Thursday, July 18, 2013

Book Hunting in Chennai & Bangalore

India emang punya magnet tersendiri bagi jiwa penimbun kronis dalam diri saya #halah. Setelah nyobain belanja buku di Delhi (laporannya bisa dibaca di sini), saya jadi kepengen balik ke India lagi. Saking kuatnya magnet itu, waktu bulan Juni kemarin dapat tawaran ke India (dalam rangka kerjaan), saya langsung mengiyakan tanpa mikir yang lainnya X).

Cuma kali ini saya gak belanja buku di Delhi lagi. Temen saya yang tinggal di sana (his name's Venkatesh) wanti-wanti bilang kalo mo beli buku di Chennai aja, jangan di Delhi. Katanya di sana lebih murah. Yah berhubung selama di Delhi juga saya lebih fokus ke kerjaan, saya ikutin lah pesan dia.

Ternyata....toko buku di Chennai gak seseru di Delhi. Hikss....
Okeh...sebenernya sih ada 1 kompleks khusus buku di Chennai (semacam Palasari di Bandung ato Nai Sarak di Delhi), dimana sepanjang jalan membentang toko buku. Sayangnya, semua (seenggaknya sejauh yang saya lihat) menjual college textbooks, mulai dari teknik hingga kedokteran. Waktu saya komplen ke Venkatesh, dia malah bilang : "What? I thought these are what you're looking for. You wanna buy some medical textbook, right?"
Saya : Errrr....... (_ _")

Tapi yah...berhubung udah di sana, rugi juga ya kalo gak nengok beberapa famous bookstore-nya Chennai. Maka saya pun berkunjung ke :

1. Higginbothams Private Ltd
(No 116, Opposite LIC Building, Anna Salai, Mount Road, Chennai - 600002)


Higginbothams termasuk salah satu penerbit dan bookstore besar di India selatan. Katanya sih, Higginbothams yang di Chennai ini udah ada sejak tahun 1800an. Gegara penasaran dengan nama besar Higginbothams, saya pun menyempatkan diri ke sana.

Higginbotham's yang di Chennai adalah bangunan 2 lantai. Lantai pertama untuk general books, dan lantai ke-2 untuk college books. Koleksinya memang banyak tapi....berantakan!X)
Bisa-bisanya The Fault In Our Stars-nya John Green ada di seksi biografi, bersebelahan dengan Meine Kampf-nya Adolf Hitler. Lalu serial A Song of Ice and Fire masuk ke seksi buku anak. #tepokjidat

Tapi suasana tokonya tenang, sejuk (walo tanpa AC) dan enak buat nongkrong lama. Jadi saya betah aja menelusuri satu per satu koleksi buku di sana.
Gimana soal harga? Hmmm....ini nih gak enaknya. Buku di Higginbotham udah fix price, gak bisa ditawar. Paling mentok bisa dapat diskon 10% deh.
Tapi semahal-mahalnya harga buku di Higginbotham, secara umum harga buku di India itu emang lebih murah sih dibanding harga buku di Periplus Indo ato Kinokuniya Indo misalnya (intinya sih harga buku di Indo emang mahaalll!)

Dan inilah hasil belanjaan di Higginbotham. Lumayan deh ya untuk orang yang berpikir harganya kurang memuaskan ;p



2. Landmark

source
Kalo di Indonesia, Landmark ini semacam Gramedia kali ya. Toko buku besar yang selain menjual buku juga menjual DVD, CD, alat tulis, dan printilannya (yah secara alat catok juga ada di Landmark). Cuma dagangan utamanya tetap buku. Ada 5 cabang Landmark di Chennai, namun yang saya datangi cuma yang di Anna Salai dengan di City Centre.

Sebenernya harga di Landmark sama aja dengan harga di Higginbotham. Tapi pas saya datang kemarin, ada promo "3 for 2". Beli 3 buku cuma bayar harga 2 buku. Huaaaa.....langsung kalap dong. Wong kalo dihitung, Looking for Alaska-nya John Green jatuhnya jadi 40rb, Divergent-Insurgent jadi 35rb/buku, belum lagi trilogi LOTR dll. Mana di Landmark banyak ketemu novel young adult lagi, gak kayak di Higginbothams. Satu lagi yang seneng, ketemu novelnya Shel Silverstein di sini. Yeayy...

So inilah hasil kekalapan di Landmark
(ps : Itu Me Before You-nya saya dapat gratis sebagai bonus. Hehehehe....)


Dari Chennai, perjalanan diteruskan ke Bangalore yang berjarak kurang lebih 4 jam naik mobil dari Chennai. Ternyata Bangalore itu kotanya asyik banget, penuh dengan gedung berarsitektur ala Inggris. Udaranya pun sejuk seperti Bandung di musim hujan. (kok jadi malah bahas Bangalore?)

Di Bangalore juga saya sempat singgah ke Higginbothams dan Landmark cabang Bangalore serta Sapna Bookstore. Berhubung mirip aja dengan di Chennai, jadi gak perlu saya bahas ulang. Tapi toko buku yang pantas dibahas adalah Blossom Books House.


Saya menemukan Blossom karena kebetulan aja, sewaktu sedang jalan ke resto ayam bakar yang letaknya dekat dengan Blossom. Melihat penampakan tokonya yang kecil serta fakta saat itu udah jam 9 malam, saya males singgah ke Blossom. Tapi teman saya memaksa, sekalian lewat katanya.
Dengan rasa malas karena udah capek dan laper, saya pun melangkah ke Blossoms. Penampakan pertama tampak seperti toko buku kecil, saya bisa melihat seluruh isi toko dari posisi berdiri saya di pintu masuk.

"Yes? Can I help you, Mam?" seorang pria ramah di kasir menyapa.

Masih sambil meremehkan (dalam hati), saya iseng nanya buku titipan Bang Helvry. Beliau sudah bilang sih kalo buku titipannya ini sulit dicari, dan emang dari 4 toko yang sudah saya masuki, hasilnya nihil. So tanpa berharap, saya pun nanya "Do you have any Simon Winchester's books?"
"Yes, Mam. We have," jawab shopkeeper dengan tenang.
Hah? Ada? Wow...tumben, batin saya. "Can I see it, please?"
"It's on the third floor, Mam."
"Err...excuse me?" Wajar saya skeptis. Secara saya gak melihat penampakan tangga dalam toko tersebut.
"Thrid floor, Mam. You can find the stair outside."

Sang shopkeeper dengan ramah menunjukkan tangga yang terletak persis di sebelah luar toko. Masih dengan perasaan skeptis, saya pun menapaki tangga tersebut. Di lantai kedua, saya sempat melirik sekilas. Tapi first thing first, saya pun meneruskan langkah ke lantai berikutnya.
tangga dari lt 3 menuju lt 4
Sampai di lantai 3, saya menemukan satu ruangan berisi buku anak-anak. Paaasss depan mata, saya ngeliat seri lengkap The Adventure-nya Enid Blyton dengan harga 10rb/buku.
Langsung saya ambil 1 set dan lanjut melihat buku lain. Untuk sesaat, si Simon Winchester terlupakan.

"Excuse me, Mam. Can I help you?" sapaan ramah itu mengingatkan saya akan tujuan semula. Saya pun lalu diberi tahu kalo buku yang saya cari ada di lantai 3. Lho? Padahal saat itu kan saya udah di lantai 3.
Oh...ternyata lantai pertama dianggap lantai dasar dan lantai ke-4 disebut lantai 3. Baiklah...saya pun kembali menapaki tangga berikutnya.

Sesampainya di lantai 4, saya dihadapkan dengan tulisan besar  "Non Fiction", seorang lagi pria India (ya iyalah pria Indiaaa, masa penguin Eskimo) menyapa saya dengan ramah. Sewaktu saya bilang kalo saya mencari bukunya Simon Winchester, saya langsung diberikan beberapa pilihan. Oalah....sepertinya shopkeeper di lantai 1 sudah menginfokan kedatangan saya. Dan saya bengong lagi setelah melihat harga bukunya.
Bang Helvry sudah berpesan kalo mungkin buku titipannya akan mahal karena sulit dicari, sementara di Blossom saya liat harganya sekitar 20-40rb. Mana yang katanya buku langka dan mahal? #plak. Memang second sih, tapi muluuuusss banget kayak masih baru. Setelah memilih buku yang diinginkan, saya pun melirik buku yang tersedia. Lumayaann... dapat biografinya Simon Cowell, Steve Jobs dan Chris Gardner dengan harga sekitar 20-40ribu.

Saya pun turun kembali ke lantai 3 dan menyusur kembali buku-buku anak yang tersedia. Di situ saya dapat bukunya Eva Ibbotson yang Haunting of Hiram seharga 14ribu, Cornelia Funke seharga 20ribu, Amelia Jane-nya Enid Blyton, dll. Banyak deh kalo mo dibahas.
Lalu perjalanan dilanjutkan ke lantai 2 dan...wow....asli saya terpana.
Bayangin ajaa, 1 ruangan luas seukuran 6x6 m penuh buku dari lantai sampai langit-langit. Di ruangan ini gak ada hiasan ato pernik lucu, yang ada hanyalah buku sejauh mata memandang.


"Err...excuse me, what time you close?" tanya saya dengan grammar belepotan. Udah siap-siap mo kalap inih, sebodo sama grammar.
"Usually we close around 9.30. But the boss said you can take as many time as you like."
Saya gak tahu siapa bosnya, tapi rasanya pengen banget kasi ketjupbasah. #halah

source
Di seksi buku fiksi ini, kamu bisa menemukan literally semua penulis mulai dari harlequin dan romance macam Penny Jordan dan Sandra Brown sampe ke novel crime seperti John Grisham. Para shopkeepernya juga sangat membantu. Jangan takut, kamu gak akan diikuti dan membuat kamu ngerasa seperti mo klepto kok. Mereka hanya akan bertanya dengan ramah buku apa yang kamu cari dan mereka bakal bantu.
Hebatnya nih, para shopkeeper tahu si buku A ada di rak sebelah mana, padahal sistem penyimpanannya gak urutan alfabet. Tidak juga ada sistem komputer di sini. Bagaimana para shopkeeper itu bisa menghapal letak masing-masing buku? Misteri Ilahi rasanya #halah.

Saya juga melihat ada seorang gadis yang duduk santai di pojokan toko sambil membaca (saya gak bisa foto berhubung dia keberatan). Dari penjelasan sang gadis, saya tahu kalo di Blossoms ini diijinkan numpang baca. Mo nangkring baca seharian juga gak masalah. Malah sang nona udah 2 hari datang ke toko ini khusus buat habisin bacaannya (dia sedang membaca Catcher In The Rye). Kata dia, pemilik Blossoms adalah seorang yang juga punya passion terhadap buku dan karenanya paham keinginan reader yang haus untuk membaca sebanyak mungkin tapi dana gak mencukupi. Makanya beliau gak keberatan kalo ada yang numpang baca di tokonya. Udah langka ya ketemu orang seperti itu zaman sekarang ini.

source
Gimana dengan harganya?
Muraaahh banget. Untuk buku secondnya lebih murah dari di Delhi. Buku barunya pun murah. Buku bekas dibanderol 15-30 rb di sini. Paling mahal 50 rb untuk buku bekas, itu pun untuk buku War & Peace hardcover. Perlu waktu seharian untuk menjelajah di Blossoms sampe puas (ato semalaman dalam kasus saya). Dan saya tergoda sih untuk nangkring sampe pagi di sana, tapi kasian juga sama para shopkeepernya.

Waktu membayar buku, saya berkenalan dengan pemilik Blossoms (ternyata dia adalah kasir tadi) yang bernama Mayi Gowda (read more about him in here). Tak lupa saya berterima kasih atas kebaikannya mengizinkan saya ngacak tokonya sampe jam 11 malam. And this is what he said : "No problem. It's always a pleasure to meet such an enthusiastic book-lover like you. I rarely meet someone who come from so far away only to shop for books." (Yeah...rupanya sementara saya asik bongkar-bongkar, temen saya cerita kalo tujuan saya datang dari Indonesia ke India untuk belanja buku, bukannya nengok Taj Mahal *ini lebay sebenernya*).
Saya lalu bercerita tentang BBI dan baagaimana hebohnya suasana kalo para BBIers rame-rame ke sini. Dan owner yang ramah itu bilang : "You should bring your friends here. I'll give you some good price."

Menarik ya tawaran Mr. Gowda tersebut? Gimana kalo teman-teman BBI bikin booktrip bareng ke Bangalore? Kita bisa manfaatin promo Tiger Air ato Air Asia, terus sewa kamar yang dekat Blossoms gitu, lalu keliling deh di Bangalore. Karena sesungguhnya toko buku yang menarik di Bangalore bukan hanya Blossoms Book House. Masih ada Bookworm yang koleksi bukunya gak kalah impresif dengan Blossoms  (gak saya bahas di sini karena saya juga gak sempat nangkring lama di Bookworm karena err...udah bokek).
Yuk buat yang minat, contact saya biar bisa atur detailnya (walo saya juga belum kebayang kapan niatan ini bisa dieksekusi sih. Hehehe...). Yah minimal 5 orang deh kalo mo murah. Hitungan kasar saya ya, untuk tiket PP Jkt-Bangalore sekitar 3 jt. Kalo mo lebih murah, ke Chennai aja (2,5 jt pp) trus barengan sewa mobil ke Bangalore (sekitar 500rb untuk mobil sejenis innova). Hotel bintang 3 tarifnya 400-600rb/malam. Satu kamar aja bisa dipake rame-rame kan?
Mau lebih murah? Manfaatkan diskon promo TigerAir (harga yang saya sebut di atas itu harga normal) dan cari hotel bintang 2.

Oya....ini hasil belanjaan di Blossoms.
Coba liat kondisi 3 buku Simon Winchester di atas. Untuk buku second seharga 20-40rb, it's still in pretty good condition, right?


Blossom Book House
No. 84/6, Opp. Amoeba Church Street,
Bangalore-560 001 Tel: 25320400,25559733
mayigowda@yahoo.com Mob: 9448220202
blossombookhouse@rediffmail.com
TIN NO: 29200767172

Saturday, July 13, 2013

Scene On Three (1)



Scene On Three adalah meme baru dari Bzee yang membahas adegan menarik dari suatu buku. Adegannya bisa apa saja, baik berupa dialog maupun deskriptif pemandangan.
Meme ini tampak menarik (dan button-nya juga cantik), bikin saya tertarik ikutan walo saya sadar diri saya kurang konsisten untuk hal rutin semacam meme.

Anyhoo....inilah Scene On Three perdana saya, diambil dari buku yang baru selesai saya re-read :


Yep, adegan fenomenal dari buku yang tak kalah fenomenalnya : Harry Potter & The Deathly Hallows.
Apa yang paling menarik buat saya sehingga memilihnya sebagai Scene On Three perdana saya?
Karena kesetiaan dan ketulusan perasaan Snape? Well...itu juga sih. Tapi terutama karena saya salut dengan kejeniusan Rowling yang tertuang dalam adegan 2 baris ini.

See...hanya dibutuhkan 1 pertanyaan dari Dumbledore dan 1 kata dari Snape untuk membalik semua perasaan negatif dan antipati yang awalnya dirasakan pembaca terhadap Snape. Pembaca yang tadinya gak suka sama Severus Snape langsung berbalik mengelu-elukannya sebagai pahlawan tepat setelah adegan ini (hayooo....ngaku deh). Dan karenanya salut tertinggi saya berikan kepada Rowling sebagai peramu adegan simple nan touching ini.

Inilah Scene On Three pertama saya, apa Scene On Three-mu?
Tertarik mengikuti meme ini? Silakan langsung klik button di atas. Berikut saya copy-kan rule Scene On Three :
  1. Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
  2. Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
  3. Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
  4. Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
  5. Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).


Friday, July 12, 2013

Dan Pemenangnya Adalah...


Terima kasih untuk semua yang sudah berpartisipasi di giveaway/survey mini kemarin. Sebenarnya tujuan pertanyaan post favorit kemarin itu sebagai referensi untuk future giveaway (kalo ada). Hadiahnya (mungkin) buku yang reviewnya paling difavoritin.

Tapi ternyata menurut survey mini kemarin, post favorit itu Hotter Potter meme. Eng....gak mungkin juga ya saya bikin giveaway berhadiah Daniel Radcliffe ato Professor Dumbledore. Itu mah saya juga mau >.<
Di urutan favorit kedua adalah review novel Memory & Destiny. Bisa sih bikin GA berhadiah novel ini, tapi....ehhmm....yah....gitu deh #hening.

Ah sudahlah. Gak usah ribet dengan future GA. Mending umumin pemenang GA yang sekarang aja.
Sesuai perjanjian, penentuan pemenang lewat random picker. Urutan nama dan entry lain dimasukkan berdasarkan urutan komen di blog. Dan pemenangnya adalah :


Selama buat Nur Aulia Afina. #lemparconfetti #tiupterompet. Nanti saya hubungi ya dan dikau punya waktu 2x24 jam untuk menjawab.
Sekali lagi terima kasih untuk peserta lain.

Follow my blog with Bloglovin

Wednesday, July 10, 2013

Bras Basah : Cinta Yang Tak Pernah Mati

Kebanyakan orang Indonesia sukanya ke Orchard, Bugis ato bahkan Geylang kalo lagi di Singapura, sementara saya malah demennya ke Bras Basah Complex.Apa sih Bras Basah Complex itu?

BBC adalah semacam gedung pusat belanja berlantai 4 dimana hampir semua tokonya berhubungan dengan buku.  (okeh...sebenernya sih ada 20an lantai, tapi yang dipake sebagai toko cuma 4 lantai, sisanya buat apartemen). Buat saya, sensasi jalan di Bras Basah itu seperti jalan di ITC yang semua jualannya buku. Surga buat para book hoarder gak siihh? X)) Yah walo Bras Basah lebih kecil dan lebih lengang daripada ITC sih (terus di mana miripnya, wi?)

source
Bras Basah Complex terletak di Bain Street, seberangnya Raffles Hotel yang famous itu. Patokannya kalo mau naik MRT, turun di stasiun City Hall ato Bugis, dari situ tinggal jalan deh lewatin 1 perempatan.

Lalu...dari sekian banyak toko di Bras Basah, mana yang sebaiknya ditengok? Pilihannya banyaakk sih, tergantung preferensi anda sukanya buku jenis apa. Children books? Ada toko khususnya. Suka biografi dan buku non fiksi? Ada juga.

Tapi buat saya, ada 3 toko yang gak pernah kelewatan ditengok. Dan mereka adalah :

1. Evernew Book Store


Letaknya di lantai 1 (#01-07), bagian belakangnya Bras Basah. Patokannya cari McD deh, nah Evernew ini ada di sisi yang sama dengan McD.
Evernew ini menempati 2 lot toko. 1 lot dikhususkan untuk buku anak dan YA, sementara lot ke-2 untuk berbagai macam buku. Dan harganya murah-murah. Bisa ada yang ampe 1-2 SGD/buku.
Yang rada nyebelin dari Evernew sih gegara satu shopkeepernya juteeekk banget. Ada 3 shopkeeper di sana sih, yang 1 gak bisa bahasa Inggris, yang 1 lagi jutek, yang 1 sih ramah. Nah usahakan bertransaksi sama yang ramah ini deh. Soalnya mbak yang ramah ini suka kasi diskon. Mana shopkeeper yang ramah dan mana yang jutek? Hehehe....kalo kamu nongkrong lama di toko ini juga ketahuan kok yang mana.

Dan...berhubung harga buku di Evernew ini emang paling murah se-Bras Basah, saya sih tahan bolak balik ke sini walopun dijutekkin terus #mureeeee.
Inilah belanjaan saya dari Evernew di suatu siang



2. Knowledge Book Centre (#03-15/17)


Knowledge terletak di lantai 3, lot nomor 15-17. Pokoknya kalo naik escalator, nah Knowledge letaknya persis di depan escalator naik.

Duluuu banget, Knowledge ini langganan saya (langganan buat nongkrong dan numpang baca maksudnya XD). Suasananya cozy buat nongkrong lama, pilihan bukunya banyaaakkk, dan shopkeepernya pun asik. Ya...Knowledge lah yang memperkenalkan saya dengan Harry Potter seperti yang saya ceritakan di review ini.
Tapi...itu dulu.
Sekarang Knowledge sudah berubah. Koleksi buku fiksinya makin berkurang, terakhir malah hanya tinggal 2 rak. Kebanyakan buku teks untuk kuliah, buku sekolah dan majalah lama. Yah...apa mau dikata. Kalo cinta aja bisa berubah jadi benci, apalagi toko buku ya (naon sih, wi?)

Walo begitu, Knowledge tetap jadi tempat yang wajib tengok kalo saya ke sini. Salah satu alasannya karena shopkeepernya (mas India ganteng nan ramah) itu gak pernah marah kalo saya menawar dagangannya dengan sadis. Lagian juga masih ada sih sale buku fiksi di Knowledge, seperti yang ada di gambar ini. Semua buku ini dihargai 10SGD/3 buku (yep...yang saya foto itu belum semuanya).


Alasan kedua, karena kamu bisa menemukan buku bagus nyempil dengan harga murah di Knowledge. Seperti waktu kemarin ke sana, saya menemukan kedua buku ini :
 American Gods-nya Neil Gaiman seharga 6 SGD saja dan What I Talk...-nya Haruki Murakami seharga 8 SGD. Itu yang bukunya Haruki hasil tawar dari 18 SGD ke 8 SGD lhooo. (Saya udah bilang kan kalo shopkeepernya sabar aja menghadapi penawaran saya yang sadis? Nah buku ini buktinya. Hehehe...)

3. BookPoint (#03-19)


Toko ini terletak di lantai 3 juga, dekat dengan Knowledge. Kalo udah ketemu Knowledge, pastilah ngeliat BookPoint. Secara BookPoint ini mungkin toko paling besar di Bras Basah. Koleksinya beragam, walo BookPoint lebih dikenal karena spesialisasinya di buku sejarah, biografi, hukum serta sastra.

BookPoint enaknya karena tokonya luas, pilihannya banyak, dan shopkeepernya gak rese (buat saya ini tuh penting banget).
Soal harga...hmm....dulu sih harga-harga di BookPoint bersaing. Buku softcover rata-rata  5SGD, sementara hardcover sekitar 15 SGD (ini harga belum ditawar). Sekarang?
Terakhir ke sana sih (3 bulan yang lalu) saya cukup shock liat buku-bukunya Murakami yang second dihargai 20SGD. Mana gak bisa ditawar jauh lagi. Entahlah apa kemarin itu pas si BookPoint nya lagi iseng naikin harga ato gimana, yang pasti waktu minggu lalu ke Bras Basah, saya gak nengok ke BookPoint lagi. Mending fokus di Evernew aja X).

Sebenarnya masih banyak toko buku lain selain 3 toko di atas. Ada satu lagi di lantai 4 yang suka saya tengokkin, namanya Children Book Centre. Dan sesuai namaya, toko ini menjual buku anak semuanyaaa. Sayang saya gak pernah foto-foto tiap di sana karena keburu kalap. X)

Toko lain yang terkenal di Bras Basah itu Cat Socrates (#03-39B) di lantai 3; toko ini terkenal sebagai penjual buku-buku tentang seni, musik, film, fotografi dan hobi.
Buat yang suka buku tentang teknik dan arsitektur, kudu nengok ke Basheer Graphic Books (#04-17/19). Di Basheer juga bisa ketemu buku tentang design, web design, ekonomi, computer grafis dan fashion. Dan koleksinya Basheer itu wow sekali. Oiyaa....novel grafis juga banyak di Basheer.


Menjelajahi Bras Basah memang gak cukup cuma sehari. Tiap kali saya ke sana, pasti berakhir dengan diusir penjaganya karena kelamaan nangkring padahal mereka udah tutup X).

Ah jadi keingat curhat seorang kakek pemilik toko di Bras Basah waktu saya terakhir ke sana. Beliau bercerita kalo peminat buku fisik sekarang sudah berkurang jauh, orang-orang lebih suka pegang gadget daripada buku. Kakek itu juga meramal kalo usia Bras Basah ini paling sekitar 2 tahun lagi, mentok-mentoknya 3 tahun. Dia bilang : "You lihatlah, makin banyak toko tutup di Bras Basah ni."
Dan emang beliau bener sih. Makin ke sini saya perhatiin Bras Basah makin sepi. Sudah banyak toko besar semacam Lido Book Store dan The Shanghai Book yang tutup, padahal kedua toko ini dulunya punya koleksi yang lengkap banget.
Lebih lanjut, si Kakek cerita kalo makin sedikit anak muda yang berminat sama buku. Bahkan anak-anaknya si kakek pun gak ada yang mau ngurusin toko dia. Kakek bilang : "Kalo saya mati nanti, anak-anak jual ini semua buku, jual toko juga. Habis sudah usaha saya dari muda. Apa mau dikata?"
Aduh sediihh.

Semoga aja ramalan si kakek salah ya. Semoga Bras Basah berumur panjang dan lama.
Semasa kecil, Bras Basah adalah tempat magis buat saya dan 20SGD sudah membuat saya serasa jutawan. Sekarang ini, setelah menjajal berbagai toko dan pasar buku di tempat lain baik yang baru maupun secondhand, saya sadar kalo Bras Basah bukanlah pasar buku termurah dan terlengkap. Tapi ada magnet yang selalu menarik saya untuk kembali ke Bras Basah. Saya menemukan rasa nyaman di antara aroma buku-buku tua dan suasana hening Bras Basah.
Ya...buat saya, Bras Basah adalah cinta yang tak pernah mati.

Monday, July 08, 2013

Beberes Timbunan, Dan....

Yak...saatnya beberes timbunan, dan ketemu lagi sama buku yang dobel (_ _").
Kebiasaan buruk inih. Gegara heboh tiap denger ada sale, lalu heboh nitip ke beberapa temen, akibatnya jadi beli dobel.
Yah daripada mubazir, saya berniat nge-giveawayin salah satu buku dobel saya deh sekaligus bikin survey mini tentang blog ini.

Ehm...enakan sebut hadiahnya dulu ato rules-nya dulu? Rulesnya dulu aja deh yaa ^_^

Ini rulesnya :
1. Peserta wajib berdomisili di Indonesia
2. Pemenang ditentukan lewat random.org
3. Follow blog ini (opsional). Follownya lewat email ato bloglovin aja ya. Dapat 1 nomor undian untuk tiap follow yang kamu lakukan (gak berlaku jika lewat GFC). Sebutkan juga di kolom komentar kamu follownya lewat mana dan juga akun email/akun bloglovin-mu yang dipake untuk memfollow
4. Isi komentar di kolom postingan ini. Pertanyaannya : "Dari semua postingan di blog (kecuali postingan giveaway), postingan mana yang paling kamu suka?" Boleh kasi alasan kalo berkenan. (list semua postingan bisa diliat di sini). Jangan lupa sebutkan alamat email/akun twitter kamu di kolom komentar, supaya bisa saya hubungi kalo kamu menang.
5. One entry per household, please. Yang ketahuan curang, masukkin entry palsu, ato berbohong soal follow akan langsung didiskualifikasi.
6. Giveaway akan dibuka sampe hari Kamis tanggal 11 Juli 2013. Bisa ditutup lebih awal ato lebih lambat daripada itu, tergantung kesibukan saya X).
7. Pengumuman pemenang akan dilakukan di postingan ini juga, dan pemenangnya akan saya hubungi. Pemenang dikasi waktu untuk merespon dalam 2x24 jam. Kalo gak ada respon, saya akan memilih pemenang lain.
8. Keputusan pemenang adalah hak mutlak saya dan gak bisa diganggu gugat.
Dan setelah ribet soal aturannya, saatnya membeberkan hadiah.

Hadiahnya adalah SATU boxset Roald Dahl untuk satu orang pemenang.

ps : semua boxset itu dijamin baru kok.

Jadi buat yang berminat, silakan diisi di kolom komentar. Kalo masih ada yang kurang paham, sila tanya ato mention saya di @asdewi

Berbelanja di Open Trolley

OpenTrolley adalah online bookstore berlokasi di Singapore yang kini membuka cabang di Indonesia. Asyiknya nih, online store ini dengan baik hatinya bagi-bagi voucher 50 ribu ke beberapa blogger. Dan saya termasuk yang kedapatan voucher ini. Yayyy!

Dengan semangat pantang-menyianyiakan-gratisan, maka saya pun sibuk memilih buku mana yang bakal saya beli. Dan berhubung ini masih percobaan, maka saya cuma beli satu buku dulu. Proses belanja di web ini lumayan mudah. Tinggal bikin akun, pesan, bayar dan tunggu barangnya datang (yah...pretty much proses yang sama di hampir sebagian besar web).

Saat browsing harga buku itu saya baru membuktikan kalo harga buku di OT emang lebih mahal dibanding beberapa online shop lain. Kelebihannya karena di OT pembayaran bisa dilakukan via transfer bank sementara online bookshop lain (untuk buku import tentunya) meminta pembayaran dilakukan via credit card. Dan yah...ini satu point plus OpenTrolley yang sangat menentukan.

Balik ke cerita, setelah memilih buku yang saya incar, saya dikabari kalo order akan diproses dalam 10 hari. Tapi hanya kira-kira 1 minggu sejak order diproses, saya sudah menerima kiriman bukunya.
Nah soal kiriman ini juga, ada ceritanya nih.

Jadi saat saya sedang keluar, tau-tau sebuah ekspedisi menelpon dan bilang ada kiriman untuk saya. Sebenernya ekspedisi ini udah biasa sih kirim paket ke rumah saya, dan udah biasa pula ngedapetin rumah saya kosong kalo siang. Jadi mereka udah biasa juga ngelempar paket tersebut ke halaman rumah (yah semua memang ada karena terbiasa #gaknyambung). Tapi karena saat itu musim hujan, saya rada waswas juga kalo paketnya basah. Jadi saya pun wanti-wanti supaya lempar paketnya ke teras, jangan ke halaman. Tapi sang kurir menjawab : "Packingnya bagus kok, mbak. Kalo cuma hujan sih, gak bakal rusak bukunya."
Owkay....saya sedikit tenang, walo masih ada cemas yang bersarang di hati #halah.

Dan bener aja, sore itu hujan turun dengan derasnya. Makin cemaslah saya dengan nasib paket saya.
Sesampainya di rumah, saya langsung ambil paketnya (yang mana udah basah kuyup), mengeringkan pembungkusnya dan mengecek isi dalamnya. Gimana kondisi buku saya? Ehm...biarlah gambar ini yang menjawab :

Yep...masih muluussss dan gak basah sama sekali.

Gak heran sih kalo liat packingnya yang bagus gini :


Yep..paketnya dibungkus plastik, kertas karton dan terakhir bubble wrap. Syukurlaahh.

Kesimpulannya : saya sih gak keberatan pake OpenTrolley lagi kapan-kapan, terutama di musim hujan.