Penulis: Valiant Budi
Penerbit: Gagasmedia
ISBN : 9789797804978
Tgl Penerbitan : 2011-05-11
Halaman : 456
Ukuran : 130x200x0 mm
Tgl Penerbitan : 2011-05-11
Halaman : 456
Ukuran : 130x200x0 mm
Selamat datang di negeri 1001 dongeng. Berharaplah ini memang sekedar dongeng.Nun jauh di Bandung sana, hiduplah seorang pria bernama Valiant Budi Yogi aka Vabyo. Sama seperti jutaan orang lain, Vabyo juga punya mimpi tinggal di luar negeri. Bedanya negara impian Vabyo bukanlah yang favorit semacam Eropa ato Amerika. Vabyo justru bermimpi tinggal di kawasan Timur Tengah ato Afrika.
@Vabyo
Demi mengejar mimpi ini, Vabyo rela meninggalkan karirnya di Indonesia untuk menjadi barista di Dammam, sebuah kota di Kingdom of Saudi Arabia (KSA).
Namun kenyataan memang jarang yang seindah mimpi.
Pertama, tentu saja Vabyo harus bergulat dengan cuaca yang panasnya di luar perkiraan (nyampe 56 derajat celcius, bo!). Cuaca panas ini otomatis berdampak pada air yang juga panas, menyebabkan insiden dubur lecet (baca aja sendiri untuk lengkapnya ya).
Kedua, Vabyo mesti berdamai dengan shift kerja gila-gilaan dan setiap shift diisi dengan kerjaan yang naujubile capeknyaaa. Ternyata menjadi barista itu bukan hanya duduk-duduk manis menunggu customer dan membuatkan kopi ketika ada yang mengorder. Ternyata menjadi barista itu sebuah pekerjaan yang melibatkan terbuangnya tenaga, hati dan juga nurani. Terkesan lebay? Gak kok. Baca aja buku ini dan Anda akan mengerti maksud saya.
Tapi yang menurut saya paling berat di antara semuanya adalah, Vabyo harus bisa bertahan menghadapi kelakuan warga Dammam yang "ajaib". Mulai dari rekan kerja hingga orang asing yang ditemui di jalan.
Simak pengalaman Vabyo waktu sakit dan berobat ke dokter yang aneh tapi nyata. Atau waktu dia dikejar-kejar segerombolan pria Arab untuk di..ehm..."lecehkan". Juga kekekiannya menghadapi pelanggan-pelanggan ajaib yang arogan, sok tahu, linglung, bahkan haram. Hah? Haram? Yup...beneran haram. Makanya baca sendiri dong bukunya ;)
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati ya sudah-dianggap binatang saja."Buku ini juga mengungkap fakta-fakta "unik" tentang negara itu. Seperti hak dan kebebasan wanita yang sangat dibatasi (nyetir mobil aja gak boleh lho), kode-kode kencan yang dilancarkan para baba, saudi champagne yang dari namanya saja jelas-jelas beralkohol tapi masih masuk kategori halal, serta yang paling menarik tentang kedekatan hubungan antar para baba di KSA dan daerah Cipanas di Puncak. Hayoo...ada yang tahu?;)
-Yuti-
Namun Kedai 1001 Mimpi tidak melulu bercerita tentang Vabyo. Ikuti perjalanan Yuti sang TKI yang sukses mengubah nasib dari yang tadinya mengepel lantai kini menyisir lantai mall berbusana Prada. Simak kisah Mas Blitar, sang supir asli (well...jelaslah) Blitar yang merangkap sebagai pemuas nafsu majikan-majikannya. Juga Bambang, seorang gay yang merasa ketemu dunianya di Dammam. Dan jangan lupakan Eldo, si floor supervisor di sebuah hotel yang merangkap sebagai penari tiang. Baca dan tersenyum kecutlah bersama mereka.
Dan buku ini juga tidak hanya mengungkap sisi buruk KSA. Ada sisi baik dan kebaikan warganya yang juga diceritakan Vabyo. Namun demi untuk mencegah spoiler, saya biarkan anda menemukannya sendiri di buku.
“Tapi satu pelajaran yang gue dapet. Kita bisa mencari iman di mana saja, termasuk di negara yang sering ‘dibilang kafir’ sekalipun.”Saya sudah mengikuti perjalanan @Vabyo di KSA sejak dia rajin memposting serial tweetnya dengan tagar "Arabian Underkampret" (yang lalu diubah jadi Arabian Undercover. Sayangnya saya sudah nyaman dengan istilah Underkampret. Hehehe :p). Rutinitas pagi saya kala itu membaca timeline @Vabyo sepanjang jalan menuju kantor.
Sayang, sekembalinya ke tanah air, @Vabyo semakin jarang membagi cerita Arabian Underkampret-nya. Awalnya saya berpikir mungkin dikarenakan kesibukannya mengurus Warung Ngebul.
Tapi ternyata, @Vabyo bilang di twitter bahwa pengalaman-pengalaman Arabia Underkampret-nya akan dibukukan, makanya gak bisa dishare lewat twitter lagi. Horeeee....\(^o^)/
Karenanya gak heran waktu buku ini di-launching, saya dengan bersemangat langsung membeli.
Dari segi fisik, saya suka sama sampulnya yang lucu dan "kena" banget dengan isi buku. Ilustrasi secangkir kopi yang ada di tiap akhir bab juga mampu membuat saya mendadak ngidam kopi. Ada beberapa typo namun bagi saya sih bisa dimaafkan.
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan."Mengenai isi buku, sebenarnya kebanyakan cerita mirip dengan yang dulu pernah di-tweetkan @Vabyo. Jadi yah sebagian besar ceritanya sudah saya baca. Tapi saya tetap senang kok. Karena akhirnya saya punya memento untuk serial twit Arabian Underkampret-nya Vabyo itu. Lumayanlah sebagai salah satu referensi saya tentang KSA (psstt...diam-diam saya sama kayak Vabyo yang punya ketertarikan khusus pada Timur Tengah dan Afrika).
-Mas Blitar-
Kalo ada yang pernah membaca 2 buku Vabyo sebelumnya, pasti heran dengan gaya bahasanya yang lain banget di Kedai 1001 Mimpi. Tapi gaya bahasa Vabyo tetap enak dibaca. Dan jangan khawatir, walau pun buku ini sebenarnya beraroma susah, namun Vabyo membalutnya dengan gaya komedi. Dia seolah ingin mengajak kita menertawakan hidup sepahit apapun itu, karena memang "Ada Lelucon Di Setiap Duka".
Kamu tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAU?!Dari info yang saya baca di timeline @Vabyolous (fanbasenya Vabyo di twitter) ternyata drama bukan hanya terjadi di dalam buku ini. Ada banyak kisah di balik layar penerbitan Kedai 1001 Mimpi. Vabyo mendapatkan banyak ancaman dan beberapa kali dicegat orang-orang asing, bahkan sampai terjadi pemukulan. Pelakunya jelas mereka yang berpikiran sempit dan menganggap Vabyo mencemarkan Islam dengan mengungkap fakta-fakta tentang KSA. Padahal Vabyo hanya ingin membuka mata kita tentang fakta yang sebenarnya sudah diketahui banyak orang namun sering dilupakan yaitu : Arab memang negara Islam tapi Islam bukanlah Arab.
-sebuah comment di sebuah blog-
Rating 4 bintang saya berikan untuk Vabyo dan segala pengalaman uniknya di Dammam sana.
Kenapa gak 5 bintang? Karena saya menangkap ada beberapa kekurangan. Ada hal-hal yang gak tuntas diceritakan Vabyo seperti alasan kearoganan customer dari Riyadh atau apakah Vabyo pada akhirnya mengiyakan tawaran Eldo. Jadi rasanya seolah-olah Vabyo "lost track" di tengah-tengah menulis dan pindah ke topik lain.
Walau begitu saya sangat salut pada keberanian Vabyo untuk mengungkap fakta kelam KSA walau pun mendapat ancaman. Maju terus dalam mengungkap fakta, bro. Semoga makin sukses dan tetap baik-baik saja ya.
Quote of the book :
"Di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain."
-Vabyo-
ak mau buat review ini belum kesampean, hehe. Iya dari buku Vibi sebelumnya, buku ini menjadi fav-ku, tiap kali mau sedih baca pengaaman dia alih-alih ak malah ngakak, hehehe. Reviewnya bagus, ayo nulis terus :))
ReplyDeleteIni pengalaman Vabyo emang miris tapi ga nahan pengen ngakak melhat nasib vabyo yg terhina
ReplyDeletebelum baca.... :(((((((((
ReplyDeletemasuk dalam daftar wajib beli ni ngeliat ceritanya bagus........
wauw, aku belum pernah baca buku ini, tapi kayaknya jadi penasaran deh, hehe
ReplyDeletekunjungan perdana
salam kenal :D
@ sulis : hehehe....emang keren gaya bahasanya si Vabyo. Tapi serem juga bacanya. Aku sampe nanyain ke Vabyo nasib mas Rendi gimana, saking serem bayanginnya :D
ReplyDelete@oky : Iyaaa.....antara mo ngakak tp miris juga. Yg pasti sih bersyukur gak lahir sbg cewe di negara itu.
@rean : kudu bacaaa... salam kenal juga :)
@putriutama : kudu banget dibaca. Lumayan membuka mata tentang Negara 1001 Mimpi itu :D
ReplyDelete