Penulis : Rachel Hawkins
Penerbit: Ufuk Press
ISBN: 978-602-9346-10-7
Ukuran: 14 x 20,5 cm
Halaman: 424 halaman
Terbit: November 2011
Sophie Mercer dilahirkan dari ayah warlock dan ibu manusia. Namun dia tak mengetahui fakta itu sampai umur 12 tahun, ketika kekuatan sihirnya muncul untuk pertama kalinya. Karena salah merapal mantra di prom, Dewan (tetua bangsa sihir) memutuskan agar Sophie dimasukkan ke Hex Hall, sekolah khusus bagi anak-anak bandel Prodigium, sebutan untuk kaum penyihir, peri, vampir, warlock dan shapeshifter.
Meski awalnya enggan bersekolah disana, namun Sophie mendapatkan banyak pengalaman baru. Pertama kalinya punya sahabat cewek walaupun sang sahabat, Jenna, adalah vampir yang dijauhi satu sekolah. Pertama kalinya juga merasakan dimusuhi tiga penyihir berwajah supermodel dan pertama kalinya naksir sama warlock ganteng, Archer, yang sialnya pacar salah satu penyihir-berwajah-supermodel itu.
In short, life's "good"...life's fun.
Suasana berbalik ketika seorang murid ditemukan terluka parah; terdapat luka berbentuk dua lubang kecil di leher yang tampak seperti bekas gigitan vampir. Hal ini membuat Jenna, sahabat Sophie, menjadi tertuduh. Saat pelakunya belum terungkap, terjadi lagi serangan berikutnya. Kali ini, Dewan memutuskan untuk me-rumah-kan Jenna.
Karena tak percaya Jenna adalah pelakunya, Sophie memutuskan untuk menyelidiki masalah ini.
Tanpa menyadari, bahwa pelakunya justru orang terdekat. Juga bahwa pengungkapan misteri ini akan mengungkap rahasia besar tentang keluarga dan dirinya.
"'Now, Sophia, would you care to tell me why you're here by the pond instead of reporting to your next class?' -Mrs.Casnoff-Saya suka karakter-karakter di buku ini.
'I'm experiencing some teenage angst, Mrs. Casnoff,' I answered. 'I need to, like, write in my journal or something.'" -Sophie Mercer-
Seperti karakter Sophie yang berani dan sarkastik. Sarkasmenya itu yang membuat buku ini enak dibaca. Dan sarkasme itu jadi ironis karena Sophie juga orang yang naif. Singkatnya, dia gak sempurna. And that's good :).
Jenna si vampir yang kesepian mencuri perhatian saya meski belum bisa sayang padanya. Soalnya, Jenna sukarela jadi vampir, eh belakangan malah menyesali keputusannya dan "marah" pada lingkungan yang mendiskriminasinya. Well Jenna, vampire really is different. Don't you know that? Tapi, saya penasaran melihat perkembangan karakter Jenna di buku kedua.
Buat saya, Archer nggak menarik. Okay...dia ganteng,hot, asyik, populer, dll. Tapi dia gak bikin saya tertarik dan malah heran kenapa Sophie segitu naksirnya.
Nah karakter Cal malah bikin saya penasaran. Si pengawas sekolah yang ganteng dan misterius itu lebih menarik buat saya. Cal belum banyak berperan di sini, tapi saya punya feeling nantinya Cal berperan besar.
Untuk tokoh pendukung, kepala sekolahnya, Mrs. Casnoff, menarik. So far imagenya tegas dan gak neko-neko seperti Prof. McGonnagal-nya Harry Potter. Tapi rasanya sih dia gak "selurus" itu.
Saya suka pace-nya yang pas, dalam artian gak terlalu cepat tapi juga gak lelet.
Dan suka juga dengan twist di tengah cerita. Ada yang terprediksi, tapi ada yang enggak. Dan untunglah, endingnya bagus. Bagus karena bikin penasaran buat baca lanjutannya.
“I scowled. Being manipulated has always been one of my least favorite things. Right up there with snakes. And Britney Spears. “Dan yang saya gak suka adalah klisenya (>.<).
-Sophie Mercer-
Magical boarding school. Tokoh utama yang gak tahu apa-apa tentang kekuatannya. Gets on wrong side of popular bitches on day one. Naksir cowok terganteng di sekolah (di hari pertama juga). Sialnya, si cowok itu pacar cewek populer.
D'uh...Unsur kayak gitu ada di hampir semua novel genre YA dan/atau fantasi. Harry Potter, Vampire Academy, Evernight, sedikit Twilight, dll-dst-etc.
Tipikal banget sih :s
Saya bahkan rada bisa memprediksi lanjutan ceritanya. Ini tebakan saya (nanti dicocokkan setelah baca yang ke-2 dan 3) :
- Cal itu ternyata tunangan Sophie. Oya lupa bilang, di dunia Prodigium ada tradisi ditunangkan waktu umur 12 tahun. Cuma tunangan lho, bukan berarti kawin paksa. Trus dia naksir Sophie
- Tapi Sophie tetap suka sama Archer. Karena si Cal tulus, Sophie jadi bimbang
- Ujung-ujungnya, toh Sophie tetep jadian sama Archer juga.
- Sophie gak jadi ketua Dewan. Mungkin aja pada akhirnya dia ikut pemunahan bareng sama Archer.
Hmm...itu sekedar prediksi asal-asalan. Mudah-mudahan salah semua. Semoga ada twist-twist lain nanti.
Pokoknya saya sabar aja nunggu buku ke-2 (Demon Glass) versi terjemahan terbit. Karena, walau pun saya penasaran, tapi gak segitu penasarannya buat cari ebook-nya.
"I opened my eyes to stare at a bright blue tulle monstrosity with a skirt that would hit me at mid thigh. I'd look like the really slutty bride of Cookie Monster."Secara fisik, covernya bagus sih. Dan setelah baca ampe akhir, saya ngerti makna covernya.
-Sophie Mercer-
Tapi klo untuk kesan pertama, saya gak bakal tertarik klo cuma liat cover. Soalnya, buku ini tampak seperti genre teenlit biasa dan bukannya fantasi. Dibutuhkan baca sinopsis dan intip Goodreads sebelum saya memutuskan beli buku ini.
Suka sama pilihan font-nya Ufuk, besar, jelas dan mudah dibaca. Juga terjemahan yang oke karena sarkas dan witty-nya Sophie bisa tersampaikan dengan baik, sama seperti di buku aslinya. Sayang masih ada beberapa kata yang sepertinya lebih bagus tetap dibiarkan dalam bahasa inggris.
So, to summarize it all : cerita yang ringan, santai dengan karakter menyenangkan dan cerdas : 3 bintang. Ditambah 1/2 bintang lagi untuk font dan terjemahan-nya. Total 3,5 bintang. Buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca penggemar fantasi :).
Setuju, Archer ga menarik. Nggak bisa bikin kita pembaca bersimpati dari awal sampe akhir ya..
ReplyDelete@okeyzz : hahaha....kirain aku doang yg mikir gitu soal Archer. Abis liat di goodreads, pada muji2 Archer sih.
ReplyDeletebelum bacaaaaa, hahaha cerita dsb dll memang banyak disukai orang :)) mirip harpot tapi banyak makhluk2 lainnya ya :)
ReplyDelete@peri_hutan : iya, cerita standar gitu banyak penggemarnya termasuk aku :D. Mirip Harpot gabung twilight gabung Vampire Academy gabung Everafter.
ReplyDeletekakak pernah baca Vampire Academy?udah direview?
ReplyDelete