Data Buku :
Judul : Harry Potter and The Prisoner of Azkaban
Penulis : J.K. Rowling
Penerbit : Bloomsburry Publishing
Bahasa : Inggris
Tahun Terbit : 2000
Format : Hardcover
Rating : 5 out of 5 stars
Yay...Hotter Potter udah masuk bulan ke-3 dan artinya udah 3 buku Harry Potter yang saya re-read. Gak nyangka, dari sekian challenge yang saya ikuti, saya malah paling committed sama Hotter Potter ini :)).
But I can't help it. Soalnya cerita Harry Potter makin ke belakang makin seru dan bikin nagih X).
Oiya, sebelum lanjut, saya kasi warning dulu ya kalo review ini bakal penuh SPOILER.
Harry Potter menjalani tahun ke-3 yang sibuk di Hogwarts. You know, mata pelajaran yang makin banyak dan berat, jadwal latihan Quidditch yang makin ketat (apalagi ditambah ambisi kapten tim untuk memenangkan Quidditch Cup berhubung ini tahun terakhir sang kapten), belum lagi ulah kedua sahabatnya Ron dan Hermione yang sepertinya susah banget berdamai. Dan perselisihan mereka makin sengit sejak kucing peliharaan Hermione selalu mengincar tikus peliharaan Ron.
Jadi ketika Harry tahu tentang narapidana yang kabur dari Azkaban, awalnya dia gak peduli. Ya, Sirius Black (si napi) memang membunuh banyak muggle dan ya, karenanya keamanan di Hogwarts musti diperketat. Tapi itu bukanlah fokus utama Harry.
Sampai kemudian dia menemukan hubungan masa lalu antara Sirius Black dan kedua orang tua Harry serta peran Sirius pada malam yang mengubah hidupnya 13 tahun lalu.
Wajar kalo Harry merasa marah dan dikhianati sehubungan dengan Sirius Black ini.
Tapi ternyata, bukan hanya itu rahasia yang tidak diketahui Harry. Kenyataan tentang malam bersejarah itu sungguh jauh di luar perkiraan Harry.
It's not Rowling if she doesn't have some twists up her sleeve. And what a twist it was.
Bravo Rowling!
“But you know, happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the light." -Albus Dumbledore-Setelah kelar baca ulang buku ini, maka bisa saya katakan tanpa ragu bahwa Harry Potter & Prisoner of Azkaban (POA) akan selalu menjadi buku terfavorit saya dari seri Harry Potter ini.
Di buku ini, Harry & the gank sudah cukup dewasa, konfliknya juga makin berat, persahabatan mereka (untuk pertama kalinya) teruji dengan perselisihan. Tapi toh mereka belum sedewasa itu hingga konfliknya bisa jadi terlalu berat, masih terasa hawa innocence khas kanak-kanak di buku ini. Oh I love this "i'm-not-a-kid-not-yet-an-adult" phase.
Dan ada Quidditch Cup!
Oh...I'm so excited. Quidditch di tahun ketiga ini paling seru dan menegangkan karena yah...kita bisa lihat Harry dan team Gryffindor masuk ke babakl final (akhirnya!). Dan pertandingan finalnya itu seru banget. Saya ingat, pertama kali baca adegan itu, saya gak bisa berhenti. Saya bahkan ikut menandak-nandak saking excited-nya. Dan kemarin, excitement yang sama kembali saya rasakan. Yep, adegannya masih seseru itu ternyata.
Lalu ini satu-satunya buku dimana pelajaran Defense of Dark Art mendapat guru yang "beres" (yaaa kalo werewolf bisa dianggap beres sih). Dan guru yang "beres" ini membuat saya lebih paham dunia Harry Potter. Saya jadi tahu dengan makhluk semacam Grindylow, Red Caps, Kappa, dll.
Dan 2 makhluk favorit saya :
1. Dementor, yang bisa menghisap seluruh kebahagiaan manusia di sekitarnya dan bahkan memberi dampak buruk kepada beberapa orang tertentu.
But what's interesting about dementor is the patronus charm (a charm to banish dementor). I like JKR's idea about this whole dementor thing.
See...actually we're all have our own dementor, something or someone that could depress us and suck our happiness away. BUT...dementor can be fought. As long as you keep that happy memory and positive attitude inside you, then for sure you could beat that dementor.
2. Boggart. Ini satu lagi makhluk paling menarik dari dunia Harry Potter. Saya selalu penasaran, kira-kira apa bentuk boggart saya ya? Dulu saya pikir badut ato cicak. Tapi sekarang?
Hmm...saya sangat yakin, boggart saya bukan itu.
But what's more intriguing about boggart is how to finish it. Lupin said the thing that really finishes a boggart is laughter. So...according to Rowling, the way to conquer your fear is by laughing about that, no matter how scare you actually are, just stay calm and don't forget to find the funny side of that.
That's a cool philosophy, Ms. Rowling. Gotta keep that in mind.
(PS : Bye the way, since my (maybe) greatest fear now is death, could I say that I laugh in the face of death?)
Tapi yang paling saya suka dari buku ini adalah mixed emotions yang saya rasakan sewaktu membacanya. Bermula dari suasana lazy-summer sewaktu Harry bersantai di Diagon Alley, lalu penasaran tentang apa itu dementor dan kenapa Harry punya reaksi yang ekstrim, ikut merasakan serunya kelas Defense of Dark Art di bawah asuhan Lupin, ikut ngerasa "gak-nyangka" waktu tahu tentang kasus Sirius 13 tahun yang lalu, ketegangan di final Quidditch, kembali bengong waktu tahu fakta sebenarnya dan hubungan Sirius dan James-Lily Potter, ikut merasakan antusiasme Harry waktu dia berpikir akhirnya bisa keluar dari rumah Dursley dan...kecewa ketika ternyata takdir berkata lain.
What a rollercoaster reading experience it was :).
Biar gitu, saya punya kebingungan tersendiri pada buku ini, terutama sih dengan keberadaan time turner dan marauder's map itu.
Jadi pertanyaan ini bermula dari kalimat berikut :
"The important thing is, I was watching it carefully this evening,
because I had an idea that you, Ron, and Hermione might try and sneak
out of the castle to visit Hagrid before his hippogriff was executed." - Remus Lupin-
Hmm...jadi kalo Lupin memang memperhatikan Marauder's Map dengan seksama, kenapa dia gak nyadar kalo ada 2 Harry dan Hermione waktu adegan "pembantaian" Hippogriff itu?
Pertanyaan yang sama juga bisa diajukan ke Snape waktu dia melihat ke Marauder's Map. Okelah...mungkin Snape memang gak mengamati peta dengan seksama, jadi dia gak ngeh dengn dobel Harry & Hermione, tapi kenapa dia gak ngeh dengan keberadaan Peter Pettigrew? Mereka semua di ruangan yang sama kan?
Ah..again, one of my unanswered questions.
Tapi tetap saja, saya beranggapan JKR memang jenius dengan seri Harry Potter ini. This is just one of those series you can't put down until you've read the last line and then you're anxious to pick up the next in the series. And this third book made that anxious feeling grew even more.
PS : Oya...jadi ingat kalo saya juga masih gak nangkap waktu Dumbledore bilang gini : "the time may come when you will be very glad you saved Pettigrew’s life". When? Kapan ya Harry pernah mensyukuri fakta itu? Dan kapan Voldemort pernah terganggu dengan fakta bahwa seorang pembantunya berhutang kepada Harry?
Hmm....sepertinya saya harus memperhatikan buku-buku berikutnya lebih seksama.
No comments :
Post a Comment