Nyanyian camar di langit senja menarik perhatian saya yang sedari tadi khusyuk (taelah khusyuk!) memperhatikan candaan ombak. Dengan tatapan iri, saya melirik para camar yang terbang teratur ke ufuk Selatan berlatarbelakang mentari yang beranjak pelan.
Ah betapa irinya saya. Mentari dan para camar itu sudah bisa pulang dengan tenang ke sarang mereka. Saya? Masih saja termangu di pantai ini karena gagal menemukan solusi untuk masalah saya saat ini.
Ya...saya memang ke pantai ini untuk mencari jawab atas sebuah tanya yang bersarang di hati. Tanya yang harus terurai paling lambat akhir bulan ini. Dan seperti biasa, pantai adalah lokasi favorit untuk menyepi, merenung, berkontemplasi sekaligus mencari jodoh #eh.
Ada sesuatu yang magis dari suara debur ombak bercampur dengan kuakan camar yang bisa melesapkan resah. Aroma garam bercampur dengan amisnya ikan dan harumnya pohon kelapa (yakali!) selalu bisa merangsang otak untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang saya bawa ke sini. Ya pantai memang punya caranya sendiri untuk memberi solusi.
"Kecuali hari ini..."
Sambil menghela napas, saya menatap pasrah para nelayan yang bersiap melaut, pertanda saya harus segera pulang. Secinta apapun pada pantai, saya tak bisa menghabiskan waktu lebih lama di sini. Pertama karena nyamuk Anopheles akan segera keluar saat senja memudar (dan saya lupa bawa Autan). Kedua (dan ini yang paling penting) stok cemilan yang kubawa sudah berkurang drastis (halah).
Saya mengambil sebungkus gorengan (satu-satunya stok cemilan yang tersisa) sebelum menghampiri laut. Saya berniat merendam kaki barang sejenak di bawah siraman mentari senja sambil...makan gorengan (penting abis!). Setelah berjalan hingga air laut mencapai ketinggian selutut, barulah saya sadar kalo ini ide buruk. Soalnya saya lupa bawa celana panjang cadangan dan lupa keluarin handphone di saku celana. Yaa...air lautnya emang cuma selutut sih, tapi kalo ada ombak menyambar maka dadah deh sama si handphone.
Tengah berpikir sebaiknya kembali ke tepian untuk menyimpan handphone di tas ato memasrahkan aja nasib si gadget tercinta itu kepada takdir #tsah, tiba-tiba saya merasakan dorongan keras dari sebelah kiri. Berhubung refleks saya parah, maka jatoh deh si hp sayang ke laut (ya masak ke kuah soto). "JURIG! Itu handphone gw jatoh!" teriak saya kesal ke arah kiri.
Dari posisi berdiri bisa saya lihat ada kepala berambut cokelat sedang bersembunyi di balik batu karang besar. Jurig-sapapun-itu yang tadi menabrak saya pasti sedang ngumpet di sana setelah sukses menyenggol kaki saya waktu sedang berenang. Dengan dongkol saya menghampiri jurig-sapapun-itu sambil protes : "KOK NGUMPET SIH? Mending loe pikir gimana caranya ganti handphone gw ato gw bersumpah DEMI TU HAAANNN..." *bumi langsung gonjang ganjing, Everest memuntahkan laharnya, Arya Wiguna terjengkang, Zeus tersedak dan Anang terkapar* #KenapaAdaAnangLagi
Tapi teriakan saya terhenti disitu. Saya terpana saat melihat sosok jurig-siapapun-itu. Soalnya...emang dia mirip jurig sih (.___.) . Rambutnya acak-acakan dan yang lebih aneh lagi adalah wajahnya yang seperti perpaduan ikan dan manusia tapi ganteeengggg (nah lho...bingung kan? :p)
Saat jurig-siapapun-itu bergerak ke arah saya, barulah saya nyadar kalo ada sirip ikan besar di bagian bawah tubuhnya. Ternyata dia manusia duyung sodara-sodarah! Iyaa...makhluk setengah manusia setengah duyung itu.
Dan okeh...sekarang gantian saya yang jiper. Saya berusaha lari tapi apa daya,si manusia duyung lebih cepat. Dan dia langsung bersuara semacam "Eeeee..." sambil menunjuk plastik gorengan di tangan saya.
"Eh? Do you want this?' tanya saya sembari mengayunkan bungkus gorengan.
"eeeeeeee....."
Hah? Maksudnya apa sih? "Do you want this?" Dia hanya menatap saya. "Eng...ale mau ini makanankah?" Dan si manusia duyung pun mengangguk gembira. Duile...ternyata dia bisanya bahasa ambon toh.
Tapi berhubung saya males berdebat, saya bagilah gorengan itu (yaa enggak dooongg. Gak mungkin saya kasi semua gorengannya. Ntar saya makan apa? #penting). Berdua kami menikmati sebungkus gorengan sambil memandang sunset hingga gorengannya habis dan matahari sudah tenggelam setengahnya.
"Beta pulang dulu e."
"Eeeeee...." teriaknya masih dalam intonasi yang sama.
"Ale kenapakah? Su mo gelap ini. Beta harus pulang dolo."
"Ee..eee..E!" jawab dia sambil menarik tangan saya. Dengan rada bete, saya pun mengikuti dia. Hingga saya sadar dia menarik saya makin dalam ke arah laut.
"Eh nanti dolo. Ale mo kamanakah ini?" MD (disingkat gitu aja lah ya, panggil manusia duyung kepanjangan) menunjukkan tangannya ke arah matahari tenggelam, lalu menunjuk ke bawah.
"Laut? Ale mo ajak beta ke dalam laut?" MD mengangguk sementara saya terpana.
Dia kembali menarik baju saya dan berkata "Eee..eee.." dengan nada Shakira lagi nyanyi lagu Shamina-mina ee itu.
Eng...waduh kumaha ieu. Saya sih pengen banget ikut ke bawah laut. Bisa ketemu Poseidon, maen sama Flounder & Sebastian temennya Ariel the Mermaid itu, ikut nyanyi bareng para Siren dan bikin pelaut tersesat dan bisa pesta seafood sepuasnya (teteeup yang dipikir makanannya dulu). "Lalu bagaimana beta bisa bernapas dalam air?"
Secara ajaib, MD mengeluarkan segumpal tanaman berwarna hijau yang keliatan seperti ekor tikus bergumpal. Dia menyerahkan tanaman itu ke telapak tangan saya. "Oh....ini mah gillyweed, tanaman yang dipake Harry buat bernapas dalam air," gumam saya.
"Tapi beta bisa pulang kah nanti?" Saya masih ragu nih.
"Ee...yee..yeee...yeyeyeye," jawab MD lagi dengan nada lagu Cantik-nya Kahitna.
Hadoh...apa pula artinya itu? Saya udah nekat aja mo ikut, masalah pulang mah kumaha engke lah. Tapi...saya keingat cerita Urashima Taro. Gimana kalo saya kembali ke darat nanti ternyata waktu udah berlalu ratusan tahun? Artinya saya gak ketemu ibu saya selama itu juga dong. Trus saya juga gak tau siapa presiden pengganti SBY, gak bisa nonton endingnya Doraemon (if ever), gak kelar baca serialnya Game of Thrones, gak bisa menikmati buku kacrut lagi (eh..JNE delivery buku ampe ke bawah laut gak sih?) dan yang paling penting nih : "SAYA GAK TAU DONG KELANJUTAN KISAH ANANG-ASHANTY!" #pentingabis
"Ee-e-e-um-um-a-weh," katanya lagi dengan nada lagu The Lion Sleeps Tonight. Gestur dan ekspresinya memnta saya untuk bergegas.
"Beta seng bisa ikut ale. Tagal beta balom izin dengan beta pung Mama. Nanti angtoa cari Beta wa. Beta seng mau jadi anak durhaka. Nanti beta dikutuk jadi batu saparti Malin Kundang. Wah bahaya tuh. Beta seng bisa lai makan gorengan di pinggir pantai berdua Channing Tatum."(emang pernah?) Saya memberi alasan dengan ekspresi menyesal.
"Wimoweh, wimoweh, wimoweh, wimoweh,"jawabnya. Saya tetap menggelengkan kepala. Akhirnya dia pun melepaskan saya dan berenang ke arah Barat.
Saya menatap kepergiannya dengan rasa penyesalan. Seandainya aja saya ngerti maksud omongan dia tadi. Siapa tahu aja dia kasi tahu kalo saya bisa balik ke darat dan tidak akan berakhir seperti Urashima Taro. Bodoh banget kan jadinya saya karena menolak ajakannya. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Mending ditambahin ayam dan cakwe aja biar enak (garing ya? iya).
Saya kembali ke pantai dan menatap tumpukan barang-barang yang belum saya beresi. Mata saya tertumbuk pada laptop yang masih menyala sedari tadi. Dan saya pun kembali diingatkan tentang pertanyaan yang membawa saya ke pantai ini.
"Hmmm...kayaknya saya udah tahu jawabannya sekarang." Dengan semangat baru, saya hampiri Raffelino (nama laptop saya) dan membuka window baru di browsernya. Saya mengetikkan satu alamat web tertentu dan...AHA! Saya temukan yang saya cari.
Saya pun kembali ke window browser yang pertama dan membaca pertanyaan yang terpampang di blog milik rekan saya Melisa @ Surgabukuku :
"Jika kamu berkesempatan mengunjungi toko buku Flourish and Blotts, buku apa yang akan kamu bawa pulang dari sana? Pilih 1 (satu) buku saja! Jangan lupa sertakan alasannya…"
Saya tersenyum puas. Kini saya tahu jawabannya.Saya ingin buku ini : "Merpeople: A Comprehensive Guide to Their Language and Customs"
Agar ketika bertemu lagi dengan manusia duyung saya bisa berkomunikasi dengan baik. Tadi saya bahkan gak tahu nama dia, gak sopan banget ya. Itu satu kesalahan yang gak boleh saya ulang lagi. Baiklah....fighting untuk belajar bahasa Merpeople mulai sekarang! Booyah!
pic source for :
- sunset
- 1st mermaid, 2nd mermaid