Sunday, January 13, 2013

Where The Sidewalk Ends

Judul : Where The Sidewalk Ends
Penulis : Shel Silverstein
Penerbit : Harper Collins Children Books
Tahun Terbit : 2002 (Pertama terbit tahun 1974)
Bahasa : Inggris
Format : Hardcover
Rating : 5 out of 5 stars

Dr. Seuss dan Shel Silverstein akan selalu menjadi 2 penulis anak favorit saya. Tapi kalo hanya boleh milih satu di antara mereka, dengan pasti saya akan memilih : Shel Silverstein.Saya juga gak ngerti kenapa nama beliau kurang femes (at least kalah femes dibanding Dr. Seuss #AgakSalahSihBandinginnya). Saya juga gak ngerti kenapa buku-bukunya sempat di-ban dulu. Apa yang salah sih? I mean, saya sudah jatuh cinta sama Silverstein sejak pertama saya dihadiahkan bukunya oleh Ayah waktu SD dulu. Kalimat-kalimatnya simpel, tapi poetic. Ilustrasinya pun gak ribet, bersih dan enak dipandang. Jadi kenapa karya-karyanya (dulu) dilarang beredar bahkan sampe dibakar?

Dari hasil googling, saya dapat info kalo alasan banned-nya, indeed, stupid dan gak adil.
Ada yang bilang alasan beberapa perpustakaan sekolah keberatan bukanlah karena bukunya, namun karena Shel Silverstein sendiri. Profesi lain beliau yang adalah kartunis Playboy membuat beberapa pihak berpendapat dia gak pantas menulis cerita anak. Saya gak ngerti, apa yang salah dengan itu? Gak bolehkah seorang penulis cerita anak juga menjadi kartunis majalah dewasa?
Dengan logika yang sama, JK Rowling juga gak boleh dong menulis novel genre dewasa seperti The Casual Vacancy? Bersyukurlah Rowling tidak berkarir di jamannya Silverstein. (eh tapi dipikir-pikir Harry Potter juga sempat di-banned yaa. Engg...) :s

Alasan kedua lebih gak adil lagi. Beberapa beranggapan wajah Silverstein terlalu seram sebagai pengarang buku anak. Karena itu, semestinya wajah dia gak boleh ada di back cover buku.
Eng....
Emang sih dia terlihat seperti tokoh antagonis, tapi sejak kapan kita boleh judge people based on their looks? Dan masak iya pelajaran kayak gitu yang mo diajarin ke anak-anak?

Dua alasan di atas memang bukan alasan resmi. Itu hanya argumen dari beberapa orang aja. Alasan resmi yang dikeluarkan untuk melarang buku Silverstein sendiri ada beberapa. Khusus untuk Where The Sidewalk Ends, alasannya adalah : "promotes drug use, the occult, suicide, death, violence, disrespect for truth, disrespect for authority, and rebellion against parents."
Dan sekali lagi saya heran. Drug use? Occult? Violence? Disrespect? Rebellion? Yang mana sih?

Ternyata, puisi Dreadfull inilah yang dikritik karena dianggap mengandung death dan violence.
Someone ate the baby,
It’s rather sad to say.
Someone ate the baby
So she won’t be out to play.
We’ll never hear her whiney cry
Or have to feel if she is dry.
We’ll never hear her asking “Why?”
Someone ate the baby.
Someone ate the baby.
It’s absolutely clear
Someone ate the baby
‘Cause the baby isn’t here.
We’ll give away her toys and clothes.
We’ll never have to wipe her nose.
Dad says, “That’s the way it goes.”
Someone ate the baby.
Someone ate the baby.
What a frightful thing to eat!
Someone ate the baby
Though she wasn’t very sweet.
It was a heartless thing to do.
The policemen haven’t got a clue.
I simply can’t imagine who
Would go and (burp) eat the baby.
Death? Iya memang. Violence? Nanti dulu.
Gak benar-benar ada tindakan ate-the-baby di puisi itu kok. Sepertinya yang terjadi adalah entah si bayi hilang diculik ato meninggal. Pemikiran si bayi dimakan hanyalah pemikiran anak kecil yang lugu.
Kematian? Mungkin dirasa terlalu dini bagi seorang anak kecil untuk mengenal kedua hal tersebut. Tapi kematian adalah bagian dunia kita. Selama kita hidup, entah berapa kali kita akan bertemu dengannya. Asal dibimbing, gak ada salahnya anak kecil mengenal ugly truth itu sejak dini.

Atau puisi ini yang dimaksud dengan rebellion against parents?

source
Ah tapi kan Sarah Cynthia Silvia Stout mendapat ganjarannya di akhir. Toh Silverstein sudah berpesan jangan lupa buang sampah.

Puisi pembuka buku ini sebenarnya sudah menunjukkan siapa yang "cocok" membaca buku ini.
INVITATION
If you are a dreamer, come in.
If you are a dreamer, a wisher, a liar,
A hope-er, a pray-er, a magic bean buyer…
If you’re a pretender, come sit by my fire
For we have some flax-golden tales to spin.
Come in!
Come in!
See? Hanya para pemimpi, pengharap, pembohong, pendoa, pembeli kacang ajaib dan penipu yang diundang membaca buku ini. In short, tipe orang-orang yang menikmati sesuatu yang gak biasa dan tidak mengartikan segala yang tertulis secara harfiah.

Ah kalo mo dibahas satu-satu, rasanya saya bakal selalu nemu alasan untuk membela Silverstein X).
Makanya, sebaiknya anda baca sendiri buku ini dan sila tentukan pendapat anda sendiri.
Buat saya sih, syukurlah buku ini sudah gak di-banned lagi.
Kenapa?
Karena kalo buku ini di-banned, maka generasi jaman sekarang gak kenal puisi-puisi dengan witty humour ala Silverstein.
Seperti puisi "Early Bird" ini :
Oh, if you’re a bird, be an early bird
And catch the worm for your breakfast plate.
If you’re a bird, be an early early bird-
But if you’re a worm, sleep late.
Ato puisi yang witty tapi juga sedikit dark seperti puisi Magical Eraser ini :
She wouldn’t believe
This pencil has
A magical eraser.
She said I was a silly moo,
She said I was a liar too,
She dared me prove that it was true,
And so what could I do-
I erased her!
Tapi favorit saya dari buku ini adalah Hug O' War yang mengajak anak-anak untuk bermain hug o' war instead of tug o'war dan secara gak langsung mengarah ke...world peace (?)
I will not play at tug o’ war.
I’d rather play at hug o’ war,
Where everyone hugs
Instead of tugs,
Where everyone giggles
And rolls on the rug.
Where everyone kisses.
And everyone grins.
And everyone cuddles.

And everyone wins.
Dan Ourchestra yang mengajarkan bahwa kebahagiaan itu bisa didapat dari hal-hal sederhana dan bahkan dari diri kita.
So you haven’t got a drum, just beat your belly.
So I haven’t got a horn-I’ll play my nose.
So we haven’t any cymbals-
We’ll just slap our hands together.
And though there may be orchestras
That sound a little better
With their fancy shiny instruments
That cost an awful lot-
Hey, we’re making music twice as good
By playing what we’ve got!
Lalu yang paling favorit dan paling keren buat saya adalah Listen To The Musn'ts.
Listen to the MUSTN’TS, child.
Listen to the DON’TS
Listen to the SHOULDN’TS
The IMPOSSIBLES, the WON’TS
Listen to the NEVER HAVES
Then listen close to me-
Anything can happen, child,
ANYTHING can be.
Karena di puisi ini, Silverstein memberi tahu bahwa semestinya kita memang patuh pada hal-hal yang musn't, don't dan shouldn't. Semestinya, tapi toh tak selalu harus seperti itu. Since anything really can happen then it's okay to have different opinion though because there are more options than just two polar opposites. So just keep doing what you think is right and care little about the musn'ts.

So how? Menarik kan rangkaian kata milik Silverstein? Dan bisa terasa kan in-depth-meaning dari puisi-puisinya?
Itu satu hal yang paling saya suka dari Silverstein, kemampuannya menyamarkan hal yang "dalam" menjadi ringan dan mudah dicerna. Pertama kali baca karya Silverstein sewaktu masih anak-anak dulu, saya tertawa pada kelucuannya yang bizarre. Tapi membacanya sekarang ini, membuat saya merenungkan makna tersembunyi dalam karya Silverstein.
Bagi saya, itulah hebatnya beliau, mampu membuat sebuah karya yang bisa dinikmati sewaktu kita masih kanak-kanak bahkan hingga kita dewasa.

Kalo ditanya rentang usia berapa yang cocok membaca buku ini, saya bilang sih bisa untuk anak semua umur yang sudah bisa membaca. Tapi untuk bisa menangkap pesan-pesan Silverstein ato paling tidak mengapresiasi kelucuannya, maka saya menyarankan buku ini dibaca anak-anak berumur 8 tahun ke atas.


Postingan ini diikutkan dalam Fun Year Event with Children Literature untuk Fun Months 1. Buku ini masuk dalam kategori Award Winner.
Sejumlah award yang pernah dimenangkan buku ini :
- New York Times Outstanding Book Award (1974)
- Michigan Young Readers' Award (1981)
- George C. Stone Center for Children's Books Recognition of Merit Award (1984)
- Golden Archer Award for Intermediate (1996)

19 comments :

  1. Puitis dan meaningful ya puisinya,.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa banget. Semua karyanya Silverstein itu meaningfull

      Delete
  2. Aku juga suka banget sama Shel Silversten!! >v< #tos

    Puisi yang "Hug O' War" itu juga soswit banget...

    Tapi, aku baru tahu kalo dia di-banned gara-gara tampangnya lho, mbak! O.o Oh dunia... Bisakah kau berhenti melihat seseorang hanya dari rupanya?? :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah baca karya dia yg Missing Piece dan sekuelnya? Favoritku banget itu.

      Iya, Tik. Sampe ada yg merobek back cover buku dia, hanya karena di back cover itu ada foto dia dan ortu2 itu takut anak mereka mimpi buruk karena takut liat mukanya. Sedih ya dengarnya :(

      Delete
    2. Yang Missing Piece malah belom Mbak. Aku baru baca "Missing Piece Meets Big O" itu, The Giving Tree, sama yang ini baru separo jalan doang.. Dan aku sukaa bangett sama cerita2nya Shel Silverstein ini >v<

      Kok bisa ya dia menyampaikan satu hal yang dalem dengan cara yang sederhana dan penuh makna? Hebaatt deehhh... Jadi nge-fans! :D

      Delete
    3. Aku lebih suka Missing Piece meets Big O daripada yg Missing Piece malah.

      Yg lebih kagum, gambar2nya itu simpeeeellll banget (kayak di Missing Piece itu) tapi bisa nyampein pesan dia.

      Delete
  3. You don't understand how to live in era of New Orba. Sembarang-sembarang di-ban. Cuman gara-gara kerja sampingan sebagai kartunis Playboy saja tidak boleh jadi pengarang buku anak. Itu sama seperti melarang dokter Puskesmas buat ajojing di Inul Vista.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho...kita kan sempat ngerasain dikit hidup di Orba.

      Hahaha...analogi loe lebih mantep drpd analogi JK ROwling gw, Vic

      Delete
  4. Si Roald Dahl itu.kan juga pengisi kolom majalah Playboy juga, tapi cerita anak2 yg dia tulis, Untung ngga di ban..

    Ih, aku sukaaaa puisi2nyaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puisinya emang bagus2, mbak. Coba denger audio versionnya yg dibacain sama Silverstein sendiri deh (ada di torrent). Bagus suaranyaaa.

      Btw...Roald Dahl juga sempat kena ban lho.
      Yg aku ingat itu buku Dahl yg The Witch diban karena Dahl bilang yg bisa jadi Witch itu hanya perempuan.
      Trus yg James & Giant Peach juga diban karena mengandung magical elements dan ada referensi ke drugs dan alkohol. Ish....bener2 buku anak yg diizinin cuma tipe2 Enid Blyton aja kali ya

      Delete
  5. Mba dewi, sejujurnya aku pun kaget waktu pertama kali liat back cover bukuku yang The Giving Tree. bukan karena aku judge the book only by the cover ya tapi waktu PERTAMA KALI liat, rada serem juga sih *jujur*. tapi ya sebenernya alesan kaya gitu ngga pantes, kan kita sayang banget sama bukunya. >,< btw ini buku baguuus ya mba... aku malah belom sempet baca yang ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kaget sih wajar, Na. Tapi kan kamu gak lalu ngebuang buku ini ato ngerobek back covernya. Itulah bedanya kamu dan mereka :D

      Delete
  6. wah di barat juga ada ban-banan ya, aku maunya ban kapten aja #eh

    ReplyDelete
  7. Kayaknya kalau anak umur 8 tahun di luar sana (Amerika) mungkin bisa ya,Wi. Tapi kalau anak 8 tahun di Indonesia bisa nangkap ga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Uhm...pertimbanganku sih umur 8 tahun di Indo, ren. anak jaman sekarang kan canggih-canggih tuh, Dari TK aja udah belajar bahasa inggris. Tapi mungkin aku pake standar anak kota ya?

      Delete
    2. Lha? Kok Ren? Ini Desty, Wi...Desty... #dramaqueen :))

      Delete
  8. "Someone ate the baby," kalo yg baca orang dewasa serem kali ya (soalnya cenderung mengartikan secara harfiah). Jadi inget takhayul kalo bulan baru, bulannya dimakan buto (raksasa) :p

    ReplyDelete
  9. keren-keren ya puisinya...mau cari ah =D btw si dreadful itu emang agak mengerikan kalo dibacain ke anak kecil yah hahaha...kebayang pasti nanya-nanya maksudnya apaaa (ngebayangin yofel yang super cerewet). anyway kalau untuk anak yg rada gedean sih bagus ya, malah melatih interpretasi. cool.

    ReplyDelete