Tuesday, October 23, 2012

Buku Ajar Koas Racun

 Data Buku:
Judul : Buku Ajar Koas Racun
Penulis : Andreas Kurniawan, dr
Penerbit : mediakita
Halaman : 256
Published : 2012
Rating : 4 out of 5 stars


@KoasRacun adalah salah satu akun parodi kedokteran yang sudah lumayan lama beredar di jagat twitter. Saya gak tahu seberapa bekennya @KoasRacun bagi tweeps kalangan non-medis, tapi buat kami (ato minimal saya), akun ini salah satu akun humor yang wajib difollow. Tweet-tweetnya @KoasRacun itu suka sinis, nyindir tapi lucu. Rasanya akun itu menyuarakan jeritan hati para koas di negeri ini *halah*

(ps : buat yang gak mudeng, koas adalah sebutan untuk mahasiswa FK tingkat klinik, yang berarti mahasiswa FK tahun ke-5 dan 6)

Ketika mengetahui @KoasRacun akan melahirkan (pemilihan kata yang aneh) buku, saya kira yang akan keluar adalah buku kompilasi twit. Ternyata saya salah. Sesuai dengan taglinenya, buku ini memang panduan bertahan hidup untuk koas & mahasiswa kedokteran.

Ada banyak hal yang diceritakan penulis di buku ini, mulai dari jaga malam yang adalah takdir sekaligus kewajiban bagi koas, tentang suka duka perkuliahan dalam menghadapi praktikum, ujian dan juga dosen, sampai ke "mitos" aneh menyangkut profesi dokter. Mitos yang saya maksud itu seputar keyakinan masyarakat awam bahwa semua dokter pasti tulisannya jelek (lucunya banyak yang berpikir di FK pasti ada mata kuliah belaja-nulis-kayak-ceker-ayam) ato bahwa dokter gak bisa sakit.

Eh? Anda gak percaya bahwa ada orang yang berpikir dokter gak bisa sakit? Jangan salah. Banyak lho yang mikir gitu.
Saya ingat sekian tahun lalu, waktu ayah saya sakit dan ada pasien yang mo berobat. Setelah diberi tahu bahwa ayah gak bisa melayani karena sedang sakit, sang ayah pasien pergi sambil ngomel : "Dokter kok bisa sakit sih? Ini mah pasti males aja nerima pasien. Dikira saya gak bisa bayar apa?"

Ish...klo ingat kejadian itu masih bisa emosi deh #eaaa #mendadakcurcol
Untung ampe sekarang saya belum pernah dengar ada yang komentar : "Dokter kok bisa meninggal karena sakit?". Klo ada yang mikir gitu, then they really should get their head checked.

Seperti tagline-nya, buku ini memang lebih tepat jadi panduan mereka yang belum ato sedang koas. Bagi saya yang (alhamdulillah) sudah melewati masa itu, buku ini lebih sebagai pembangkit kenangan manis saja. Juga sebagai penghibur hati bahwa ternyata saya gak dogol sendirian, ternyata mahasiswa-mahasiswa FK seantero nusantara mengalami hal yang sama toh #menurutngana.

Oh saya juga jadi ngeh kalo ternyata mitos-mitos cara penolak dan pemanggil pasien kala jaga malam itu dipercaya oleh seantero FK toh. Jadi penasaran, mahasiswa FK di negara lain punya mitos aneh juga gak ya? Seaneh apa mitos itu? Silakan baca sendiri :D

Gaya bahasa penulis sih sama kayak di twitter. Sama-sama sinis, nyindir tapi lucu dan cerdas.
"Dokternya ada?" tanya bapak itu.
Pertanyaan ini cukup janggal di telinga saya, mengingat percakapan ini mengambil setting lokasi di IGD suatu rumah sakit umum. Saya tidak pernah berpikir untuk datang ke restoran cepat saji dan bertanya, "Yang masak ada?"
Buku ini juga tak lupa menyorot dilema yang dihadapi para dokter. Bagaimana mereka menghabiskan waktu untuk mengurus keluarga orang lain sementara keluarga sendiri harus ditinggal di rumah.
Yep, I can relate to that. Saya juga beberapa kali harus meninggalkan ibu sendirian di rumah padahal beliau sedang sakit untuk merawat ibu orang lain. It's a dilema. Trust me.

Tapi bab favorit saya sih di bab "Koas & Film".
Di awal bab, penulis berkata begini:
"Ada satu hal yang selalu ditanamkan oleh dosen kami dari dulu : jadi mahasiswa harus kritis. Apalagi menjadi seorang dokter. Segala sesuatu harus bisa dipertanyakan, kenapa bisa begitu, apa hal tersebut mungkin, dan sebagainya. Hal ini di satu sisi membuat kami penghuni dunia medis menjadi pribadi yang kritis. Di sisi lain, kami kadang tidak bisa menikmati beberapa hal lagi. Apalagi saat menonton film."
Tuh kaaann! Tuh kaaaaannnnn!!!
Wajar kan kalo saya sungguh sewot sama film/buku Heart ini. Lah wong buku ini salah di semua aspek. Ato ketika saya ngomel di review buku Kala Kali itu.
Iyaaa...yang dibilang penulis emang bener. Ada beberapa kenikmatan yang hilang saat menonton film bagi kami. Film yang rusak kenikmatannya menurut contoh penulis adalah X-Men Origins : Wolverine, The Dark Knight Rises, dan Soegija. Dan list ini masih bisa panjang kalo mo diterusin.
Buat saya, hal ini juga berlaku pada buku :|.

Gimana dengan sinetron? Oh...do not make me go there! Toh penulis juga sudah memaparkan keanehan-keanehan yang dilihatnya di sinetron.
Tampak seorang ibu sedang mengejan dengan sepenuh tenaga. Beberapa saat kemudian terdengar tangisan bayi, kemudian petugas rumah sakit langsung memakaikan selimut ke bayi tersebut, dan diperlihatkan ke sang ibu. Indah sekali, seorang ibu yang bertaruh nyawa untuk memberikan hidup ke bayi tercinta. Setelah itu adegan selesai. Serius, sudah selesai.
Catatan:
Suatu kondisi yang menarik sekali, bayi tersebut pantas masuk ke dalam The Guinness Book of World Records sebagai satu2nya bayi yang lahir tanpa plasenta
Asli...pas baca bagian ini serasa pengen ketemu langsung penulisnya dan berterima kasih karena mau bersusah payah melawan usaha pembodohan yang dilakukan produser sinetron. Mudah-mudahan saja buku ini banyak dibaca biar infonya makin meluas.

Kalo ada kekurangan di buku ini, itu adalah typonya. Gak terlalu banyak sih, tapi saya terganggu dengan banyaknya kata memelajari yang ada di buku ini (yang bener mempelajari ato memelajari sih?). Juga editan yang masih kurang halus. Liat kutipan di atas? Masih ada kata "satu2nya" di buku ini.

Saya juga gak yakin apakah jokes yang ada di buku ini bisa ditangkap oleh pembaca kalangan non medis.
Oh jangan khawatir. Anda pasti ngerti segala yang diceritakan penulis karena dipaparkan dengan begitu jelas. Saya cuma meragukan apakah sisi lucunya bisa ditangkap oleh semua pembaca. Saya pribadi menganggapnya lucu karena saya pernah mengalami dan tahu kayak apa rasanya. Apakah orang lain menganggap pengalaman saya lucu? Entahlah.

Untuk siapa saya merekomendasikan buku ini?
Kepada teman sejawat dari dunia medis karena dengannya kita bisa bernostalgia dan berefleksi diri. Setelah membaca buku ini, saya sadar betapa kacrutnya saya dulu. Dan betapa ampe sekarang pun, saya masih sama aja (klo gak mau dibilang lebih parah) kacrutnya X).

Mereka yang ingin masuk FK dan para orang tua yang ingin anaknya jadi dokter tapi clueless seperti apa dunia kedokteran itu juga sebaiknya membaca buku ini.
Apa?
Anda termotivasi jadi dokter setelah baca Doctors-nya Erich Segal dan manga Dr. Koto juga Say Hello To Blackjack? Oh jangan percaya deh! Itu kan menyorot profesi dokter di negara lain.
Mending anda baca buku ini deh.
Kalo setelah baca, anda merasa masih minat masuk FK, maka sila dilanjut dengan baca Playing "God"-nya Rully Roesli dan The Doctor: Catatan Hati Seorang Dokter-nya Triharnoto
Kalo masih minat juga, maka...daftarkan diri anda ke FK dan welcome to the jungle :). It's a rollercoaster ride, but like all rollercoaster, it brings fun too.
You'll find many friends and foes here. But still, we're all brothers that binded by the same oath.
DOCTORS are being scorned for being late with diagnosis, yet they're holding their bladder because they don't have time to use the restroom, starving because they missed lunch & missing their family while taking care of yours. Illness or personal affairs aren't excuses for a misdiagnosis or mismanagement. They lack sleep yet are willing to stay awake for you and for your families. They may even be crying for you. In the minute you read this, doctors all over the world are saving lives. -Anonymous-

6 comments :

  1. seperti biasa, reviewnya mbak Dewi keren! :))

    saya bukan orang medis, tapi tampaknya saya bakal suka buku ini *baca dari quote yang diquote udah bikin saya "kejang-kejang" :))

    ReplyDelete
  2. Salam, mbak Dewi.
    Terima kasih banyak atas reviewnya yang membuat kami terharu. Kami sadar masih banyak ulkus di sana-sini pada buku ini :)

    Kami senang bisa menghibur banyak pihak, mulai dari anak sekolah yang penasaran dunia FK itu seperti apa; mahasiswa FK yang harap-harap cemas bakal masuk masa koas; adek-adek koas yang butuh sedikit tawa dalam kehidupan mereka; para dokter yang ingin nostalgia masa lalu; sampai kalangan umum yang ingin mengetahui sisi lain dari dunia ajaib seorang dokter.

    Sekali lagi terima kasih, ini penghargaan yang luar biasa buat kami.

    Salam,
    Andreas K - admin Koas Racun

    ReplyDelete
  3. Review yg keren mbak dewi .. Koas racun juga keren .. Gw juga keren krn pernah koas #mikir . Bener banget .. Kdg kdg profesi kedokteran adalah guru juga yg sebenarnya mencerdaskan masyarakat .. Mulai dr menghalau dan meluruskan mitos mitos ..sampe aplikasi dr pelajaran ppkn yg udah tahunan dipelajarin di bangku sekolah ..haha .. Gw ga perlu jabarin atu atu ..

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. If medical facuty was a jungle, then we are the tarzans...

    yah, saya masih preklinik... hanya mendengar sebagian cerita dari senior dan dosen bagaimana jaman koas itu...

    dan saya sangat senang karena ada koas racun (salam bang andreas!), yang mengangkat lelucon tentang suka duka koas...

    adalagi mbak dewi yang bisa menulis review buku dengan sedemikian detail dan asyik...

    wah, kita ini ternyata gak cuma dokter! hehehehe...
    saya sendiri juga komikus lepas yang suka bikin komik komedi...
    salam kenal...

    mohon doanya dalam waktu dekat ini karya saya tentang dunia fk bisa terlaksana...

    you guys are two-best of my inspirations... :)

    salam saya dari FK Unsyiah di Aceh! ^^

    ReplyDelete
  6. @FJ Rean : Makasi udah dibilang reviewnya keren, rean. Review dikau sendiri juga selalu keren :). Btw yup...menurutku ini buku worth the rating, so silakan dibelii dan baca

    @KoasRacun : Wow...dikomen sama penulisnya sendiri. Bangga banget. Makasi ya udah mau baca dan komen reviewku. Sukses buat bukunya. Ditunggu buku2 keren berikutnya

    @just thiz afternoon : Woa...what should i call you? Anyway...salam kenal. Semangat terus dalam dunia kita yang absurd tapi fun ini

    @Hasbi : Salam kenal ya. Komiknya apa nih? boleh dipromosiin disini. Sukses buat bukunya yaa. Klo udah terbit, boleh di-share ke saya lho. Selalu senang mendukung penulis lokal :D

    ReplyDelete