para vampire. Kemampuan untuk mengontrol naluri menyerang manusia yang umumnya dipelajari bertahun - tahun, didapat Bella dengan mudah.

Bella juga gak kehilangan keluarganya. Orang tuanya bisa mengerti perubahannya walau pun gak tahu alasannya. Gak ngerti deh orang tua Bella ini terlalu sayang anak ato malah cuek. Normalnya kan orang tua pasti penasaran kalo ada yang aneh dengan anaknya. Apalagi anak yang segitu disayang kayak Bella.

Dan di atas semua itu, Bella punya anak! Salah satu faktor yang membuat Edward berusaha mencegah Bella jadi vampire dihancurkan di novel ini.

Oh ada 1 lagi.
Ada yang masih ingat kenapa Bella bisa punya anak?
Karena dia ngotot mau berhubungan dengan Edward sebelum dia jadi vampire. Dia takut "human emotion"nya bakal hilang. Ternyata, setelah dia berubah jadi vampire, semua "emotion" itu masih ada, dan bahkan bertambah berkali - kali lipat. Dan semua kenikmatan itu....abadi. Wow... -___-

Di akhir saga ini, saya jadi berpikir : kenapa kita gak jadi vampire aja sih? Hidup tampak lebih indah dan lebih mudah setelah Bella jadi vampire, so kenapa kita (para pembaca) gak bisa mengalami hal yang sama?

Judul Breaking Dawn menggambarkan awal hari yang baru untuk Bella. Dan dalam penjelasannya mengenai cover Breaking Dawn, Meyer menjelaskan klo cover itu menggambarkan transformasi Bella yang awalnya cewek lemah (pion catur) jadi yang paling kuat (ratu).

Saya pribadi berpendapat, cover itu menggambarkan Bella sebagai ratu yang mendapatkan semua yang diinginkannya, dan para pembaca (well...saya sih tepatnya) sebagai pion, yang mukanya merah karena emosi sehabis membaca novel ini.

Rating?
Oh...haruskah ada rating?
Sebenarnya gak pengen. Tapi saya menghargai usaha Meyer untuk menulisnya, lalu usaha penerbitnya. Jadi setengah bintang saja boleh lah ;p

Setengah bintang karena sampai akhir, saya masih gak ngerti apa sih pesan moral yang ingin diberikan Meyer dengan saganya ini?
Ada yang bisa kasih tahu saya?

Tuesday, March 10, 2009

Eclipse

Judul Asli : Eclipse
Judul Terjemahan : Gerhana
Penulis : Stephenie Meyer
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2008
Rating : 2 out of 5 stars

Di antara ke-4 Twilight saga, Eclipse adalah seri yang paling bikin saya eneg dan gak tahan karena di buku ini tergambar jelas betapa egoisnya Bella.

Melanjutkan cerita dari buku ke dua, dimana Bella memilih Edward, maka sekarang dia harus menerima konsekuensinya, yaitu renggangnya hubungan persahabatannya dengan Jacob.
Juga karena sifat Edward yang overprotektif, dia melarang Bella ke La Push (konservasi tempat tinggal suku Jacob) dengan alasan takut Bella gak aman karena dikelilingi para werewolf (Ironis bukan karena Edward beranggapan vampir lebih aman daripada werewolf:p)

Sayangnya, Bella adalah cewek egois nan keras kepala. Semakin keras Edward melarang, semakin keras pula niat Bella untuk bertemu Jacob. Dia bahkan sampai nekat kabur menemui Jacob di saat Edward sedang pergi berburu.
Dan reaksi Edward?
Tetap selembut dan sepengertian biasanya. malah Edward mengakui kalo masalah terbesar dia sehubungan dengan Jacob adalah masalah pribadi dan memberikan full blessing ke Bella untuk berkunjung ke La Push kapan pun dia mau.

Wow...Wow...banget ya punya cowok sepengertian itu. (ato se-masokis itu?)

Cerita pun terus bergulir hingga ke klimaks ketika kasus kriminalitas dan orang hilang terus meningkat di Seattle. Yang sebenarnya terjadi adalah seorang vampir bernama Victoria menciptakan vampir - vampir baru yang liar dan haus darah untuk memburu Bella. Hal ini dilakukan Victoria karena diamasih mendendam terhadap Edward karena telah membunuh kekasihnya James (kisah selengkapnya ada di Twilight).

Tentu saja keluarga Cullen tidak tinggal diam. Mereka pun berusaha menggalang kekuatan untuk melawan vampir ini. Sayangnya, mereka tidak mendapat dukungan dari rekan vampir mereka.
Di saat itulah, Jacob dan kawanan werewolf-nya menawarkan kerja sama dengan keluarga Cullen demi melindungi Bella khususnya dan kota Forks umumnya.

Di sisi lain, Bella pun harus menghadapi konfliknya sendiri.

Yah...one thing lead to another, singkatnya Bella dan Jacob berciuman (dan saya menyadari betapa tricky-nya Jacob dalam hal ini). Dan Bella pun dipaksa untuk menghadapi kenyataan bahwa ternyata dia mencintai Jacob lebih dari sekedar sahabat.
Tepatnya ini kalimat Bella : "Jacob was right. He ’d been right all along. He was more than just my friend. That ’s why it was so impossible to tell him goodbye — because I was in love with him. Too.
I loved him, much more than I should, and yet, still nowhere near enough. I was in love with him, but it was not enough to change anything; it was only enough to hurt us both more. To hurt him worse than I ever had."


Dan sejujurnya, point inilah yang membuat saya bete abis dengan Eclipse. Seakan belum cukup Edward disakiti perasaannya selama ini. Mulai dari menahan diri melihat kedekatan Bella dan Jacob, mendengar keluh kesah Bella tentang Jacob, menghadapi Jacob yang emosional dan selalu beranggapan bahwa Edward membuat kesalahan besar dengan kembali, menahan diri mendengar Bella menyebut Jacob sebagai Jacob-ku, dan sekarang...INI pula!!!

Dan well...si Edward yang kelewat baik itu sama sekali gak marah. Malah dia sangat pengertian.
Dia berkata bahwa Bella adalah manusia dan ada beberapa kebutuhannya yang hanya bisa dipenuhi oleh manusia juga. Edward juga mengerti bahwa sewaktu meninggalkan Bella, dia membuat lubang di hati Bella dan Jacoblah yang menjahit luka itu dengan rapi.
Dan saking baiknya...Edward juga mengatakan bahwa Bella tak perlu memilih. Bahwa Bella dapat memiliki seberapa besar pun bagian dirinya atau malah tidak sama sekali, asalkan Bella bahagia.

Oh geez...
Si Edward ini benar-benar masochist deh aaahh.

Trus si Jacob???
Saya bete sekaligus kasihan sama dia.
Iiiihhh....si Bella ini PHP sekali sih. Kasian kan Jacob, udah di-PHP-in selama 2 buku lebih, di buku ke-3 akhirnya ciuman, eh cuma untuk ditolak.

Senangnya sih...at least reaksi Jacob masih bisa dibilang normal lah. Dia gak yang pengertian dan baik kayak Edward gitu. Dia malah bete banget.
Oke...anggap aja yang kayak gitu normal *kalo gw yang jadi Jacob siiihhh....gw gak bakal seanteng itu*

Dari segi penerjemahan, saya sama sekali gak punya keberatan dengan buku ini. Gaya terjemahannya enak banget, sebagus New Moon.
Dari segi cover, versi Indonesia-nya juga oke. Hanya menggambarkan keadaan gerhana, sesuai dengan judul buku. Cover yang melambangkan perasaan Bella ke Edward yang seperti gerhana hingga menutupi perasaannya ke Jacob.



 Walaupun begitu, cover versi US juga menarik. Di versi US tampak sehelai pita yang hampir putus. Stephenie Meyer mengatakan bahwa pita yang terbelah dua itu menggambarkan bahwa Bella harus memilih antara Jacob dan Edward, juga seutas benang yang menghubungkan kedua bagian pita menggambarkan bahwa Bella tidaklah bisa benar - benar terlepas dari kehidupannya sebagai manusia.

Satu hal yang membuat Eclipse masih terselamatkan (setidaknya menurut pendapat saya) adalah perkembangan plotnya.
Di Twilight dan New Moon, Bella memutuskan untuk menjadi vampir tanpa benar - benar menyadari konsekuensi pilihannya. Di Eclipse, Bella menyadari konsekuensinya dan memutuskan untuk menerima. Semua aspek, cerita, plot dan hubungan di novel Eclipse ini mengacu pada point itu.

Disini juga, Jacob menyadari bahwa Edward adalah obat bagi Bella. Dan dia tak bisa mengalahkan Edward. Sehingga untuk pertama kalinya, Jacob menyadari sebaiknya dia mundur.

Satu hal lagi, sebenarnya melegakan juga (bagi Edward setidaknya) mengetahui bahwa Bella mempunyai pilihan lain. Dia dapat memilih cinta yang lebih mudah bersama Jacob. Cinta yang tidak membuatnya harus mengorbankan keluarga dan masa depannya. Dan tetap saja, dia memilih Edward. Seperti yang Jacob bilang,bahwa setidaknya Bella menyadari perasaannya terhadap Jacob, tahu bahwa dia punya pilihan.

So me (as a reader) could expect a less drama for the next book. Pleaaaaseee...

Quote of the books :
The Clouds I Can Handle, but I Can't Fight with an Eclipse
-Jacob Black-

Tuesday, February 03, 2009

New Moon



 Judul Asli : New Moon
Judul Terjemahan : Dua Cinta
Penulis : Stephenie Meyer
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2008
Rating : 3,5 stars out of 5

Bella merayakan ulang tahunnya yang ke 18 bersama keluarga Cullen. Sayangnya, di pesta itu terjadi kecelakaan yang menyebabkan tangan Bella berdarah. Dan Jasper yang baru mulai berdiet pun langsung kalap, walau sempat ditahan anggota Cullen yang lain.
Ternyata, naluri dasar memang sulit dilawan. Walau pun keluarga Cullen bisa menahan diri untuk tidak menyerang Bella, namun ekspresi lapar sekaligus malu di wajah mereka tak bisa ditutupi. Kecuali Carlisle yang tetap tenang karena sudah terbiasa menghadapi darah dalam pekerjaannya sebagai dokter.

Kejadian ini membuat Edward memutuskan akan terlalu berbahaya bagi Bella bila mereka tetap berhubungan. Demi kebaikan Bella, seluruh keluarga Cullen pindah dari Forks. Edward juga turut pergi, memberikan alasan yang menyakitkan hati, bahwa dia meninggalkan Bella karena ada hal lain yang menarik minatnya kini.

Dan dimulailah hari - hari panjang Bella yang hampa dan malam yang penuh tangis. Bella bergerak seperti mayat hidup hingga membuat ayahnya khawatir.

Kondisi ini bertahan selama 5 bulan, hingga Bella bertemu kembali dengan Jacob Black, cowok Indian teman kecilnya.
Jacob yang periang, berani dan nekat mampu mengembalikan senyum Bella dan memberi tawa dalam hari - harinya.
Dia memahami Bella tanpa Bella perlu mengatakannya. Dia selalu ada kapan pun Bella membutuhkannya. Dan dia juga mengerti bahwa Bella masih sangat mencintai Edward.

Ternyata Bella memang magnet penarik bahaya. Ketika sedang berjalan menuju danau di hutan, Bella bertemu dengan Laurent, seorang vampir yang hendak menyerangnya. Bella kemudian ditolong oleh sekawanan serigala besar.
Belakangan diketahui, bahwa serigala besar itu sebenarnya manusia serigala yang merupakan kemampuan khusus yang diwariskan dalam suku Jacob.
Disinilah dijelaskan lebih dalam tentang sejarah antara manusia serigala dan vampir yang merupakan musuh bebuyutan.

Di hari - harinya yang selalu memikirkan Edward, Bella menyadari bahwa saat melakukan tindakan nekat, dia bisa mendengar "suara" Edward yang memberi saran padanya agar tetap aman. (Yah...rupanya rindu yang teramat sangat bisa membuat orang menjadi berdelusi). Dan karenanya, Bella pun senang melakukan olah raga nekat seperti kebut-kebutan dari motor dan terjun dari tebing.

Alice yang punya kemampuan melihat masa depan, melihat Bella terjun dari tebing dan mengira Bella berusaha bunuh diri. Hal ini sampai ke Edward.
Edward, yang mengira Bella telah meninggal, memutuskan untuk pergi ke Volterra, sebuah kota di Itali yang dikuasai keluarga vampir bangsawan Volturi. Tujuan Edward adalah agar keluarga Volturi membunuhnya.
(Bagaimana dan kenapa Edward memutuskan ke sana sebaiknya dibaca langsung di bukunya).

Maka Alice dan Bella pun pergi ke Volterra, berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Edward. Dan untuk membawa kembali matahari Bella dalam hidupnya.

Saya jauh lebih menyukai buku kedua ini dibanding yang pertama baik dalam versi terjemahan maupun versi asli.
Kisah ketegangannya mengena dan terjaga, meskipun kurang detil .Klimaksnya saat Bella berada di sarang Vampir di Italia pun terasa kurang.
Well..mungkin Stephanie Meyer memang tidak ingin mengumbar kekerasan dan kengerian disana-sini, secara ini novel roman dan bukannya action macam Dracula-nya Bram Stoker.

Gaya penerjemahan di buku kedua ini juga enak dibaca. Terasa mengalir dan kena banget.

Covernya pun menarik. Saya malah lebih suka melihat cover New Moon versi terjemahan yaitu gambar bulan baru. Cocok dengan judul novelnya.

new moon


Cover versi USnya sendiri menggambarkan tulip yang koyak dan berdarah. Entah apa maksudnya, karena Stephanie Meyer mengatakan dia tak terlibat dalam pemilihan cover kali ini.
Well...menurut tebakan saya yang sok tahu sih, tulip itu menggambarkan perasaan Bella ke Jacob yang selamanya memang hanya akan kuncup (seperti Tulip), dan bahkan tulip itu pun sudah terkoyak dan berdarah.

Yang sedikit gak sreg dari versi Indonesia adalah judulnya.
Meyer memberi judul New Moon karena "new moon" atau bulan baru menggambarkan satu fase bulan yang berlawanan dengan bulan purnama. Itu adalah saat matahari terletak berseberangan dengan bulan hingga bulan tak terlihat. Malam seperti itu adalah malam yang paling gelap. Ini menggambarkan masa hidup tergelap Bella.
Entah kenapa, GPU menerjemahkan New Moon sebagai Dua Cinta.
Jauh banget ya dengan makna yang dimaksudkan Stephenie Meyer :p

Rating saya 3,5 bintang dari 5 untuk New Moon versi US karena covernya yang standar. Dan 3,5 bintang juga untuk versi terjemahan karena saya masih gak terima dengan penerjemahan judul New Moon menjadi Dua Cinta ;D
Quote of the book:
Before you my life was like a moonless night. Very dark, but there were stars-points of light and reason. And then you shot across the sky like a meteor. Suddenly everything was on fire; there was brilliancy, there was beauty. When you were gone, when the meteor had fallen over the horizon, everything went black. Nothing had changed, but my eyes were blinded by the light. I couldn’t see the stars anymore. And there was no more reason for anything."
-Edward Cullen-

Thursday, January 15, 2009

Twilight


rembang petang

Twilight berfokus pada Bella Swan yang pindah dari Florida yang hangat ke kota Forks yang muram dan berkabut.
Di kota itu, Bella bertemu seorang cowok mempesona dengan kulit porselen, sepasang mata keeemasan, dan suara merdu serta aura misterius. Saking misteriusnya, Bella sampai penasaran pengen mengungkapkan rahasia Edward.

Dan ternyata rahasia Edward memang gak terduga. Edward adalah seorang vampir. Namun berbeda dengan vampir pada umumnya, Edward dan keluarganya adalah vampir vegetarian, yaitu mereka hanya meminum darah hewan dan bukan darah manusia (Yap...ini memang definisi vegetarian yang aneh).
Dan ada beberapa vampir yang memiliki kemampuan khusus seperti Edward yang bisa membaca pikiran, Alice (saudara Edward) yang bisa melihat masa depan dan Jasper (pasangan Alice) yang punya aura "menenangkan".

Seperti yang bisa diduga, Edward dan Bella pun jatuh cinta dan menjalin hubungan seru nan terlarang antara vampir dan manusia.
Cerita mencapai puncaknya saat Bella dijadikan target mangsa oleh seorang vampir pemburu bernama James. Tentu saja, seluruh keluarga Cullen bersatu padu melindungi Bella. Dan dimulailah pertarungan vampir yang seru.

Alur cerita di buku pertama ini agak lambat di awalnya. Terlalu berputar - putar di monolog Bella tentang rasa penasarannya ke Edward. Alur mulai menjadi agak cepat ketika Bella mengetahui rahasia Edward. Dan saya baru bisa hooked up, setelah kisah sampai di bagian pelarian diri Bella.

Gaya terjemahannya juga kurang menarik. Untunglah saya sudah membaca versi Inggrisnya terlebih dulu (dan sudah tahu bahwa buku ini sebenarnya menarik), sehingga saya bisa bertahan membaca versi terjemahannya sampai adegan serunya.

Kekecewaan kedua saya pada Twilight versi Indonesia adalah covernya. Apa sih sebenarnya makna cover itu?
Siapa sih cewek rambut pirang yang ada di cover itu? Bella-kah? Tapi kenapa rambutnya pirang? Bukankah rambut Bella semestinya dark brown?

twilight


Bandingkan dengan cover Twilight versi US. Di cover itu digambarkan sepasang tangan sedang menangkup sebuah apel. Apel itu menggambarkan buah terlarang yang merupakan simbol dari cinta terlarang Edward dan Bella. Sepasang tangan yang menangkup apel menunjukkan bahwa Bella menyadari pilihannya untuk mencintai Edward terlarang, namun toh dia bertahan di pilihan itu.

Sungguh arti cover yang menarik bukan?

Karena alasan - alasan di atas itu, saya memberi 2,5 bintang kepada Twilight versi terjemahan Indonesia, namun 3 bintang untuk Twilight versi US.
Quote of the book :
When life offers you a dream so far beyond any of your expectations, it’s not reasonable to grieve when it comes to an end.
-Bella Swan-