Judul Terjemahan : Gerhana
Penulis : Stephenie Meyer
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2008
Rating : 2 out of 5 stars
Di antara ke-4 Twilight saga, Eclipse adalah seri yang paling bikin saya eneg dan gak tahan karena di buku ini tergambar jelas betapa egoisnya Bella.
Melanjutkan cerita dari buku ke dua, dimana Bella memilih Edward, maka sekarang dia harus menerima konsekuensinya, yaitu renggangnya hubungan persahabatannya dengan Jacob.
Juga karena sifat Edward yang overprotektif, dia melarang Bella ke La Push (konservasi tempat tinggal suku Jacob) dengan alasan takut Bella gak aman karena dikelilingi para werewolf (Ironis bukan karena Edward beranggapan vampir lebih aman daripada werewolf:p)
Sayangnya, Bella adalah cewek egois nan keras kepala. Semakin keras Edward melarang, semakin keras pula niat Bella untuk bertemu Jacob. Dia bahkan sampai nekat kabur menemui Jacob di saat Edward sedang pergi berburu.
Dan reaksi Edward?
Tetap selembut dan sepengertian biasanya. malah Edward mengakui kalo masalah terbesar dia sehubungan dengan Jacob adalah masalah pribadi dan memberikan full blessing ke Bella untuk berkunjung ke La Push kapan pun dia mau.
Wow...Wow...banget ya punya cowok sepengertian itu. (ato se-masokis itu?)
Cerita pun terus bergulir hingga ke klimaks ketika kasus kriminalitas dan orang hilang terus meningkat di Seattle. Yang sebenarnya terjadi adalah seorang vampir bernama Victoria menciptakan vampir - vampir baru yang liar dan haus darah untuk memburu Bella. Hal ini dilakukan Victoria karena diamasih mendendam terhadap Edward karena telah membunuh kekasihnya James (kisah selengkapnya ada di Twilight).
Tentu saja keluarga Cullen tidak tinggal diam. Mereka pun berusaha menggalang kekuatan untuk melawan vampir ini. Sayangnya, mereka tidak mendapat dukungan dari rekan vampir mereka.
Di saat itulah, Jacob dan kawanan werewolf-nya menawarkan kerja sama dengan keluarga Cullen demi melindungi Bella khususnya dan kota Forks umumnya.
Di sisi lain, Bella pun harus menghadapi konfliknya sendiri.
Yah...one thing lead to another, singkatnya Bella dan Jacob berciuman (dan saya menyadari betapa tricky-nya Jacob dalam hal ini). Dan Bella pun dipaksa untuk menghadapi kenyataan bahwa ternyata dia mencintai Jacob lebih dari sekedar sahabat.
Tepatnya ini kalimat Bella : "Jacob was right. He ’d been right all along. He was more than just my friend. That ’s why it was so impossible to tell him goodbye — because I was in love with him. Too.
I loved him, much more than I should, and yet, still nowhere near enough. I was in love with him, but it was not enough to change anything; it was only enough to hurt us both more. To hurt him worse than I ever had."
Dan sejujurnya, point inilah yang membuat saya bete abis dengan Eclipse. Seakan belum cukup Edward disakiti perasaannya selama ini. Mulai dari menahan diri melihat kedekatan Bella dan Jacob, mendengar keluh kesah Bella tentang Jacob, menghadapi Jacob yang emosional dan selalu beranggapan bahwa Edward membuat kesalahan besar dengan kembali, menahan diri mendengar Bella menyebut Jacob sebagai Jacob-ku, dan sekarang...INI pula!!!
Dan well...si Edward yang kelewat baik itu sama sekali gak marah. Malah dia sangat pengertian.
Dia berkata bahwa Bella adalah manusia dan ada beberapa kebutuhannya yang hanya bisa dipenuhi oleh manusia juga. Edward juga mengerti bahwa sewaktu meninggalkan Bella, dia membuat lubang di hati Bella dan Jacoblah yang menjahit luka itu dengan rapi.
Dan saking baiknya...Edward juga mengatakan bahwa Bella tak perlu memilih. Bahwa Bella dapat memiliki seberapa besar pun bagian dirinya atau malah tidak sama sekali, asalkan Bella bahagia.
Oh geez...
Si Edward ini benar-benar masochist deh aaahh.
Trus si Jacob???
Saya bete sekaligus kasihan sama dia.
Iiiihhh....si Bella ini PHP sekali sih. Kasian kan Jacob, udah di-PHP-in selama 2 buku lebih, di buku ke-3 akhirnya ciuman, eh cuma untuk ditolak.
Senangnya sih...at least reaksi Jacob masih bisa dibilang normal lah. Dia gak yang pengertian dan baik kayak Edward gitu. Dia malah bete banget.
Oke...anggap aja yang kayak gitu normal *kalo gw yang jadi Jacob siiihhh....gw gak bakal seanteng itu*
Dari segi penerjemahan, saya sama sekali gak punya keberatan dengan buku ini. Gaya terjemahannya enak banget, sebagus New Moon.
Dari segi cover, versi Indonesia-nya juga oke. Hanya menggambarkan keadaan gerhana, sesuai dengan judul buku. Cover yang melambangkan perasaan Bella ke Edward yang seperti gerhana hingga menutupi perasaannya ke Jacob.
Walaupun begitu, cover versi US juga menarik. Di versi US tampak sehelai pita yang hampir putus. Stephenie Meyer mengatakan bahwa pita yang terbelah dua itu menggambarkan bahwa Bella harus memilih antara Jacob dan Edward, juga seutas benang yang menghubungkan kedua bagian pita menggambarkan bahwa Bella tidaklah bisa benar - benar terlepas dari kehidupannya sebagai manusia.
Satu hal yang membuat Eclipse masih terselamatkan (setidaknya menurut pendapat saya) adalah perkembangan plotnya.
Di Twilight dan New Moon, Bella memutuskan untuk menjadi vampir tanpa benar - benar menyadari konsekuensi pilihannya. Di Eclipse, Bella menyadari konsekuensinya dan memutuskan untuk menerima. Semua aspek, cerita, plot dan hubungan di novel Eclipse ini mengacu pada point itu.
Disini juga, Jacob menyadari bahwa Edward adalah obat bagi Bella. Dan dia tak bisa mengalahkan Edward. Sehingga untuk pertama kalinya, Jacob menyadari sebaiknya dia mundur.
Satu hal lagi, sebenarnya melegakan juga (bagi Edward setidaknya) mengetahui bahwa Bella mempunyai pilihan lain. Dia dapat memilih cinta yang lebih mudah bersama Jacob. Cinta yang tidak membuatnya harus mengorbankan keluarga dan masa depannya. Dan tetap saja, dia memilih Edward. Seperti yang Jacob bilang,bahwa setidaknya Bella menyadari perasaannya terhadap Jacob, tahu bahwa dia punya pilihan.
So me (as a reader) could expect a less drama for the next book. Pleaaaaseee...
Quote of the books :
The Clouds I Can Handle, but I Can't Fight with an Eclipse
-Jacob Black-