Friday, January 30, 2015

Fortunately, The Milk

Judul Buku : Fortunately, The Milk
Penulis : Neil Gaiman
Penerbit : Harper Collins
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 9780062224071
Bahasa : Inggris
Format : Paperback
Rating : 5 out of 5 stars

Friedrich Nietzche pernah bilang : di dalam jiwa setiap kita, ada anak kecil yang ingin bermain. Cuma saja, dunia dewasa yang sinis cenderung mengubur si anak kecil itu. Kalo yang dikatakan Nietzche itu benar, maka  Neil Gaiman bisa menjadi contoh dan Fortunately, The Milk adalah pembuktiannya. Mungkin sewaktu menulis buku ini, Gaiman membiarkan sisi anak kecilnya yang menentukan jalan cerita.

Kenapa saya bilang gitu?
Karena berkaca pada dongeng ala adik saya semasa dia kecil.
Jadi orang tua saya itu suka banget 'ndongeng ke ke anak-anaknya. Ke saya & kakak, mereka suka cerita peristiwa sejarah. Ke adik yang cewek: dongeng tentang putri dan pangeran berkuda. Nah...ke si bungsu yang beda.

Si bungsu gak suka dongeng klasik pasaran. Dia lebih suka dongeng karangan sendiri yang lahir dari imajinasi liarnya. Contohnya begini kalo Ayah 'ndongeng ke dia :
Ayah : Di tepi hutan Timur, tinggallah seorang pemburu. Namanya Rambo.
Adik : Yigloglo aja!
Ayah : Bagusan Yigloglo sih. Oke itu aja. Nah suatu hari Yigloglo ini mau ambil air di hut...
Adik : Rumahnya semut!
Ayah : Oke di rumahnya semut. Waktu jalan ke sana, dia ketemu sama tal...
Adik : Siput pake topi kuning!
Ayah : Iya itu. Terus siput pake topi kuningnya sedang lar...
Adik : Main suit sama Nobita! Terus siputnya kalah. Terus Nobita suruh siput pake kaos ungu. Terus siputnya gak mau. Terus Nobita suruh siput makan wortel. Terus...abis itu gimana ceritanya, Pi?

Dan begitulah seterusnya. Bisa puanjang banget ini review kalo mau diceritain lengkap dongeng ala adik saya itu :s. Pokoknya dongeng itu sungguh absurd, gak terduga tapi menghibur. Dan SELALU ditutup dengan adik saya sekali lagi telah menyelamatkan dunia (maklum...adik lagi demen banget sama kartun Powerpuff Girl).

Nah...Fortunately, The Milk itu sama (bahkan lebih) absurd dibanding dongeng ala adik. Dan jauh lebih menghibur juga. Jadi selama baca ini, saya mesem-mesem nostalgia sendiri. Rasanya seperti kembali ketemu adik saya di usia 4-5 tahun.

Seperti layaknya dongeng, premis ceritanya simpel banget.
Tentang seorang ayah yang pergi membeli susu untuk sarapan kedua anaknya. Namun si ayah lamaaaa banget pulang. Siapa sangka, ternyata Ayah mengalami petualangan yang seru. Sepulangnya dari beli susu, sang ayah terhisap UFO, kabur lewat pintu terlarang, terdampar di kapal bajak laut, ditolong Stegosaurus yang naik balon udara, dan akhirnya berpetualang bersama beliau. Petualangan yang melibatkan gunung berapi, vampir hingga misi penyelamatan dunia (Tuh kan...mirip dongeng ala adik saya). Tapi untungnya, di setiap petualangan, Ayah sukses menjaga susu tetap utuh.


Udah gitu doang ceritanya?
Iya...emang gitu doang. Tapi anda akan menemui kejutan di setiap halaman. Dan anda akan larut dalam keseruan cerita sang ayah. Belum lagi ditambah ilustrasi unik dan typografi yang royal menghiasi buku ini, yang memanjakan mata dan imajinasi.


Namun selayaknya kisah yang ditulis anak-anak, Fortunately, The Milk jangan dipikirin terlalu serius. Kalo dipikir serius, mungkin malah jadi keder dan bingung sendiri. Anggap aja seperti sedang didongengkan oleh anak anda. Nikmati imajinasi kanak-kanak ala Gaiman yang liar, penuh kejutan namun jauh dari kacangan.
Dan untuk sejenak, biarkan anak kecil di diri anda bermain bebas.
Lima bintang untuk dongeng 30 menit yang sangat menghibur.

CRACKING THE RIDDLE

Karena ini salah satu buku pemberian santa, maka sekarang saatnya saya memaparkan penjelasan riddle serta menebak identitas santa saya.

Sekadar menyegarkan ingatan, Santa memberi saya kado 2 buku, yaitu Rules (reviewnya di sini) dan buku ini, serta nano block. Riddle dari santa bisa dibaca di post ini.
Nano block-nya udah saya bikin. Boleh pamer dulu yaaa.. :))


Jujur aja, bahkan sebelum kado nyampe, saya udah punya tebakan siapa santa saya. Salah satu alasannya pernah saya cerita di grup Whatsapp BBI Jabodetabek, alasan kedua karena santa pernah komen kalo salah satu wishlist saya ada yang belum terbit. Waktu itu saya mikir : kok dia ngeh padahal saya aja gak ngeh? Antara dia niat beli buku itu juga, ato...yah dia adalah sang santa.

Tapi tentu saja, ini tuduhan yang gak berdasar. Jadi saya nunggu kadonya nyampe walo makin hari feeling saya makin kuat. Ya..maklum aja, profesi kek saya ini emang sering pake feeling. Makanya waktu kuliah dulu dosen saya menganjurkan siswanya untuk rajin ngasah feeling (embuh diasah pake apa).
Lalu kadonya datang.
Kado ini diterima sepulangnya saya dari shift jaga 3x24 jam. Jadi dalam kondisi ngantuk dan tepar bangeett.
Dan pertama melihat riddle, saya mesem sendiri. Dugaan saya sepertinya benar.

Saya kasih lagi gambar riddle-nya ya :


Saat melihat gambarnya,  perhatian saya langsung tertuju ke mahkota. Setahu saya, di BBI hanya ada 3 nama yang berhubungan dengan mahkota. Tapi dari 3 nama itu hanya 1 yang ikutan Secret Santa. Fufufu....
Tapi apa maksud sisa gambarnya? No idea (.__.)
Lalu apa yang saya lakukan berikutnya?
YA TIDURLAAAHH!! :)) Gokil aja ente, udah gak tidur 3 hari malah disuruh mecahin riddle X))

Dan tidur emang istirahat paling mantap. Karena sewaktu bangun, ilham langsung menghampiri saya. Seolah dewa morpheus membisikkan jawabannya di kala saya lelap #aihsedap #padahalteunyambung.

Baiklah...balik ke riddle. Kita lewatkan dulu simbol mirip LIA ato Adidas di bagian atas. Dari awal udah jelas maksud simbolnya.

Lanjut ke gambar kupu-kupu.
Di awal saya berpikir kalo itu adalah siluet ngengat Luna. Lalu ada teman yang ngasi tahu kalo ada kupu-kupu yang bergenus Una. Setelah saya googling, hanya ada 1 kupu-kupu bergenus Una yaitu Una usta habitatnya di India. Emang cocok sih ya dengan profil santa. Dan sebenarnya udah bisa ketebak dari itu doang.

Tapi saya masih ngerasa ada yang kurang.
Saya ampe ngomong gini ke teman : "Kok ya terlalu gak berdasar kalo nebak kupu-kupu itu mewakili genus Una? Terlalu random gitu lho. Padahal ada ribuan kupu-kupu di India. Lagian kenapa harus genus? Kenapa gak famili ato spesies sekalian?"

Yang dijawab sama teman saya : "Ya elo juga liar amat nuduh santa loe itu cuma gegara namanya berhubungan dengan gelar. Itu kan profil mahkota raja Denmark ato raja Spanyol. Siapa tahu mo nunjukkin kalo nama dia ada unsur Denmark ato Spanyol-nya!"
Asem emang dia! Malah nambah teka-teki :))

Jadi saya liat lagi riddle-nya. Dan baru nyadar kalo saya lupa masih ada tulisan yang belum dicari artinya.  Dan baru ngeh juga kalo tulisan di bawah itu dimulai dengan huruf "L". Tadinya saya gak nyadar. X))

Jadi kalo dibaca, tulisannya adalah : L Undetriginta punctus unus. Yang berarti: L 29.1
Hmm...kayaknya tadi ngelihat kode itu deh.
Jadi saya balik ke daftar genus di wikipedia. Dan ah ya benar.... L 29.1 emang kode untuk genus una.

Jadi maksud riddlenya itu :
- Simbol LIA ato Adidas ato apalah itu dibaca : ALL (kalo diliat, itu seperti huruf A, di dalamnya ada huruf L, yang di dalamnya ada huruf L lagi)
- kupu-kupu dan L 29.1 = Una
- mahkota = maharani

Yep...santa saya adalah Alluna Maharani.

Makasi ya untuk kadonya, Lun :)

Tapi saya masih penasaran sama komentar teman saya : "Kok pake siluet mahkota raja Eropa??? Bukan mahkota ala ratu India aja gitu. Ato paling kurang pake siluet crown of India." *ribet sendiri*
Hahahaha....... X))

Sekali lagi, makasi banget kadonya, Luna. Dan iya...aku ngerti kenapa kamu pilih nano block yang Big Ben. Aku sempat mikir itu juga kode untuk membuka identitasmu lho. Tapi terus nyadar, kalo saya ke-gr-an. Muahahaha....

Monday, January 26, 2015

Rules


Judul Buku : Rules
Penulis : Cynthia Lord
Penerbit : Scholastic Inc
Tahun Terbit : 2006
Bahasa : Inggris
ISBN : 9780439443838
Rating : 3.5 out of 5 stars
"When you want to get out of answering something, distract the questioner with another question"(Rules for David)
Gadis dua belas tahun Catherine cuma pengen ngerasain punya keluarga yang 'normal'. Tapi itu hal yang sulit kalo punya adik yang autisme seperti David. Jadinya kehidupan keluarga Catherine berfokus pada David dan kebutuhannya. Kedua orang tuanya sibuk bekerja karena biaya terapi David jelas gak murah. Otomatis, Catherine-lah yang paling sering kena tugas menjaga David.

Catherine sendiri merasa dilematis. Di satu sisi, dia sayang sama David dan selalu marah kalo ada yang meledek adiknya. Di sisi lain, dia sendiri malu terlihat bersama David. Dia malu ikut jadi objek tatapan banyak orang kalo David mulai bertingkah aneh di tempat publik. Untuk membuat David bisa tampak 'normal', Catherine membuatkan sejumlah aturan untuknya.

Libur musim panas adalah sesuatu yang menyebalkan bagi Catherine. Karena itu berarti dia stuck menjaga David hampir seharian. Apalagi karena setiap musim panas, sahabatnya Melissa pergi menengok ayahnya di California. Bikin Catherine jadi sendirian.
"Sometimes people don't answer because they didn't hear you. Other times it's because they don't want to hear you."(Rules for David)
Tapi musim panas kali ini berbeda.
Catherine punya tetangga baru, seorang gadis sebaya bernama Kristi. Dan dia girang banget, secara akhirnya dia bakal punya teman selama liburan. Menurut Catherine, Kristi tipe cewek normal yang keren. Makanya Catherine juga pengen tampoak normal, biar Kristi mau temenan sama dia.

Tapi bukan cuma Kristi yang jadi teman baru Catherine di musim panas ini.
Lewat perkenalan yang gak biasa, Catherine berteman dengan Jason, seorang anak hemiplegi dan tuna wicara di tempat latihan okupasi David. Jason gak bisa bicara, tapi dia punya buku yang berisi kata-kata. Jadi kalo Jason mau ngobrol, dia nunjuk kata per kata. Catherine yang jago gambar dan punya banyak koleksi kata bisa cocok berteman dengan Jason.

Catherine merasa nyaman berteman dengan Jason. Masalahnya, bertemena dengan Jason dan punya adik yang autis seperti David gak masuk dalam kategori normal. Jadi Catherine pun berusaha menyembunyikan Jason dari Kristi dan membuat setumpuk aturan baru untuk David biar dia jadi normal.

Tapi sebenarnya normal itu apa sih? Siapa yang mendefinisikan normal sebenarnya? Dan apakah setiap orang punya standar normal yang sama? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh Catherine.
"Sometimes people laugh when they like you. But sometimes they laugh to hurt you."
(Rules for David)
Sejujurnya, karakter Catherine bisa banget dianggap ngeselin. Abis dia kayak berusaha keras banget untuk normal. Serasa pengen bilang santai-aja-dek ke dia.
Tapi di sisi lain, hey...ini anak 12 tahun yang dalam fase butuh merasa diterima lingkungan. Lagipula...emang saya pernah ada di posisi Catherine?

Nah di sinilah kekuatan Rules : cara bertuturnya yang nyata banget hingga membuat saya mengerti posisi Catherine. Perilaku autistik David dan penuturan Catherine tentang gimana dia merasa kedua orang tuanya lebih mengistimewakan David juga bisa dipahami. Bikin saya percaya kalo hal seperti itu mungkin dirasakan oleh para kakak/adik dari ABK (anak berkebutuhan khusus). Dan jadi ngerti kenapa dia pengen banget ngerasain jadi gadis 'normal'.

Saya juga suka dengan berbagai aturan yang dibikin Catherine. Beberapa aturan sederhana yang selayaknya diketahui anak seumur David seperti : "Chew with your mouth closed" atau "If someone says 'hi', you say 'hi' back" dan (yang jadi inspirasi cover buku) "No toys in the fish tank."
Sisanya aturan yang lebih dalam maknanya seperti beberapa yang saya kutip sedari tadi. Dan aturan-aturan ini bikin saya salut sama Catherine. Melalui serangkaian aturan ini, bisa kerasa gimana sayangnya Catherine ke David.

Satu lagi yang saya sukai : hubungan persahabatan Catherine dan Jason.
Walaupun punya kekurangan fisik, Jason bukan tipe pemurung dan pahit pada dunia. Jason tetap anak yang optimis, periang dan cuek. Makanya Jason cocok banget dipasangkan dengan Catherine yang sensitif. Seandainya ini novel Young Adult dan bukannya middle grade, saya yakin hubungan Catherine dan Jason bakal dikembangkan lebih jauh #soktahunyakumat.

Yang nyebelin di novel ini justru orang tuanya Catherine. Geregetan banget membaca gimana kedua orang tuanya sering lupa kalo Catherine hanyalah anak 12 tahun yang butuh bergaul dengan teman sebayanya, punya dunia sendiri dan kadang-kadang pengen "dianggap" sebagai anak juga. Bukan cuma sebagai kakaknya David.
"Some people think they know who you are, when really they don't."(Rules For David)
Tapi alasan utama yang membuat saya hanya memberi buku ini 3,5 bintang karena saya ngerasa buku ini 'gantung'.
Susah menjelaskan maksud saya tanpa spoiler.
Ehm...gini deh, seluruh isi buku ini berfokus di usaha Catherine untuk tampak normal di mata Kristi termasuk dengan menyembunyikan Jason.
Apa yang terjadi ketika Kristi tahu kenyataannya?
Hal itu disinggung di buku ini, tapi dibahas kurang mendalam. Makanya saya ngerasa nanggung. Coba ditambah 1-2 bab lagi gitu. Kayaknya bakal lebih nendang.

Tapi secara umum, Rules adalah bacaan yang menyenangkan. Mengharukan tanpa jadi menye, cukup dalam tapi toh gak bikin kening berkerut. Dan mengingatkan kita bahwa semua anak selayaknya diperhatikan dengan porsi sama, bahkan walau dibandingkan anak berkebutuhan khusus sekali pun.
What a warm read and nice debut, Ms. Lord.
Makasih untuk Santa saya yang sudah menghadiahkan buku ini ;)