Tuesday, January 31, 2012

Godaan Di Senja Hari

Judul asli : Tempt Me At Twilight
ISBN/EAN : 9789792260403 / 9789792260403
Author : Lisa Kleypas
Publisher : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish : 03 Agustus 2010
Pages : 424
Dimension (mm) : 140 x 210

Ini buku kiriman Secret Santa-ku, Mbak Desty Nugrainy. Pertama buka bungkusannya langsung cengar-cengir karena mikir : "Yeeaayyy...historical romance-Lisa Kleypas-Hathaways-Belum punya."
Tapi di sisi lain juga mikir : "Eng...ini buku ke-3 kan? Susah nih ngereview buku ke-3." *elusJidat*
Yup...kelemahan saya emang ngereview buku berseri. Saya lebih suka membacanya ampe habis dan memposting reviewnya sekaligus (itu pun kalo gak keburu males bikin :D). Jadi...kiriman dari Secret Santa-ku ini jadi semacam tantangan tersendiri. Makasih, Secret Santa ^__^

Seperti yang saya bilang di atas, Godaan Di Senja Hari ini adalah buku ke-3 dari serial Hathaways yang bercerita tentang liku percintaan Hathaway bersaudara. Keluarga Hathaway dikenal sebagai keluarga bangsawan yang eksentrik. Mereka tidak terlalu patuh pada aturan aristokrat dan wanita-wanitanya dikenal pintar yang mana suatu kekurangan lumayan fatal (di jaman itu, pria kurang suka wanita pintar sebagai istri, takut memberontak mungkin). Hal inilah yang membuat wanita Hathaway (walaupun punya maskawin yang besar) rada sulit laku di bursa perjodohan.

"Peluangnya memperoleh pernikahan yang pantas akan lenyap--hanya karena musang."

Dan dengan kalimat itu, dimulailah kisah tentang Poppy, putri ketiga keluarga Hathaway.
Poppy sangat mencintai keluarganya yang unik, namun dia terus memimpikan hidup yang normal, damai (ato singkatnya: hidup yang boring) dan menikah dengan pemuda dari keluarga terhormat. Impian itu terancam hancur bila surat cinta dari Michael Bayning (kekasih rahasianya) tersebar kemana-mana. Sialnya, saat ini surat itu sedang dipegang Dodger, musang peliharaan adiknya. Dan sudah jelas, Dodger tak mengerti tingginya level kerahasiaan surat itu.

Pengejaran itu membawanya berkenalan dengan Harry Rutledge. Perkenalan yang menjungkirbalikkan semua rencana Poppy.
Sejak awal bertemu, Harry sudah tertarik kepada Poppy dan bertekad memilikinya walau pun harus melakukan segala cara. Dengan cara licik, Harry berhasil memisahkan Poppy dan Michael. Dan lewat suatu insiden, Harry berhasil menyudutkan Poppy hingga gadis itu terpaksa menikah dengannya.

Namun, tak ada rahasia yang tak terungkap.
Di hari pernikahan mereka, Michael datang dan mengungkapkan segala kecurangan Harry. Walau marah, Poppy memilih tetap menjalankan rencana menikah dengan Harry, basically choosing the lesser of two evils. Dan dimulailah pernikahan yang aneh itu. Pernikahan yang memaksa mereka berdua untuk membuka diri dan hati serta belajar memaafkan.
"Aku tidak akan pernah menyesalinya. Karena jika aku tidak melakukannya, kau miliknya sekarang. Padahal dia hanya menginginkanmu jika itu mudah baginya. Tapi aku menginginkanmu dengan cara apa pun yang aku bisa. Aku menginginkanmu karena tidak ada orang lain yang seperti dirimu, dan aku tidak pernah ingin memulai hari tanpa melihatmu."
-Harry Rutledge-
I love this book.
Suka sama karakter Harry yang tegas, dewasa, tahu apa yang dia mau walopun di dalamnya selalu ada sosok bocah kesepian. Yang paling saya suka adalah : Harry gak munafik. Dari sejak awal pun dia udah ngaku kalo dia memang bukan orang yang baik dan karenanya tak bisa diharapkan menjadi "saint". Soal mengubah seorang villain jadi hero dan membuat pembaca jadi bersimpati pada sang "hero" memang Kleypas jagonya.

Suka juga sama karakter Poppy yang rasional dan berkepala dingin. Semarah apapun Poppy, dia bisa mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu masalah. Dari semua karakter heroine-nya Kleypas, Poppy masuk dalam daftar favorit saya. Kekurangan Poppy itu di sifatnya yang terlalu baik, bahkan kepada mantan pacarnya dan kadang rada naif.

Suka juga sama karakter-karakter pendukung yaitu anggota keluarga Hathaway lainnya. Suka sama kekompakan dan kasih sayang yang kental antara mereka. Suka dengan rahasia Catherine yang semakin terungkap. Dan yang paling saya suka, disini kita bisa melihat chemistry Leo dan Catherine yang semakin terbentuk. Prekuel yang bagus untuk buku berikutnya (Married By Morning) yang menceritakan Leo-Cath.

Suka sama endingnya yang (walaupun) tertutup, tapi bikin penasaran untuk baca buku lanjutannya.

Untuk versi Indonesia ini, saya juga suka covernya yang menggambarkan suasana senja dan bangunan besar yang saya anggap sebagai hotel Rutledge. Suka warna covernya yang bernuansa pink-ungu itu. Cantik banget :D

Yang saya kurang suka adalah proses menuju endingnya. Somehow, rasanya agak terburu-buru. Setelah santai dan ringan di awal, pas mendekati konflik akhir kok jadi makin cepat ya? Penyelesaiannya pun terasa agak diburu-buru. Tapi sungguh, itu kekurangan yang kecil dibanding nilai keseluruhan cerita ini.
"Kau tahu apa itu roda penyeimbang? Ada satu roda seperti itu di setiap jam dinding atau jam tangan. Roda itu berputar maju dan mundur tanpa berhenti. Itu yang menghasilkan suara berdetik, yang membuat jarum jam bergerak maju menandai menit. Tanpa roda itu, jam itu tidak akan bekerja. Kaulah roda penyeimbangku,Poppy."
-Harry Rutledge-
Saya sudah baca kelima serial dalam versi ebook-nya, tapi baca versi terjemahan ini bikin saya penasaran untuk membaca dan mengoleksi lima seri terjemahannya (Hehehe...mbak Desti menambah target buku yang harus saya beli di 2012 ini :D).

Karenanya saya kasi 3,5 bintang untuk Godaan Di Senja Hari versi GPU ini. Tiga bintang untuk ceritanya dan setengah bintang lagi untuk cover dan terjemahannya yang bagus banget itu. Kenapa ceritanya cuma 3 bintang? Karena yah...gak sreg sama konfliknya yang kurang tajam dan penyelesaiannya yang rada terburu-buru.

Quote of the book:
 
Poppy Hathaway : “Aku tidak akan pernah lupa kau merampas pria yang kucintai dan menempatkan dirimu di tempatnya. Aku tidak yakin bisa memaafkanmu sampai kapan pun. Satu-satunya yang kuyakini adalah aku tidak akan pernah mencintaimu. Apa kau masih ingin menikah denganku?”
Harry Rutledge : "Ya. Aku tidak pernah ingin dicintai. Tuhan pun tahu tidak seorang pun pernah mencintaiku."

Thursday, January 19, 2012

24, Senarai Kisah dari Kampung Fiksi

Judul :  24, Senarai Kisah dari Kampung Fiksi
Penulis : Deasy Maria, Endah Raharjo,(G) Gratcia Siahaya, Indah Widianto, Meliana Indie, Ria Tumimomor, Sari Novita,Winda Krisnadefa
Published : May 2011 
Penerbit : Kampung Fiksi
ISBN : 9786029922


Saya suka membeli buku kumpulan cerita, tapi paling males bacanya. Soalnya cerita yang pendek-pendek gitu selalu bikin saya cepat bosan. Waktu BBI berencana posting review kumcer, saya langsung mendaftarkan diri. Lumayan juga sebagai cara untuk mengurangi tumpukan kumcer.

24 ini merupakan kumcer terbitan Kampung Fiksi, sebuah komunitas kepenulisan di dunia maya. Sesuai judulnya, 24 berisi 24 cerpen buah karya 8 penari kata. Bukunya dibagi menjadi 5 segmen : Pagi, Siang, Senja, Malam dan Tengah Malam.

Jujur aja, saya gak ngerti maksud dari pemisahan segmen ini, juga alasan masing-masing cerpen dimasukkan ke segmen tertentu. Mungkin dibagi berdasarkam kisah yang seringan pagi, seterang siang, selembut Senja, semisterius Malam dan semencekam Tengah Malam. Yah...mungkin saja begitu.

Yang pasti, kedelapan penulis mengedepankan sisi psikologi dari tiap ceritanya. Mengajak berpikir, menerka, berimajinasi, mengerutkan kening, menjelajah alam imajinasi, dan bahkan akan mengundang bulu kuduk berdiri.

Saya suka paradox di buku ini. Dari cerita seringan "Cupcake Cinta", kita diajak menelusuri kemisteriusan persahabatan di "Friends Forever". Lalu dari kisah khayal semacam "Bertualang Dalam Lamunan", kita dibawa mendalami realitas hidup gadis desa dalam "Sri Dan Merapi". Dan keengganan seorang gadis untuk menikah walau telah lama berpacaran dalam "Bagai Shabu Shabu" dan keengganan seorang istri untuk diceraikan dalam "Bibir".

Favorit saya adalah "Friends Forever" karya Ria Tumimomor, "Tujuh Korban Rambutku" karya Winda Krisnadefa, dan "Akhir Sebuah Perjalanan" karya Deasy Maria.
Sedikit sinopsis dari 3 kisah di atas :
- Friends Forever : "Aku sudah lama kesepian di rumah ini. Sampai Ronny pindah ke rumah seberang dan bersedia jadi teman mainku. Horee...sekarang kami bisa bermain bersama, naik ayunan dan tertawa bersama walaupun bibi di rumah sebelah selalu melotot pada kami. Tapi...bagaimana kalau orangtua Ronny mengajaknya pindah rumah lagi? Apa yang harus kulakukan? Aku tak mau sendiri."
_ Tujuh Korban Rambutku : "Rambutku memang keren. Aku sangat bangga karenanya. Kalau aku harus memilih kamu atau rambutku, aku pasti memilih rambutku. Bahkan pacarku pun kalah penting. Sekarang, dimana bisa kutemukan seorang pacar yang bisa mengerti aku dan rambutku?"
_ Akhir Sebuah Perjalanan : "Nasibku memang pilu. Dimulai di sebuah gedung besar, dikirimkan ke seorang bapak perlente. Aku sudah bahagia dengannya, namun setelah puas dia menikmatiku, dibiarkannya aku terlunta di jalan. Lalu kemana aku harus melabuhkan nasib? Ke salah satu orang yang ramai lalu lalang inikah? Namun mereka mengacuhkan aku. Atau ke gelandangan tua ini yang tampak sangat bersyukur mendapatkanku?"

Kekurangan buku ini pada typo serta font yang kecil, membuat mata saya cepat lelah kala membacanya >.<  . Lalu covernya yang kurang bikin penasaran. Maklumlah, saya kan juga menilai buku dari covernya. (Iya... I'm that shallow).
But overall, 2,5 bintang untuk kumcer ini.

Monday, January 16, 2012

Graceling

Judul asli : Graceling
Author : Kristin Cashore
Penerjemah : Poppy D Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 496
Published : December 2011
ISBN 13 : 9789792278224

Graceling adalah cerita tentang Katsa yang mampu membunuh orang hanya dengan tangan kosong sejak dia berumur 8 tahun.
Katsa tinggal di dunia 7 kerajaan, di mana sangat jarang terjadi, ada orang dilahirkan dengan keterampilan  ekstrim yang disebut Graceling. Para Graceling ditakuti sekaligus  dimanfaatkan di dunia itu. Tidak terkecuali Katsa, yang diperintahkan untuk melakukan pekerjaan kotor (penyiksaan dan hukuman) untuk pamannya, Raja Randa dari Middluns.

Sampai dia bertemu Po, seorang asing yang misterius, yang juga Graceling Petarung dan orang pertama yang berani menantangnya berkelahi.

Dengan segera, Po dan Katsa bersahabat erat dan menemukan kenyataan tentang kemampuan Graceling mereka yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, juga kenyataan tentang satu sama lain dan tentang bahaya mengerikan yang menyebar perlahan-lahan dan dapat menghancurkan 7 kerajaan. Berdua, Katsa dan Po berusaha mengalahkan si sumber bahaya. Walau tak akan mudah, karena kali ini musuh mereka mempunyai bakat yang begitu kuat hingga dapat mengalahkan Katsa.
“When a monster stopped behaving like a monster, did it stop being a monster? Did it become something else?”
-Katsa-
Saya adalah orang yang visual. Karenanya, membaca cerita berlatar sebuah dunia fiktif sejujurnya melelahkan. Sebelum membaca, saya akan menghafal letak para negara di peta dunia fiktif tersebut, termasuk letak sungai dan gunung. Lalu sepanjang membaca buku, setiap kali si penulis mendeskripsikan dunia karangannya, saya turut mengkhayalkan sampai ke bagian terkecil, juga turut melirik peta yang dibuat pengarang demi mengecek apakah khayalan saya sudah sesuai.
Melelahkan bukan?

Bagusnya, dengan Graceling saya tak mengalami masalah serupa. Selain karena peta yang simpel, pemilihan nama-nama kerajaan juga memudahkan saya dalam mengingat letak masing-masing negara. Contohnya saja kerajaan Estill yang terletak di timur (east), Sunder di selatan (south), Nander di utara (North), Wester di barat (west) dan..coba tebak kerajaan apa yang terletak di tengah? Yap...Middluns alias middle. Ini artinya, 1 point untuk dunia 7 kerajaannya Graceling.

Point kedua terletak di karakterisasi para tokoh.
Katsa itu mandiri, ganas dan kuat secara fisik, bahkan lebih kuat daripada Po.
Bagusnya, Po tak berkecil hati karenanya. Po tak terintimidasi dengan bakat Katsa. Dia juga sangat memahami jiwa Katsa dan karenanya membiarkan Katsa melakukan apa pun selama Katsa bahagia. Baginya, Katsa adalah kucing liar yang hidup bebas di alam. Dan tak ada yang boleh merubah itu, bahkan tidak juga Po. Terharu waktu Po bilang : "Aku akan menyerahkan diriku kepadamu tidak peduli kau ingin aku menjadi apa."

Dan Katsa, walau pun secara fisik dia lebih kuat, namun secara mental, dia lebih rapuh daripada Po. Katsa butuh Po untuk mengajarkan bahwa monster sekali pun pantas dicintai dengan tulus. Katsa juga butuh Po untuk menenangkan hatinya yang resah dan sebagai rumah untuk pulang kapanpun dunia terasa melelahkan.
Chemistry yang seperti ini di antara mereka meyakinkan saya bahwa Katsa dan Po memang soulmate.

Karakter sekunder seperti Bitterblue dan Raffin juga menarik. Cashore menggambarkan Bitterblue sebagai gadis cerdas dengan kebijaksanaan melebihi anak umur 10 tahun pada umumnya. Gak wajar sih tapi bisa dimaklumi mengingat kondisi lingkungan yang menuntutnya untuk dewasa lebih cepat. Raffin, sepupu Katsa dan calon raja Middluns, juga karakter yang saya sukai. Sayangnya Raffin kurang berperan disini. Semoga di buku berikutnya (Bitterblue), Cashore memberi porsi lebih pada Raffin.
"I know you're teasing me. And you should know I'm not easily humiliated. You may hunt for my food, and pound me every time we fight, and protect me when we're attacked, if you like. I'll thank you for it."
-Po-
Dua point ini saja sudah membuat saya betah membaca Graceling walau pun buku ini sebenarnya bermasalah dengan alurnya yang lambat.
Adegan pembukanya seru, pembaca langsung disuguhi dengan Katsa yang sedang beraksi. Lalu perkenalan dengan Po dan ketertarikan instan di antara mereka. Dan alur yang berjalan cepat ini tetap dipertahankan sampai Po dan Katsa bertemu lagi.

Dari situ, adegan bergulir lambat. Cashore berlama-lama menggambarkan pergulatan batin Katsa, juga lambat dalam membangun romansa Po dan Katsa, sampai membuat pembaca geregetan. Tapi setelah bersabar melewati, alurnya akan kembali cepat. Hingga tak terasa, sudah sampai di klimaks, kemudian adegan penutup. Pada adegan penutup, Cashore memberi twist pada ceritanya.
Dan baru saat itu, saya mengerti mengapa Cashore perlu berlama-lama di awal. Karena Cashore perlu membangun chemistry antar Katsa dan Po. Cashore juga perlu membangun rasa percaya yang kuat antar mereka berdua, hingga tak ada pembaca yang meragukan ketulusan janji Katsa dan keteguhan Po pada keputusan yang mereka buat di akhir cerita.
"I love you," he said. "You're more dear to my heart than I ever knew anyone could be. And I've made you cry; and there I'll stop.”
-Po-
Bagaimana dengan endingnya? Ah...it's bittersweet for me.
Gak rela Cashore menutup kisah Katsa dan Po dengan cara begitu. Sisi romantis saya menginginkan ending ala Cinderella dengan prinsip "live-happily-ever-after". But it would be so predictable. Dan itu bukan gaya Katsa. Dia bukanlah orang yang mau mengubah prinsipnya demi orang lain. Lagipula sekali pun Katsa bersedia, Po tak akan membiarkannya.
Di sisi lain ending itu juga sweet, karena menunjukkan kuatnya ikatan dan kepercayaan Katsa dan Po terhadap satu sama lain. Berapa jauhnya hubungan mereka berkembang dibandingkan awal cerita.

Dan ending yang seperti itu menggugah rasa penasaran saya pada kelanjutan nasib Katsa dan Po. Penasaran yang cukup besar hingga membuat saya berniat membaca Bitterblue (bagaimana pun ceritanya nanti), karena saya ingin melihat kelanjutan kisah Katsa dan Po. Toh Cashore sudah berjanji mereka berdua akan muncul lagi di Bitterblue.

Untuk terjemahannya, gak ada masalah sama sekali. Dari awal tahu kalau penerjemahnya adalah Poppy D Chusfani, saya sudah yakin gak bakal ada masalah. Saya juga suka covernya. Permainan warna ungu dan jingga di latar belakang serta ilustrasi gadis perkasa di cover depan terasa "kena" untuk cerita ini.
"One man loves you wholeheartedly. He follows you around like a shadow everyday
That man is laughing though inside he's crying.
That man has many stories that he can't even tell his best friend. That's why that man
love you, because you are just same as him."
Hyun Bin - That Man
Itu adalah lagu yang terus bermain di benak saya saat membaca bagian pertama buku ini. Dan di ending, justru lagu Breathless-nya Better Than Ezra-lah yang mengalun. Ah senang sekali. Sudah lumayan lama sejak terakhir saya ketemu buku yang "bernyanyi".

Untuk ini semua, saya kasih 4 bintang untuk Graceling. Karena banyak novel fantasi bagus di luar sana, tapi tak banyak dari mereka yang bernyanyi. Ditambah setengah bintang untuk terjemahan dan cover-nya.

"I thought you'd want to know. 
That when you feel the world is crashing, all around your feet
Come running headlong into my arms"

Better Than Ezra - Breathless

Monday, January 09, 2012

Hex Hall

Judul asli : Hex Hall
Penulis : Rachel Hawkins
Penerbit: Ufuk Press
ISBN: 978-602-9346-10-7
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Halaman: 424 halaman
Terbit: November 2011

Sophie Mercer dilahirkan dari ayah warlock dan ibu  manusia. Namun dia tak mengetahui fakta itu sampai umur 12 tahun, ketika kekuatan sihirnya muncul untuk pertama kalinya. Karena salah merapal mantra di prom, Dewan (tetua bangsa sihir) memutuskan agar Sophie dimasukkan ke Hex Hall, sekolah khusus bagi anak-anak bandel Prodigium, sebutan untuk kaum penyihir, peri, vampir, warlock dan shapeshifter.

Meski awalnya enggan bersekolah disana, namun Sophie mendapatkan banyak pengalaman baru. Pertama kalinya punya sahabat cewek walaupun sang sahabat, Jenna, adalah vampir yang dijauhi satu sekolah. Pertama kalinya juga merasakan dimusuhi tiga penyihir berwajah supermodel dan pertama kalinya naksir sama warlock ganteng, Archer, yang sialnya pacar salah satu penyihir-berwajah-supermodel itu.
In short, life's "good"...life's fun.

Suasana berbalik ketika seorang murid ditemukan terluka parah; terdapat luka berbentuk dua lubang kecil di leher yang tampak seperti bekas gigitan vampir. Hal ini membuat Jenna, sahabat Sophie, menjadi tertuduh. Saat pelakunya belum terungkap, terjadi lagi serangan berikutnya. Kali ini, Dewan memutuskan untuk me-rumah-kan Jenna.
Karena tak percaya Jenna adalah pelakunya, Sophie memutuskan untuk menyelidiki masalah ini.
Tanpa menyadari, bahwa pelakunya justru orang terdekat. Juga bahwa pengungkapan misteri ini akan mengungkap rahasia besar tentang keluarga dan dirinya.
"'Now, Sophia, would you care to tell me why you're here by the pond instead of reporting to your next class?'  -Mrs.Casnoff-
'I'm experiencing some teenage angst, Mrs. Casnoff,' I answered. 'I need to, like, write in my journal or something.'" -Sophie Mercer-
Saya suka karakter-karakter di buku ini.
Seperti karakter Sophie yang berani dan sarkastik. Sarkasmenya itu yang membuat buku ini enak dibaca. Dan sarkasme itu jadi ironis karena Sophie juga orang yang naif. Singkatnya, dia gak sempurna. And that's good :).
Jenna si vampir yang kesepian mencuri perhatian saya meski belum bisa sayang padanya. Soalnya, Jenna sukarela jadi vampir, eh belakangan malah menyesali keputusannya dan "marah" pada lingkungan yang mendiskriminasinya. Well Jenna, vampire really is different. Don't you know that? Tapi, saya penasaran melihat perkembangan karakter Jenna di buku kedua.

Buat saya, Archer nggak menarik. Okay...dia ganteng,hot, asyik, populer, dll. Tapi dia gak bikin saya tertarik dan malah heran kenapa Sophie segitu naksirnya.
Nah karakter Cal malah bikin saya penasaran. Si pengawas sekolah yang ganteng dan misterius itu lebih menarik buat saya. Cal belum banyak berperan di sini, tapi  saya punya feeling nantinya Cal berperan besar.

Untuk tokoh pendukung, kepala sekolahnya, Mrs. Casnoff, menarik. So far imagenya tegas dan gak neko-neko seperti Prof. McGonnagal-nya Harry Potter. Tapi rasanya sih dia gak "selurus" itu.

Saya suka pace-nya yang pas, dalam artian gak terlalu cepat tapi juga gak lelet.
Dan suka juga dengan twist di tengah cerita. Ada yang terprediksi, tapi ada yang enggak. Dan untunglah, endingnya bagus. Bagus karena bikin penasaran buat baca lanjutannya.
“I scowled. Being manipulated has always been one of my least favorite things. Right up there with snakes. And Britney Spears. “
-Sophie Mercer-
Dan yang saya gak suka adalah klisenya (>.<).
Magical boarding school. Tokoh  utama yang gak tahu apa-apa tentang kekuatannya. Gets on wrong side of popular bitches on day one. Naksir cowok terganteng di sekolah (di hari pertama juga). Sialnya, si cowok itu pacar cewek populer.
D'uh...Unsur kayak gitu ada di hampir semua novel genre YA dan/atau fantasi. Harry Potter, Vampire Academy, Evernight, sedikit Twilight, dll-dst-etc.
Tipikal banget sih :s

Saya bahkan rada bisa memprediksi lanjutan ceritanya. Ini tebakan saya (nanti dicocokkan setelah baca yang ke-2 dan 3) :
- Cal itu ternyata tunangan Sophie. Oya lupa bilang, di dunia Prodigium ada tradisi ditunangkan waktu umur 12 tahun. Cuma tunangan lho, bukan berarti kawin paksa. Trus dia naksir Sophie
- Tapi Sophie tetap suka sama Archer. Karena si Cal tulus, Sophie jadi bimbang
- Ujung-ujungnya, toh Sophie tetep jadian sama Archer juga.
- Sophie gak jadi ketua Dewan. Mungkin aja pada akhirnya dia ikut pemunahan bareng sama Archer.

Hmm...itu sekedar prediksi asal-asalan. Mudah-mudahan salah semua. Semoga ada twist-twist lain nanti.
Pokoknya saya sabar aja nunggu buku ke-2 (Demon Glass) versi terjemahan terbit. Karena, walau pun saya penasaran, tapi gak segitu penasarannya buat cari ebook-nya.
"I opened my eyes to stare at a bright blue tulle monstrosity with a skirt that would hit me at mid thigh. I'd look like the really slutty bride of Cookie Monster."
-Sophie Mercer-
Secara fisik, covernya bagus sih. Dan setelah baca ampe akhir, saya ngerti makna covernya.
Tapi klo untuk kesan pertama, saya gak bakal tertarik klo cuma liat cover. Soalnya, buku ini tampak seperti genre teenlit biasa dan bukannya fantasi. Dibutuhkan baca sinopsis dan intip Goodreads sebelum saya memutuskan beli buku ini.

Suka sama pilihan font-nya Ufuk, besar, jelas dan mudah dibaca. Juga terjemahan yang oke karena sarkas dan witty-nya Sophie bisa tersampaikan dengan baik, sama seperti di buku aslinya. Sayang masih ada beberapa kata yang sepertinya lebih bagus tetap dibiarkan dalam bahasa inggris.

So, to summarize it all : cerita yang ringan, santai dengan karakter menyenangkan dan cerdas : 3 bintang. Ditambah 1/2 bintang lagi untuk font dan terjemahan-nya. Total 3,5 bintang. Buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca penggemar fantasi :).

Friday, January 06, 2012

5 Best Book Boyfriend of All Time

Ini postingan bersama member BBI. Ketika pertama diajakin, dengan PD dan gagah berani saya langsung bersedia buat ikutan. Waktu itu sih rasanya banyak banget nama yang bisa dimasukkan dalam list. Tapi pas nulis sekarang ini, kok langsung blank ya?(^o^)
So...this maybe not the top 5, maybe I'll have another top 5 someday, but I definitely would fall for these guys (if I happen to meet them in real life) anytime ^__^

And here they are (in alphabetical order) :


1. Adam Wilde
Ah rocker galau tapi gak menye ini. Siapa sih penggemar If I Stay dan Where She Went yang gak jatuh cinta padanya? Cinta dan kesetiaannya pada Mia, dukungannya yang tak putus  bahkan saat gadis itu meninggalkannya emang bikin semua hati perempuan klepek-klepek (termasuk saya). Susah menjabarkan kualitas Adam dalam 1 post ini (soalnya bisa penuh), tapi beberapa petikan lagu karangan Adam di bawah ini mungkin bisa membantu:
"Are you happy in your misery? Resting peaceful in desolation?
It’s the final tie that binds us. The sole source of my consolation"
Shooting Star - Blue 
"I'll be your mess,you be mine. That was the deal that we had signed
I bought a hazmat suit to clean up your waste. Gas masks,gloves,to keep us safe
But now I'm alone in an empty room. Staring down immaculate doom."
Shooting Star - Messy


2. Cam Rohan
Rohan adalah gipsi playboy yang berjiwa bebas walaupun hidup di kalangan aristokrat Inggris. Itu sebelum dia bertemu dan jatuh cinta dengan Amelia Hathaway.
Saya suka dengan karakter Rohan yang "family man" banget. Dia menjaga dan melindungi seluruh keluarga Hathaway walau pun gak punya hubungan darah langsung dengan mereka juga tak keberatan waktu Amelia terbagi antara dia dan keluarganya. Dan saya suka banget sama kalimat Rohan yang ini :
"Marry me, Amelia. You're what I want. You're my fate. Say yes. Say it, Amelia, and save me from ever having to spend a night with another woman.
I'll sleep indoors. I'll get a haircut. God help me, I think I'd even carry a pocket watch if it pleased you."
Aww...how could a woman say no when a guy intended to change his way of life just to fit hers? ;)



3. Mr. Darcy
Saya kenal Mr. Darcy sejak umur 12 tahun and had fallen for him ever since :D.
Karakternya yang gentleman, cool tapi pengertian dan sayang keluarga itu bikin meleleh deh. Cobalah googling, pasti nemu banyak banget fanbase Mr. Darcy ini. I'm not alone on this. Hehehe....
Suka sama kalimat Mr. Darcy yang ini :
"But that was only when I first knew her, for it is many months since I have considered her as one of the handsomest women of my acquaintance."

Dan percakapannya yang ini (di versi film-nya) :
Mr. Darcy: How are you this evening, my dear?
Elizabeth Bennet: Very well... although I wish you would not call me "my dear."
Mr. Darcy: Why?
Elizabeth Bennet: Because it's what my father always calls my mother when he's cross about something.
Mr. Darcy: What endearments am I allowed?
Elizabeth Bennet: Well let me think..."Lizzie" for every day, "My Pearl" for Sundays, and..."Goddess Divine"... but only on *very* special occasions.
Mr. Darcy: And... what should I call you when I am cross? Mrs. Darcy...?
Elizabeth Bennet: No! No. You may only call me "Mrs. Darcy"... when you are completely, and perfectly, and incandescently happy.
Mr. Darcy: Then how are you this evening... Mrs. Darcy?
source
4. Peter Pevensie
"Peter, by the gift of Aslan, by election, by prescription, and by conquest, High King over all Kings in Narnia, Emperor of the Lone Islands and Lord of Cair Paravel, Knight of the Most Noble Order of the Lion"
Eh saya udah bilang berkali-kali kan kalo saya suka tipe family man? (Jawab : Iyaaa.....udah sering).
Nah kalo gitu bisa ngerti kan ya kenapa saya suka banget sama Peter yang protektif banget ke adik-adiknya? Selain itu dia bijaksana, sabar, setia dan benar-benar menggambarkan image High King. Kecintaan saya pada sosok High King Peter itu sudah purba banget. Jauh sebelum saya kenal Mr. Darcy. Waktu umur saya sekitar 8 tahun kayaknya ;D. Pertama baca The Lion, The witch and The Wardrobe, dan langsung jatuh cinta head over heels sama High King Peter. Waktu kecil malah ngarep banget ketemu dunia rahasia di belakang lemari demi bisa ketemu Peter. Hehehehe....

Ini Peter versi movie.
Dan saya gak suka karakternya di movie ini. Peter yang di movie ini gak sebijak versi bukunya.
Sebagai contoh, Peter versi buku gak pernah lho punya title-issues ato power-issues (ato apapun istilahnya itu) dengan Caspian .
Tapi di movie dibikin seolah-olah Peter sempat jealous sama Caspian. Rada mendegradasi image Peter (ato cuma saya aja yang berpendapat begitu?).
Biar begitu, saya sih gak ada masalah dengan William Moseley sebagai pemeran Peter. Somehow, he fits the role.
"Shadow or spirit or whatever you are, If you are from Narnia, I charge you in the name of Aslan, speak to me. I am Peter the High King."



5. Severus Snape
Terlihat dingin dan kejam pada Harry di luarnya, tapi di dalam mungkin dialah orang yang paling melindungi dan menginginkan Harry tetap hidup. Snape adalah karakter dengan banyak lapis dan kontradiksi. Kejam pada Harry namun toh selalu jadi pelindungnya di balik bayangan. Benci pada James Potter (ayah Harry) namun toh tak mampu membenci putra James. Menerima semua fitnah dan perlakuan buruk sehubungan dengan kematian Dumbledore ketika ternyata itu adalah perintah Dumbledore sendiri.
Dan penyebab dari semua tindakan Snape itu hanya satu : Lily Evans.
Walau pun banyak pembaca yang nggak menyukai Snape, namun gak ada yang bisa menyangkal ketulusan dan kesetiaannya pada Lily.

Mengenai Snape versi movie, saya suka banget dengan Alan Rickman yang jadi pemerannya. Sejak melihat Snape versi Rickman, saya langsung menyukai tokoh Snape bahkan sebelum tahu ending Harry Potter. Somehow bisa nebak aja, kalo si Snape ini punya rahasia yang lebih "dalam" dari yang tampak ^__^
"Dumbledore watched her fly away, and as her silvery glow faded he turned back to Snape, and his eyes were full of tears.
"After all this time?"
"Always," said Snape."
    

Tuesday, January 03, 2012

My Stupid Boss 4 : Trust No One, Suspect Everyone!

Penulis : chaos@work
Penyunting : tka
Desain sampul : Ellina Wu
Published : November 2011
Penerbit : Gradien Mediatama
ISBN 13 : 9786022080336
edition language : Indonesian


Awalnya ke Gramedia tuh gak ada niat beli nih buku, soalnya masih banyak buku lain yg mo dibeli, makanya cuma ngerencanain beli 1 buku personal literature yaitu Manusia Setengah Salmon-nya Raditya Dika.
Bukannya gak berencana beli nih buku. Udah dimasukkin dalam planning kok, but not now. Dalam pikiran saya : buku ke-4 ini pasti lucu, tapi lucunya sama aja kyk buku2 sebelumnya. Sementara Manusia Setengah Salmon itu kan (katanya) hadir dalam format lucu-galau.

Tapi...berhubung penasaran juga sama buku ke-4 ini, saya ambillah 1 sample yang udah kebuka plastiknya. Baca halaman awal sampai ke bab preambule, langsung nyengir lebar di Gramedia, menahan diri untuk gak ngakak lepas. This is what I need right now. Saya perlu tertawa dan saya yakin buku ini bisa bikin saya ketawa. Dan akhirnya, tanpa berpikir lagi, saya bawa buku ini ke kasir.

Dan, saya pun nangkring di kedai kopi ditemani segelas tall frappuccino sambil bersyukur bahwa bos saya bukanlah bos terbangke sedunia :))

Hmm...apa lagi yang perlu dikatakan tentang buku ini? Sudah 4 buku, pembacanya juga pasti sudah tahu banget kelakuan bossman yang aneh-tapi-nyata itu.

Tapi sekedar info aja buat yang belum tahu... Buku ini adalah kumpulan curhat seorang Amoy Kerani (sekretaris) terhadap boss-nya yang di buku ke-4 ini dapat julukan kesayangan : Velociraptor. Yah nama si bos banyak sih. Ada kloningan lele, rantang, iguanadon, badak dan favorit saya : Sangkutan Sarung. Sudahlah, bisa penuh ini 1 postingan cuma bahas nama panggilan si bos aja =D. Pokoknya semua julukan sudah disematkan pada si bossman, kecuali nama aslinya aja (^o^)

Yup...sama seperti di buku-buku sebelumnya, bu Kerani masih merahasiakan identitas aslinya dan masih menggunakan nama pena chaos@work. Identitas bossman juga masih dirahasiakan, walau kali ini ibu Kerani kasi bocoran inisial nama Bossman.
Yang bisa pembaca ketahui hanyalah ibu Kerani adalah seorang Indonesia yang terdampar di Kuala Lumpur demi mengikuti sang suami yang ditugaskan disana. Nun di KL, ibu Kerani bekerja di pabrik/bengkel milik Bossman, pengusaha tajir dari Indonesia yang menikah dengan seorang wanita (tajir juga) asal Malaysia.

Dan jelassss...kelakuan Bossman ini gak ada normal-normalnya. Kalo normal mah gak bakal jadi 4 buku bukan? ;)
Sebenarnya kelakuan si Bossman itu sungguh amat sangat menyebalkan. Tapi ibu Kerani mampu meramunya jadi lucu dan mengubah image si Bossman yang menyebalkan jadi menggemaskan.

Contohnya waktu Kerani bercerita tentang prinsip sang Bossman yang berbunyi : "TRUST NO ONE, SUSPECT EVERYONE" itu. Ini penggalan kisahnya :
Kalo gue lagi kasih laporan pemakaian petty cash, gak peduli seberapa pun dia kasih duit, bisa makan waktu berjam-jam. Mo kasih duit 2000 ringgit kek, 20 ringgit kek, sama aja nyebelinnya.
Bossman : Ini apaan?
Gue : Itu bayar tol.
Bossman : Loh, ngapain bayar tol?
Gue : Itu kan ke Port Klang waktu urus tax
Bossman : Memangnya ada tol di sana?
Gue : Ya ada lah, Pak!
Bossman : Bentar, bentar...saya cek dulu di internet...duh ini kenapa sih mouse-nya kok macet ya...bentar,bentar...bener gak ya di Port Klang ada tol...
Sampai di situ, rasanya nyebelin bukan? Semacam pengen geplak pak boss yang curigation-nya kelewatan ituh :D.
Tapi Kerani mengubahnya jadi lucu dengan tambahan :
Si Velo itu sendiri udah ratusan kali ke Port Klang. Dia tau banget di sana ada tol sampek 3 kali pintu tol!!!! Masih kagak percaya juga. Kali ini gue rasanya bener-bener puanasssss banget, hiiihhh...gue sumpahin kutuan tu bulu ketek dia!!
Ya begitulah...
Yang tadinya mo gregetan ama si Bossman, malah berbalik jadi gemes karena gaya bercerita Kerani itu. Tebakan saya, aslinya mbak chaos@work ini memang orang yang selalu berusaha bersikap positif ya.

Dari segi teknik penulisan sih, tetap sama kayak dulu. Persis kayak gaya nulis curhatan di blog yang gak ada pakemnya. Ditulis dengan gaya khas ibu Kerani sehingga rasanya dia langsunglah yang bercerita. Segala teknik nulis, diksi, bahasa baku dan sebangsanya...silakan ke laut aja (^__^). Tapi saya suka lho, menyegarkan dan menunjukkan kemampuan ngoceh ibu Kerani yang sebenarnya.

Di buku ke-4 ini juga ada info menarik, ibu Kerani bilang kalo dia sedang mengerjakan 1 proyek menulis lagi yang gak ada hubungannya dengan Bossman.
Nah yang bikin saya penasaran : apakah di buku barunya ini, beliau masih akan menggunakan pengaruh chaos@work ato ganti dengan identitas lain?

Maksud saya dengan ganti identitas lain tuh seperti yang rencananya akan dilakukan JK Rowling. Jadi JKR pernah bilang setelah Harry Potter selesai, dia mau mengeluarkan novel fantasi lagi tapi gak bakal pake nama JKR. Dia mau pake nama lain dan rencananya sih fans gak akan dikasi tahu nama barunya. Bahkan segala keperluan promo buku dan semuanya pun gak akan memunculkan sosok dia. Soalnya dia gak mau karya terbarunya dibandingkan dengan Harry Potter.

atau...

Apakah ibu Kerani bakal masih pake pengaruh nama chaos@work? Jadi maksudnya, beliau bakal muncul pake nama lain sih, tapi semua orang juga tahu kalo itu adalah alter name-nya chaos@work. Yah...seperti Nora Roberts dan JD Robb-lah.

Tapi yang mana pun yang dipilih sama ibu Kerani, saya sih mendukung aja dan mendoakan semoga beliau sukses terus dengan karier dan hidupnya.
Soalnya semua seri My Stupid Boss-nya sudah bikin saya ngakak. Terutama buku ke-4 ini, yang menemani saya di hari pertama 2012 dan membuat saya melupakan kebetean sehari sebelumnya.

Dan semoga awal tahun yang diisi tawa menjadi pertanda bahwa setahun ini juga akan penuh tawa bagi saya. Amin :)


(PS : Oh..and thanks to you for that laughter, mba Kerani)