Wednesday, April 01, 2015

Children & Young Adult Literature Giveaway Hop


Dalam rangka event Around The Genre untuk merayakan HUT ke-4 BBI, maka Through Tinted Glass (yang tergabung dalam grup Children & Young Adult Literature) ikut mengadakan giveaway dan reading challenge.
Penjelasan mengenai reading challenge dan hadiahnya bisa kamu baca di postingan ini.

Giveaway di blog ini simpel aja kok. Kamu tinggal menjawab pertanyaan berikut :
" Apa judul buku di masa kecil yang paling berkesan untukmu? Bukunya yang termasuk dalam kategori novel untuk anak atau young adult tentunya. Boleh ceritakan alasannya juga."

Untuk saya sih, buku anak yang paling berkesan jelas semua buku dari Enid Blyton dan Shel Silverstein. Soalnya novel-novel Enid Blyton itu penuh dengan makanan yang bikin ngiler. Saya ampe bertekad ke Inggris demo bisa nyicipin makanan-makanan yang digambarkan Enid. Hahahaha.....
Kalo alasan saya suka bukunya Shel Silverstein sih nanti ada postingannya sendiri.

Nah giveaway kali ini juga ada aturan mainnya dong. Sila dicek ya :

1. Menjawab pertanyaan di comment postingan ini. Setiap orang hanya boleh menjawab SATU kali saja, tapi kamu boleh menyebutkan lebih dari satu judul buku di comment kamu. Nanti comment-nya akan saya setel supaya harus di-approve dulu ya. Jadi jangan heran kalo liat comment-mu gak muncul di blog.

2. Akan ada dua orang pemenang. Satu orang dipilih menggunakan random.org, dan satu lagi berdasarkan jawaban yang paling saya suka :)
Masing-masing pemenang boleh memilih buku anak/YA dari salah satu online shop lokal seharga maximal IDR 125.000 (harga sebelum diskon ya) . Bukunya boleh bahasa indonesia ato bahasa inggris. Untuk buku berbahasa inggris, hanya bisa dibeli di opentrolley ato periplus ya.

3. Giveaway berlangsung dari tanggal 1 April-13 April 2015. Jawaban yang dimasukkan lebih dari tanggal tersebut akan dianulir. Pemenang akan diumumkan melalui postingan di blog ini pada hari Kamis, 16 April 2015.

4. Pemenang harus memiliki alamat kirim di Indonesia, dan mengirimkan email konfirmasi judul buku pilihan serta alamat kirim, ke zatinenzer@yahoo.com; maksimal 2×24 jam sejak posting pengumuman pemenang. Bila pemenang tidak mengirimkan email sampai batas waktu tersebut, maka saya berhak memilih pemenang lainnya.

Yuk ikutan GA ini.. dan jangan lupa berkunjung juga di blog lain dari grup Children/Young Adult Literature untuk ikutan Giveaway Hop nya ya :) Please klik linky di bawah ini untuk visit blog lainnya :)


34 comments :

  1. Saya mulai kenal, atau tepatnya tergila-gila dengan buku, saat duduk di bangku kelas 3 MTs. Dan buku yang membuat saya suka sekali dengan dunia perbukuan itu, yang tentunya berkesan pakai dewa, adalah Harry Potter and The Goblet of Fire. Saya bahkan masih ingat bisa menyelesaikan buku itu dalam waktu tiga hari.

    Ada lagi All American-Girl-nya Mbak Meg yang saya batja di tahun yang sama. Buku yang menghadirkan istilah nanasisme ini adalah buku pertama Mbak Meg yang saya batja dan membuat saya suka dengan setiap karya beliau.

    Buku ketiga masih dari karyanya Mbak Meg: Princess in Waiting. Saya suka sekali dengan pesannya: Tidak semua orang memiliki bakat berbicara, bahkan mereka yang punya ide cemerlang. Dan bila berbicara tidak bisa menyampaikan maksud dari ide cemerlang, maka tulislah.

    Satu lagi, Kissing Vanessa karya Simon Chessire. Novel pertama yang saya beli dengan mengumpulkan uang saku. Saya ingat sekali harga buku bersampul hijau dengan gambar cowok memegang kamera dan cewek cantik berambut panjang dan bermata hijau ini: 23rb. Murah banget, ya? Dan buku ini dibeli masih di tahun yang sama dengan dibatjanya dengan buku-buku di atas. Saat saya masih duduk di bangku kelas 3 MTs. Tahunnya 2006.

    Dan itulah... buku-buku yang berkesan dari "masa kecil" saya (:

    ReplyDelete
  2. Waktu bener2 masih ketjil, aku suka sekali dengan Kumpulan Dongeng HC Andersen. Menurutku, dongeng-dongeng di situ gak membosankan seperti dongeng putri pangeran biasanya, dan endingnya suka aneh-aneh. Bukan sekedar 'they lived happily ever after'. Dulu belum tahu kata-kata "realistik" (Ariel berubah jadi buih *nangis waktu pertama kali baca*) dan "absurd" (Princess of Pea, Emperor's New Cloth, It's Quite True) tapi sekarang menurutku kata itu yang paling pas menggambarkan isi dongeng Andersen.

    Eh kebawa sampai sekarang, kalau dulu bacanya edisi bergambar, sekarang 'HC Andersen Fairy Tales' terbitan Penguin Classic masih tetap jadi favoritku.

    ReplyDelete
  3. Buku yang paling berkesan sewaktu kecil adalah buku 5 sekawannya Enid Blyton, karena itu adalah novel pertama yang dibelikan tante, saya langsung suka petualangan mereka sampai sekarang. Juga lupus kecil, taulah bagaimana kocaknya lupus dan keluarga dan teman-temannya, sampai sekarang juga masih suka baca lupus kecil, lupus abg juga.

    Makasih kak Dewi GAnya dan selamat ultah bebi sayang :*

    ReplyDelete
  4. Novel child-lit yang berkesan buat saya sewaktu kecil itu Lima Sekawan-nya Enid Blyton. Sebenarnya bukan karena ceritanya sih.
    Jadi waktu masih kecil, beli buku cerita itu kemewahan bagi kami. Ortuku juga menganggap membaca buku cerita itu nggak penting. Saya bisa beli banyak buku pelajaran, tapi untuk beli buku cerita nanti dulu...Akhirnya saya minjam ke teman saja. Itupun bacanya sembunyi-sembunyi.
    Sampai suatu hari, mamaku ke Jakarta. Pulang dari Jakarta, dia membawa setumpuk buku Lima Sekawan bekas. Tanteku yang di Jakarta yang sudah beranjak dewasa (tsaah) merasa buku macam Lima Sekawan gak cocok lagi sama dia.

    Menerima setumpuk Lima Sekawan (plus komik Nina, Lucky Luke) itu rasanya kayak dapat harta karun. Senaaang sekali akhirnya punya buku cerita sendiri. Membaca Lima Sekawan yang judulnya Di Pulau Harta itu seperti benar-benar bertualang. Penasaran juga sama limun jahe, minuman andalan George dan saudaranya itu. Saking bangganya punya buku cerita, saya pamer dong ke teman-teman. Trus dipinjam, trus nggak dibalikin, trus saya nangis gigit jari.

    Aish..malah curcol jadinya. Itu aja sih Wi... sampai sekarang saya masih kepingin koleksi kembali Lima Sekawan yang lengkap itu, yang ada boxsetnya itu.

    ReplyDelete
  5. Aku suka buku Young Adult yang berjudul To All the Boys I’ve Loved Before karya Jenny Han. Kenapa? karena buku ini membahas love story dengan cowok-cowok yang menerima love letter dan mengajarkan cara berkomunikasi dengan baik dalam keluarga. Alurnya pas. Enggak bertele-tele dan endingnya nice menurutku. Terus, Buku ini membuat aku flashback saat aku masih SMP. Naksir seseorang, cinta moyet. Ahh~ pokoknya gitu deh. Pokonya seru deh. Bikin senyum-senyum sendiri :)

    ReplyDelete
  6. Hallo Mba Dewi, makasih banyak buat kesempatan Giveaway nya ya :)

    Nama : Astri Nardi
    Email : astri.nardi@gmail.com
    Twitter : @astri_nardi
    Follow via GFC astri nardi
    Link Share : https://mobile.twitter.com/astri_nardi/status/583634938592763904

    Jawaban :
    Judul buku di masa kecil yang paling berkesan di hidupku adalah Malorry Towers karya Enid Blyton. Dulu sempet kepengen banget ngerasain gimana asyiknya sekolah berasrama sampai pernah mencoba membujuk ortu untuk minta disekolahin khusus putri yang khusus asrama, walaupun sampai sekarang belum kesampaian mencicipi sekolah asrama, minimal dari baca buku sudah bisa membayangkan asyiknya dan disiplin nya serta teman2 sekamar yang bermacam-macam karakter :)

    ReplyDelete
  7. Sebenarnya selera kita nggak jauh beda ya kalau buku masa kecil. Alias nggak jauh-jauh dari Enid Blyton sama majalah bobo. Aku suka sesuatu yang agak British karena buku-buku Enid. Selalu membayangkan betapa enaknya kalau di Indonesia ada kebiasaan minum teh pas sore sambil ngobrol dan makan kue. Terus membayangkan piknik di padang rumput sambil memetik buah-buahan liar dan bunga-bunga liar. Sayang di Jakarta nggak ada padang rumput ><

    Keluargaku bukan tipe yg suka baca jadi aku nggak banyak beli buku waktu SD, lebih seringnya komik karena harganya lebih murah daripada buku. Tapi waktu SMP kan uang jajan mulai agak gede, itu suka dikumpulin buat beli novel. Biasa aku beli novel-novel detektif. Salah satu yang berkesan seri detektif cilik Can You Solve The Mystery yang tokohnya sepasang detektif pra remaja Hawkeye dan Amy Adams. Aku orang yang penasaran, bahkan dari judul saja suka bikin penasaran sama kasusnya. Secara tak sadar, baca seri detektif cilik itu melatih nalar, logika dan ketelitian. Kadang suka jengkel sendiri kalau gagal memecahkan kasusnya, untungnya ada jawabannya di halaman belakang buku. Cuma ribetnya lihat jawabannya itu harus pake cermin karena huruf-hurufnya terbalik.

    Rada sedih sih karena pas pindah rumah, buku-bukuku banyak sekali yang hillang termasuk seri detektif ini, kayanya diloakin deh :(

    Nama: Lina
    Twitter: @arynity
    Email: lina.riyanty@gmail.com

    ReplyDelete
  8. Buku masa kecilku yg paling berkesan itu St. Clare nya Enid Blyton. Tapi bukan karena makanannya seperti mbak dewi ya hahahahha walaupun saya juga penasaran limun jahe itu kayak apa.
    Di novel ini saya jadi membayangkan serunya sekolah di sekolah yg isinya homogen alias cewek semua dan berasrama. Sekolah model kayak gini kan gak umum ya di Indonesia saat saya masih kecil (atau pengetahuan saya terbatas ya..). Lalu bagaimana serunya mengadakan pesta tengah malam, dan gak ada cerita2 tentang hantu kayak novel2 Indonesia. Dan satu lagi.. novel ini bikin saya kepengen banget lihat sirkus langsung. Sampe sekarang belum keturutan sih, baru lihat via televisi.. semoga suatu saat bisa lihat sirkus langsung ya.. amiiin..
    Kemudian.. karena saat baca novel ini saya jg baru aja jatuh cinta sama Prince William yang saat itu sedang bersekolah di Eton College dimana Eton itu sekolah berasrama jugaaa.. jdnya saya suka mikir gt pacaran sama dia, sembunyi2 ketemu dan melanggar aturan asrama.. ketahuan, ditentang keluarga kerajaan, lalu prince william nekat ngajak saya kawin lari.. hahahhahahahahha :))))

    ReplyDelete
  9. Aku juga suka novel karya Enid Blyton :) LIMA SEKAWAN ^_^))/

    Soalnya, selain Bobo, waktu kecil inilah buku yang agak awal-awal menjadi teman aku setelah bisa membaca.. Waktu itu kakek yang beliin.. Berhubung juga kakek suka ngoleksi buku, tapi dia genrenya silat-silat gitu..

    Karena LIMA SEKAWAN ini juga, yang bikin masa kecil aku menurutku cukup membahagiakan. Karena bisa berkhayal tentang hal menemukan sebuah harta karun..

    Bahkan, kebetulan di samping rumah kan ada empang.. Kalo masuk musim kemarau, airnya menyusut. Begitu juga dengan kangkung liar yang bunganya putih, pasti tumbuh banyak saat itu. Pas saat-saat itu, aku selalu ajakin teman aku main lima sekawan dengan menganggap empang yang kering itu Pulau Kirin dan kebetulan juga di ujung empang bapak bikin pondok yang selalu aku buat menjadi markas aku dan teman-temanku.

    Dan, suatu saat pas main ada teman yang ngambil peran Dick ngusulin cari harta karun di kebun belakang rumah Pak X (tetangga depan rumahku).. Yaa udah, kesana ! Alhasil, kami dapat pisang yang udah matang banget dan pohonnya pendek.. Diambil lah, dan gak lupa nyungkil ubi jalar yang ditanam Pak X.. ^_^))"> Udah itu kembali ke markas, makan pisang ma ubi jalarnya dibakar.. Benar-benar petualangan mencari harta karun yang sukses !

    Eh besoknya, Pak X ribut-ribut.. Katanya, ada yang nyuri ubi jalarnya.. ^_^))v

    Catatan : jangan ditiru !

    @Sofhy_Haisyah

    ReplyDelete
  10. Buku di masa kecil paling berkesan buat saya adalah Harry Potter dan Batu Bertuah. Buku itu jadi buku 'tebal' pertama yang saya baca saat kelas 4 SD. Saya yang sebelumnya biasa baca komik, atau paling mentok baca buku cerita anak tipis terbitan Balai Pustaka jadi suka banget baca novel. Buku ini bisa dibilang buku yang membuat saya jadi hobi membaca. Karena buku ini juga saya jadi suka menulis cerita. Sampe sekarang sih kalo ditanya tentang buku favorit, saya pasti menyebutkan buku ini *beserta ke enam jilid lainnya* sebagai salah satunya.
    Buku pertama Harry Potter ini termasuk Child-Lit

    Sebenarnya saya agak bingung buku ini masuk kategori apa, tapi karena buku pertamanya bercerita tentang Harry yang masih berumur 11 tahun, jadi saya pikir masuk child-lit hehehe

    Makasih mbak :)

    ReplyDelete
  11. Novel ya.. hmm.. seingat saya novel anak yang saya baca pertama kali itu Harry Potter. Sebelumnya saya lebih suka membaca komik atau novelnya mama XD

    HP ini berkesan banget soalnya novelnya segede bantal. Awalnya jiper sih, gila aja mau baca berapa hari gitu itu buku. Eh ternyata novel pertama tamat dalam tiga hari, lalu ketagihan. Wkwkkw.
    Sayangnya dulu saya minjem punya saudara,jadi sampe sekarang belum punya. Moga moga segera bisa beli deh (atau barangkali beli dg harga miring di mba dewi) #heh (malah ngelantur)

    Saya suka HP karena penuh petualangan dan sihir. HP juga yang membuat saya makin jatuh cinta dengan cerita cerita fantasi. Seenggaknya membaca novel begituan bisa membuat saya berasa terlepas dari beban hidup untuk sementara (jadi kayak doping yah XD)
    Tapi bener gitu sih, apalagi waktu kecil saya tinggal jauh bersama nenek. Di kota kecil dan sering dibully pula. Jadi tekanannya berasa banget. Halah.
    Mengingat kisah HP saya jadi punya keberanian, bahkan waktu anak anak saya sampai berkhayal coba kalau saya punya tongkat sihir. Itu para pembully satu satu udah saya sihir jadi kodok deh.
    ((Heh))

    ReplyDelete
  12. Abduraafi Andrian
    Shared here.

    Baiklah. Pengalaman membaca buku anak-anak terasa berkesan ketika aku beranjak dewasa (baca: remaja). Ketika cerita sederhana dengan konflik yang sedikit, bahkan tanpa konflik, menjadi hal menyenangkan untuk lari sejenak dari kesibukan. *halah, apa ini*

    Aku suka Roald Dahl dan buku-bukunya. Bagaimana seseorang berperan penting untuk mendirikan yayasan untuk anak-anak dengan menyisihkan sebagian laba dari karya-karya tulisannya yang juga untuk anak-anak. Dia seperti jembatan. Dari anak-anak untuk anak-anak. Walaupun anak-anak yang membeli buku-bukunya juga dari penghasilan orangtua mereka. Sungguh bisa menjadi panutan, penulis ini.

    ReplyDelete
  13. Halo Mbak Dewi, ikutan ya :)

    Buku Autumn in Paris-nya Ilana Tan itu masuk kategori Young Adult ga? Kalo iya, itu adalah salah satu buku YA yang paling berkesan buat saya. Gimana ga berkesan kalo ketika membacanya, tidak hanya bisa merasakan perasaan Tara, tapi seolah-olah saya-lah Tara di buku itu dan suka sama saudara (beda ibu). Kayaknya suka sama saudara sendiri (inses?) itu kisah cinta paling tragis kan, Mbak? Ga ada yang bisa dirubah.. Akhirnya saya nangis kejer di bagian akhir novel ini..

    Kalo untuk novel anak, saya suka Totto-chan karya Tetsuko Kuroyanagi. Saya kan lagi kuliah di FKIP, calon guru, meskipun guru SMA karena saya ngambil prodi Pendidikan Kimia. Tapi saya tetap harus suka sama anak-anak, kan? Nah dari buku ini saya (atau kita) bisa mengambil banyak pelajaran bagaimana cara menyikapi tingkah laku anak-anak yang terkesan ajaib, bagaimana cara mendidik tanpa menjatuhkan mereka, dan bagaimana memahami perasaan dan dunia mereka. Sebagai calon guru, ini buku yang sangat berkesan buat saya. Makanya selama 5 semester, setiap ada ujian mata kuliah kependidikan saya selalu menyempatkan membaca sekilas buku ini. Karena bisa dijadikan bahan untuk menjawab ujiannya :D Nah ga enak kan baca sendirian? Akhirnya saya sering memaksa teman-teman satu prodi saya untuk membacanya. Dan beberapa dari mereka ikut membaca dan sama-sama puas dengan buku ini :')

    Sekian Mbak Dewi, maaf kalo kepanjangan. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  14. Nama: Amira Putri Dewi
    Email: prinzwit@yahoo.com

    Ingatan berkata bahwa masa kecil saya selalu di kelilingi oleh buku-buku. Mulai dari Bobo hingga dongeng klasik seperti Beauty and the Beast. Ibu saya selalu berusaha membuat saya membaca karena kata beliau sih saya tidak bisa baca hingga kelas 2 SD! Waduh saya kok tidak ingat ya. Namun berkat Ibu, saya jadi tergila-gila sama makhluk yang namanya buku. Apalagi buku karangan Astrid Lindgren.

    Satu karyanya yang paling saya suka sampai detik ini dan semoga selamanya adalah Ronya. Buku ini… memiliki (hampir) segala aspek yang saya idamkan dari sebuah karya tulis. Petualangan, kasih sayang, konflik, dan penyelesaian masalah yang melegakan. Detail seperti apa kehidupan di buku itu, kastilnya, hutannya, sungainya… sungguh membuat seakan-akan saya pernah tinggal disana, di Swedia! Bahkan terkadang ada rasa rindu saat tak sengaja saya melihat pemandangan seperti itu di layar TV. Oh, Ronya! Betapa indahnya!

    Buku ini membuka mata saya bahwa petualangan dan keberanian itu selalu berada dekat di hati dan hanya perlu satu langkah untuk membuatnya nyata.

    Terima kasih atas kesempatannya mbak ^^

    ReplyDelete
  15. buku anak yang berkesan untukku yaitu Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl, ceritanya bagus dan memiliki pesan moral yang dalam. pertama sih lihat filmnya dulu, setelah tahu ada novelnya ternyata sudah kehabisan. untung nemu diobralan buku

    ReplyDelete
  16. Waktu kecil, buku yang berkesan adalah series-nya Tini (Yang sekarang tak disangka terbit lagi!). Kenapa? Warnanya cantik, gambarnya bagus, duh kesukaan banget deh.
    Lalu STOP series. Entah kenapa STOP ini membekas banget daripada buku-bukunya Enid Blyton yang saat itu lebih populer. Yang terakhir kisah detektif Amy dan Hawkeye. Keren banget ituuu hehehe...

    ReplyDelete
  17. Buku yang berkesan buatku Little Women Louisa M. Alcott, karena tdk punya sdra perempuan aku sangat terkesan dengan kisah persaudaran gadis gadis march dan juga kesabaran ibunya. Dan baru baca sekuelnya Good wives malah setahun belakangan ini.

    ReplyDelete
  18. " Apa judul buku di masa kecil yang paling berkesan untukmu? Bukunya yang termasuk dalam kategori novel untuk anak atau young adult tentunya. Boleh ceritakan alasannya juga."

    Pastinya buku Enid Blyton ... mulai dari Lima Sekawan, Malory Towers, Si Kembar, Si Badung ... belum lagi cerita yang gak berseri. Kalo Lima Sekawan, dulu aku sering berkhayal pengen bisa ketemu petualangan seru kaya' mereka, piknik di pulau, dengan berbagai makanan yang menggugah selera (padahal cuma roti selai plus limun) -- eh, aku gak nyontek ceritamu lho, bu Dokter ...terus juga pengen gitu, sekolah di asrama kaya' sekolah Malory Towers. Kaya'nya keren banget punya sekolah di pinggir tebing, mau berenang tinggal nyemplung, plus pesta tengah malamnya. Yang paling heboh kalo udah ngerjain guru-guru.

    Satu lagi cerita favoritku adalah Smurf sama Asterix. Gak tau kenapa, pernah kebawa mimpi ketemu sama Smurf. Bahkan percaya kalo mereka ada. Idem juga sama Asterix. Lebih suka film-film mereka versi kartun dibanding versi orang benerannya.

    O ya... serial si Tini .. yang kaya'nya kalo baca ini, berkhayal jadi si Tini, koq ya berasa jadi cantik :D Favoritku adalah Tini Ikut Pesta Bunga. Di mana pun dan kapan pun, kalo ada serial Tini terbaru, dulu pasti langsug beli. Bahkan pas lagi liburan ke Palembang, bela-belain maksa tanteku ke toko buku di sana demi beli Tini baru. Naik oplet (a.ka. angkot), panas-panasan ke pasar.

    Thank you ya, Dewi .. *semoga aku beruntun*

    ReplyDelete
  19. malory towers-nya enid blyton :D kenapa? kenapa ya.. rasanya menyenangkan hidup di asrama bareng temen2 perempuan lainnya, ahaha.. ngebayangin bakal kaya apa ya rasanya.. makan, tidur, belajar bersama selama sekian bulan githu tanpa jeda and ga bisa ke mana2 walau lagi ribut and gontok2an sekalipun :p belum lagi pesta tengah malam-nya itu lho yang bikin mupeng :)) salah satu kelebihannya enid itu.. makanan yang 'sederhana' aja terasa nikmat kalau enid yang ngegambarinnya XD bayangin aja makan sarden ma nanas kalengan aja bisa bikin mupeng :p

    ReplyDelete
  20. Kalo buku di masa kecil nggak ada soalnya dulu jarang baca buku terlebih buku anak-anak. Tapi sejauh ini buku anak-anak paling favorit adalah Dunia Adin karya Sundea http://www.kubikelromance.com/2013/01/dunia-adin.html. Suka buku ini karena kesannya nggak mengurui banget, banyak pesan moral yang bisa diambil dan polos banget, sesuai dengan karakter utamanya yang anak kecil juga :)

    @peri_hutan

    ReplyDelete
  21. " Apa judul buku di masa kecil yang paling berkesan untukmu? Bukunya yang termasuk dalam kategori novel untuk anak atau young adult tentunya. Boleh ceritakan alasannya juga."

    Novel anak yang paling berkesan untuk saya adalah Harry Potter. Sejak SD saya suka sekali membaca. Hanya saja bacaan yang saya baca bukanlah novel melainkan buku bergambar. Bacaan pertama saya adalah Komik. Saya tidak pernah menyukai novel, karena alasan yang sepele tentu saja, novel hanya berisi tulisan dan tidak mempunyai gambar. Bertahun-tahun bacaan yang saya nikmati adalah Komik Eropa dan Komik Jepang. Saya tidak pernah bosan membacanya. Tidak bisa mengoleksi secara langsung pun saya akalin dengan meminjam/menyewa. Agar saya tidak mengalami kebosanan karena tidak mempunyai bacaan. Ketika SMP saya mulai menyukai novel. Perkenalan awal saya adalah dengan Harry Potter. Saya merasa begitu tersihir segala keajaiban yang ada di dunia Harry Potter. Novel Harry Potter yang mempunyai ketebalan super bisa saya lahap. Dan itulah ajaibnya Novel Harry Potter bagi saya. Novel setipis apapun yang saya jumpai karena tentu saja berisi tulisan semua sama sekali susah saya tamatkan. Berbeda dengan Novel Harry Potter.
    Seandainya saya tidak mengenal Novel Harry Potter saya menjadi bertanya-tanya, akankah saya menjadi seperti ini, akankah saya menjadi lebih menyukai novel-novel dengan genre lainnya. Dan akankah saya bisa membuat blog dan bisa menulis sebuah resensi buku. Yang dulu sama sekali tidak terpikirkan bahwa saya bisa mencurahkan segala kesenangan yang saya rasakan ketika membaca buku lewat tulisan?
    Dan saya sungguh berterima kasih pada seorang teman yang sudah mengenalkan Novel Harry Potter pada saya :’)
    Terima kasih sudah mengadakan GA ini, membuat saya bisa mengenang masa lalu saya :’)

    ReplyDelete
  22. Waduh, masa kecilku jarang bertemu buku-buku dongeng :( *masa kecil kurang bacaan*
    Tapi waktu itu aku suka beli buku kayak komik gitu, yang tokohnya para Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong) karya Tatang Sutarman. Ceritanya komedi, kadang campur horor juga :D Ahahahah.

    Kemudian aku berkenalan dengan Harry Potter dan langsung saja kehidupanku menjadi penuh sihir dan keajaiban!
    Ceritanya begitu brilian. Aku yang tergolong anak introvert tidak lagi merasa kesepian dan merasa bosan dengan kehidupan. Ya, Aku tidak akan pernah bosan berada di Hogwarts.
    So Magical! Seri Harry Potter terdiri atas 7 buku yang menceritakan 7 tahun petualangan Harry dkk. Oleh karena itu, beberapa buku pertama termasuk buku anak sedangkan beberapa buku selanjutnya mungkin sudah termasuk YA.

    Terima kasih :)

    ReplyDelete
  23. Buku favoritku yg pertama Rumah Kecil di Rimba Besar dari serinya Laura Ingalls Wilder. Kisah ini bikin ak pengen tinggal di tengah hutan-minus beruangnya, minum sirup mapel, bikin makanan dari bahan alami...seru banget, lebih berkesan daripada nonton filmnya.
    Favoritku yg lain adalah serial Malory Towers Enid Blyton. Ceritanya kerasa nyata, terutama karakter2nya, semua ada plus minusnya. Darrel tokoh utamanya bukan yg paling pintar, bukan yg paling kaya atau cantik, malah gampang marah. Ada Alicia yg supercerdas tp kurang empati. Paling keren di antara semua serial yg berbasis asrama menurutku...

    ReplyDelete
  24. Buku ini melayang begitu saja saat teman lama kenalkan kumpulan novelnya.
    Buku seperti kapal kargo yang singgah sesukanya sesuai kemana arah angin membawanya.
    Senang karna saat buku ini berlabuh ditanganku lembarannya masih pada tempatnya.
    Secret garden surga untuk setiap taman imajiner anak-anak. surganya segala kebahagiaan utnuk orang-orang yang merindu kesenangan pemberian alam.
    Usiaku sepuluh saat membaca buku ini. Mungkin belum terlambat untuk mengenal makhluk beraroma khas bernama 'buku'.
    bintang terangi satu buku untuk setiap anak yang mendamba indahnya dunia.
    terangilah satu untukku.

    Sayangnya anak-anak era akhir 90-an jarang mencintai buku klasik seperti ini. Akhirnya aku berangsur mengumpulkan buku-buku menarik d zaman 90-an seperti Alice in Wonderland, Charlie and the Chocolate Factory, dan yang paling booming saat itu Lima Sekawan karangan Enid Byliton.

    Menariknya Secret Garden membuatku tergila dengan taman rahasia yang selalu kuniatkan agar punya satu dibelakang rumah. Sayangnya belum kesampaian.
    Seru rasanya kalau punya taman yang tersembunyi dibelakang rumah.

    Ahh, khayalku mulai meracau lagi. tapi beginilah indahnya membaca dongeng.
    Buatmu mencandu dan tak bisa menghentikannya,


    Email: athaya.irfan97@gmail.com
    Twitter: @JeruknipisAnget

    ReplyDelete
  25. trio detektif, aku mulai suka ketika temenku minjemin novel ini. petualangan mereka bertiga sangat seru ditambah lagi cara mereka menyelesaikan setiap kasus bener2 menginspirasi anak2. Kadang2 sampai berpikir pengen ngrasain kehidupan trio detektif.
    aku juga suka serial lima sekawan, waktu kecil aku memang suka genre detektif anak-anaknya kyak gini selain menghibur juga bikin aku nebak2 kejadian2 dlm ceritanya.

    ReplyDelete
  26. Buku karya Tere Liye paling berkesan untukku. Buku yang paling berkesan itu judulnya Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Tere Liye buat aku jatuh cinta dengan kisah hidup Tania dan keluarganya yang bangkrut. Kisah makna hidup yang tak diajarkan dibangku seklah ditambah kisah asmara antar manusia dengan rentang usia sepuluh tahun. Makin membuat aku dilema.
    Aku bersyukur bisa dipertemukan dengan buku ini.


    @Ficharanjani
    Ficharanjani98@gmail.com

    ReplyDelete
  27. Buku child-lit yang paling berkesan tentu saja serial Pasukan Mau Tahu, Sapta Siaga, dan Lima Sekawan-nya Enid Blyton. Meski belum menamatkan semua ceritanya--kadangkala berselingan antara satu serial dan serial lainnya--cerita detektif yang disajikan Oma Enid selalu berkesan. Walaupun aku lupa-lupa ingat karakter nama tokohnya, alur yang diberikan nggak pernah membosankan, sampai-sampai membuatku pengin koleksi lagi buku ini.

    Selain itu, buku lain yang sama berkesannya adalah The Miraculous Journey of Edward Tulane dari Kate DiCamillo, bukunya amazing, benar-benar membuka hati setelah menyelesaikan cerita si kelinci porselen ini :D

    @asysyifaahs
    asysyifaahs@yahoo.com

    ReplyDelete
  28. Kalau yang paling berkesan sebenernya banyak, tapi saya di sini sebutin dua saja ya :D

    Yang pertama itu serial Mallory Tower-nya Enid Blyton. Walau kisahnya tentang dan ditujukan untuk perempuan (sedangkan saya sendiri laki-laki) , tapi bagi saya nggak masalah. Konfliknya tetap menarik buat saya. Saya ngerasa jadi sentimental banget bacanya, apalagi begitu baca jilid terakhirnya. Ketika sepanjang membaca saya kesel begete ama yang namanya Gwen, di akhir ceritanya, Enid Blyton berhasil membuat saya menangisi kepergian Gwen. Sesuatu yang cukup mengejutkan bagi saya yang dulu masih kecil. Serial ini juga yang membuat saya nggak ragu ketika disuruh buat melanjutkan studi di sekolah berasrama, walau tentu jelas beda antara asrama perempuan dengan asrama laki-laki; asrama di Inggris juga di Indonesia.

    Yang kedua ada komik Yotsuba! buatan Kiyohiko Azuma. Yotsuba sendiri merupakan seorang gadis kecil yang diadopsi oleh seorang lelaki yang belum beristri. Rambutnya hijau, badannya mungil, tapi enerjik. Sikapnya yang polos dan selalu ingin tahu membuat orang-orang menyayanginya, bahkan satu dua cemburu. Ceritanya juga ringan, enak untuk dibaca, dan membuat kepikiran "Duh kalau udah gede pengen punya anak kayak Yotsuba gimana ya?" wkwkwkwk. Di Jepang, komik ini menempati ranking yang cukup tinggi. Bahkan di Indonesia juga ga kalah populer. Setiap jilid baru keluar, Yotsuba! adalah salah satu yang cepet ludes tapi jarang dicetak ulang. Orang-orang yang menjual kolprinya pasti masang harganya tinggi banget, saking banyak yang ngeburunya.

    semoga dapat ga-nya u___u

    ReplyDelete
  29. Judul buku di masa kecil favorit saya adalah seri Pasukan Mau Tahu karangan Enid Blyton. Saya lebih suka buku ini daripada Lima Sekawan karena anak2 dlm geng Pasukan Mau Tahu ini kebangetan isengnya :D
    Saya ngefans berat sama Fatty, karena banyak akal dan pintar menyamar. Setiap kali dia menjahili Pak Goon saya sampai terpingkal-pingkal. Kesemua serinya mendebarkan dan misterius.
    Buku ini juga yg membuat saya tertarik dengan seri detektif anak lain semacam Trio Detektif dan seri Detektif Cilik Hawkeye Collins dan Amy Adams.
    Aaah pokoknya seri detektif anak itu seru2 dan melatih kita memecahkan masalah.
    Kalau YA yang bukan detektif saya sih sukanya seri Lupus. Paling suka Lupus kecil yg waktu ayahnya masih ada. Aaahhh itu ayahnya Lupus super konyol deh. Jadi ngiri pengen punya ayah kayak dia. XD
    Sst.... itu sampai bonus pantun dan ramalan bintangnya yg ngasal, saya fotokopi dan saya jual ke teman2 :p *jangan ditiru*

    ReplyDelete
  30. Karena tinggal di desa yang jauh dari toko buku (toko buku hanya ada di kota kabupaten yang jaraknya sekitar 27 km dari desa saya) maka saya biasanya membaca buku cetak Bahasa Indonesia di sekolah ^^ kalau ingin membaca cerita, ayah juga biasanya setelah ujian jika ke kota kabupaten pulangnya membawa majalah bobo atau juga mentari yang beliau beli di pasar loak, dan majalah-majalah itulah yang jadi bacaan paling berkesan saat saya masih kecil.

    ReplyDelete
  31. Buku yang paling berkesan di masa kecil itu Lima Sekawan. Saya jujur lupa judul yang mana yang saya baca pertama kali sih. Hehehe.

    Tapi, ceritanya itu seru banget untuk diikuti. Bikin penasaran dan bikin semangat buat baca. Lima Sekawan itu salah satu buku yang membuat saya senang membaca sampai sekarang :D

    ReplyDelete
  32. Nama : Fatima Ulya S.
    email : faulyafts@yahoo.co.id
    twitter : @ulyafts

    Kalau waktu kecil, suka baca kisah nabi-nabi dari buku ba'da isya'. Diulang-ulang terus bacanya sampai hafal hehehe. Terus mulai suka baca majalah-majalah bekas gitu.. Ayah kadang bawain majalah bekas sampai tiga tumpuk dan saya baca sampai mata keriting. Majalah Bobo, Mentari, terus juga Bee. Maklum, di kota saya nggak ada tokbuk. Paling mentok ada toko jualan koran dan majalah artis itu :') Lalu, suka baca komik kuark. Nah. ini komik sains. Jadi sainsnya dibawakan dalam komik gitu. Dan, karakter karakter di komik kuark ini masuk banget. Karakter anak-anaknya yang kepo tingkat tinggi itu ternyata bisa dapet pengetahuan.

    Selain itu, saya juga ngoleksi seri KKPK dari Dar! Mizan. Di zamanku SD, yang punya KKPK itu sedikit banget. Soalnya kan mesti keluar kota buat beli bukunya. KKPK ini banyak makna-maknanya walaupun penulisnya sama anak-anaknya dengan usia saya waktu itu. Karena saking terinspirasi dan ngoleksinya sama KKPK, saya juga membuat cerita dan dikirim ke KKPK. Alhamdulillah masuk juga dan sudah terbit :') itu tiga tahun lalu sih...

    Setelah SMP, saya mulai mengobrak abrik perpustakaan SMP yang terkesan jadul. Buku-bukunya jarang update. Tapi ternyata, justru karena ke-jarang-update-an itu saya jadi bisa kenal karya klasik milik Jacqueline Wilson, Enid Blyton, Geronimo Stilton, sampai buku buku tua milik Buya Hamka dan Marah Rusli. Wow. Jacqueline Wilson bercerita banyak tentang anak-anak yang nakal namun di balik nakalnya itu ada maknanya. Aku selalu suka dengan ilustrasi di buku-buku Jacqueline Wilson. Enid Blyton, siapa yang tidak tau Lima Sekawan? Sudah tidak usah dikomentari lagi :D dan Geronimo Stilton itu judul bukunya. Saya lupa siapa pengarangnya, yang jelas nama tokohnya juga sama dengan nama pengarangnya. Lucunya, Geronimo Stilton ini bercerita tentang tikus dan keju. Ilustrasinya bergambar, jadi lebih mudah dibayangkan anak SMP.

    Selain perpustakaan SMP, saya juga menjelajah perpustakaan kota yang mulai update. Banyak buku-buku anak yang bagus di sini. Seperti terbitan Erlangga for Kids. Ilustrasi yang sangat mendukung dan berwarna membuat anak-anak tertarik untuk membaca. Cerita-ceritanya juga menarik. Ada cerita tentang putri yang suka memanjat bertemu dengan pangeran monyet. Terus juga baru baca Ulysses Moore. Cerita petualangan yang seru dan menegangkan. Yah, itu aja kak^^

    ReplyDelete
  33. Mbak Dewi, aku copas komen aku dari sebelah gpp ya :D

    Gadis Korek Api

    Waktu kecil aku gak suka baca buku. Lebih ke karena gak punya buku sih di rumah. Semuanya buku pelajaran. Tapi itu seneng juga dibaca berulang. Biasanya di buku pelajaran Bahasa Indonesia suka ada cerpennya. Aku sering baca itu berulang-ulang. Karena gak ada cerita lain XD

    Pas kelas 6 SD aku main ke rumah temen dan pinjem salah satu buku cerita milihnya. Hardcover, besar seperti buku album foto dan penuh gambar berwarna. Judulnya Gadis Korek Api

    Pas kelas 6 SD juga, ada tugas pelajaran bahasa Indonesia, membuat cerpen. Gadis Korek Api ini aku ceritain ulang. Dengan konsep yang sama namun dengan versiku sendiri. Aku dapat nilai A+ dan guruku sama sekali tidak membaca cerita tersebut. Beliau hanya bertanya "Tulisan sendiri?" dan aku pun menjawab Ya. Iyalah itu tulisanku. Bisa dicocokin sama tulisan sebelumnya. Kan ditulis tangan. Kalau ditulis orang lain pan jelas.

    Karena retelling itulang aku makin semangat baca dan nulis. Apalagi pas SMP perpustakaan penuh dengan buku.

    Sampai sekarang yang paling dikangin adalah Gadis Korek Api.

    Aku pernah menang sebuah voucher buku. Aku pake buat beli Lady of the Shades (Darren Shan) dan Heidi (Johanna Spyri). Aku nulis lagi tentang Gadis Korek Api. Tapi aku buat dia hidup di Jaman Victoria dan kerjaannya jadi pembunuh bayaran XD

    ReplyDelete
  34. Yang paling berkesan itu serial novel KKPK (Kecil Kecil Punya Karya). Inget banget waktu SD iseng minjem KKPK (judulnya Miracle of Rainbow) punya teman, eh jadi ketagihan. Judul-judulnya aku udah lupa, yang inget cuma Miracle of Rainbow doang, tapi aku paling suka KKPK yang bergenre fantasi. Fantasi anak yang ditulis penulis anak berumur 5-13 tahun, jadi ceritanya memang pas mantab laah. Gara-gara KKPK, aku punya minat menulis cerita dan bermimpi menjadi penulis KKPK juga (latahan). Di jam kosong sekolah, aku sering iseng menulis cerita (abal-abal) fantasi di buku tulis, tokohnya selalu peri, kadang juga fabel. Nah, temanku yang mengoleksi KKPK juga ikut-ikutan, jadilah kami sering barter cerita. Aku baca cerita bikinan dia, begitupun sebaliknya. Bahkan, kami pernah menulis duet. Dan secara otomatis, kami jadi dekat.
    Ternyata, minat menulisku itu nggak cuma musiman, aku memang bersungguh-sungguh menggarapnya. Walaupun belum menelurkan karya, tetapi artikel maupun cerpenku pernah memenangi berbagai lomba. Hahaha, itu semua berawal dari kegemaranku membaca KKPK :)

    ReplyDelete