Cuma kali ini saya gak belanja buku di Delhi lagi. Temen saya yang tinggal di sana (his name's Venkatesh) wanti-wanti bilang kalo mo beli buku di Chennai aja, jangan di Delhi. Katanya di sana lebih murah. Yah berhubung selama di Delhi juga saya lebih fokus ke kerjaan, saya ikutin lah pesan dia.
Ternyata....toko buku di Chennai gak seseru di Delhi. Hikss....
Okeh...sebenernya sih ada 1 kompleks khusus buku di Chennai (semacam Palasari di Bandung ato Nai Sarak di Delhi), dimana sepanjang jalan membentang toko buku. Sayangnya, semua (seenggaknya sejauh yang saya lihat) menjual college textbooks, mulai dari teknik hingga kedokteran. Waktu saya komplen ke Venkatesh, dia malah bilang : "What? I thought these are what you're looking for. You wanna buy some medical textbook, right?"
Saya : Errrr....... (_ _")
Tapi yah...berhubung udah di sana, rugi juga ya kalo gak nengok beberapa famous bookstore-nya Chennai. Maka saya pun berkunjung ke :
1. Higginbothams Private Ltd
(No 116, Opposite LIC Building, Anna Salai, Mount Road, Chennai - 600002)
Higginbothams termasuk salah satu penerbit dan bookstore besar di India selatan. Katanya sih, Higginbothams yang di Chennai ini udah ada sejak tahun 1800an. Gegara penasaran dengan nama besar Higginbothams, saya pun menyempatkan diri ke sana.
Higginbotham's yang di Chennai adalah bangunan 2 lantai. Lantai pertama untuk general books, dan lantai ke-2 untuk college books. Koleksinya memang banyak tapi....berantakan!X)
Bisa-bisanya The Fault In Our Stars-nya John Green ada di seksi biografi, bersebelahan dengan Meine Kampf-nya Adolf Hitler. Lalu serial A Song of Ice and Fire masuk ke seksi buku anak. #tepokjidat
Tapi suasana tokonya tenang, sejuk (walo tanpa AC) dan enak buat nongkrong lama. Jadi saya betah aja menelusuri satu per satu koleksi buku di sana.
Gimana soal harga? Hmmm....ini nih gak enaknya. Buku di Higginbotham udah fix price, gak bisa ditawar. Paling mentok bisa dapat diskon 10% deh.
Tapi semahal-mahalnya harga buku di Higginbotham, secara umum harga buku di India itu emang lebih murah sih dibanding harga buku di Periplus Indo ato Kinokuniya Indo misalnya (intinya sih harga buku di Indo emang mahaalll!)
Dan inilah hasil belanjaan di Higginbotham. Lumayan deh ya untuk orang yang berpikir harganya kurang memuaskan ;p
2. Landmark
source |
Sebenernya harga di Landmark sama aja dengan harga di Higginbotham. Tapi pas saya datang kemarin, ada promo "3 for 2". Beli 3 buku cuma bayar harga 2 buku. Huaaaa.....langsung kalap dong. Wong kalo dihitung, Looking for Alaska-nya John Green jatuhnya jadi 40rb, Divergent-Insurgent jadi 35rb/buku, belum lagi trilogi LOTR dll. Mana di Landmark banyak ketemu novel young adult lagi, gak kayak di Higginbothams. Satu lagi yang seneng, ketemu novelnya Shel Silverstein di sini. Yeayy...
So inilah hasil kekalapan di Landmark
(ps : Itu Me Before You-nya saya dapat gratis sebagai bonus. Hehehehe....)
Dari Chennai, perjalanan diteruskan ke Bangalore yang berjarak kurang lebih 4 jam naik mobil dari Chennai. Ternyata Bangalore itu kotanya asyik banget, penuh dengan gedung berarsitektur ala Inggris. Udaranya pun sejuk seperti Bandung di musim hujan. (kok jadi malah bahas Bangalore?)
Di Bangalore juga saya sempat singgah ke Higginbothams dan Landmark cabang Bangalore serta Sapna Bookstore. Berhubung mirip aja dengan di Chennai, jadi gak perlu saya bahas ulang. Tapi toko buku yang pantas dibahas adalah Blossom Books House.
Saya menemukan Blossom karena kebetulan aja, sewaktu sedang jalan ke resto ayam bakar yang letaknya dekat dengan Blossom. Melihat penampakan tokonya yang kecil serta fakta saat itu udah jam 9 malam, saya males singgah ke Blossom. Tapi teman saya memaksa, sekalian lewat katanya.
Dengan rasa malas karena udah capek dan laper, saya pun melangkah ke Blossoms. Penampakan pertama tampak seperti toko buku kecil, saya bisa melihat seluruh isi toko dari posisi berdiri saya di pintu masuk.
"Yes? Can I help you, Mam?" seorang pria ramah di kasir menyapa.
Masih sambil meremehkan (dalam hati), saya iseng nanya buku titipan Bang Helvry. Beliau sudah bilang sih kalo buku titipannya ini sulit dicari, dan emang dari 4 toko yang sudah saya masuki, hasilnya nihil. So tanpa berharap, saya pun nanya "Do you have any Simon Winchester's books?"
"Yes, Mam. We have," jawab shopkeeper dengan tenang.
Hah? Ada? Wow...tumben, batin saya. "Can I see it, please?"
"It's on the third floor, Mam."
"Err...excuse me?" Wajar saya skeptis. Secara saya gak melihat penampakan tangga dalam toko tersebut.
"Thrid floor, Mam. You can find the stair outside."
tangga dari lt 3 menuju lt 4 |
Langsung saya ambil 1 set dan lanjut melihat buku lain. Untuk sesaat, si Simon Winchester terlupakan.
"Excuse me, Mam. Can I help you?" sapaan ramah itu mengingatkan saya akan tujuan semula. Saya pun lalu diberi tahu kalo buku yang saya cari ada di lantai 3. Lho? Padahal saat itu kan saya udah di lantai 3.
Oh...ternyata lantai pertama dianggap lantai dasar dan lantai ke-4 disebut lantai 3. Baiklah...saya pun kembali menapaki tangga berikutnya.
Sesampainya di lantai 4, saya dihadapkan dengan tulisan besar "Non Fiction", seorang lagi pria India (ya iyalah pria Indiaaa, masa penguin Eskimo) menyapa saya dengan ramah. Sewaktu saya bilang kalo saya mencari bukunya Simon Winchester, saya langsung diberikan beberapa pilihan. Oalah....sepertinya shopkeeper di lantai 1 sudah menginfokan kedatangan saya. Dan saya bengong lagi setelah melihat harga bukunya.
Bang Helvry sudah berpesan kalo mungkin buku titipannya akan mahal karena sulit dicari, sementara di Blossom saya liat harganya sekitar 20-40rb. Mana yang katanya buku langka dan mahal? #plak. Memang second sih, tapi muluuuusss banget kayak masih baru. Setelah memilih buku yang diinginkan, saya pun melirik buku yang tersedia. Lumayaann... dapat biografinya Simon Cowell, Steve Jobs dan Chris Gardner dengan harga sekitar 20-40ribu.
Saya pun turun kembali ke lantai 3 dan menyusur kembali buku-buku anak yang tersedia. Di situ saya dapat bukunya Eva Ibbotson yang Haunting of Hiram seharga 14ribu, Cornelia Funke seharga 20ribu, Amelia Jane-nya Enid Blyton, dll. Banyak deh kalo mo dibahas.
Lalu perjalanan dilanjutkan ke lantai 2 dan...wow....asli saya terpana.
Bayangin ajaa, 1 ruangan luas seukuran 6x6 m penuh buku dari lantai sampai langit-langit. Di ruangan ini gak ada hiasan ato pernik lucu, yang ada hanyalah buku sejauh mata memandang.
"Err...excuse me, what time you close?" tanya saya dengan grammar belepotan. Udah siap-siap mo kalap inih, sebodo sama grammar.
"Usually we close around 9.30. But the boss said you can take as many time as you like."
Saya gak tahu siapa bosnya, tapi rasanya pengen banget kasi ketjupbasah. #halah
source |
Hebatnya nih, para shopkeeper tahu si buku A ada di rak sebelah mana, padahal sistem penyimpanannya gak urutan alfabet. Tidak juga ada sistem komputer di sini. Bagaimana para shopkeeper itu bisa menghapal letak masing-masing buku? Misteri Ilahi rasanya #halah.
Saya juga melihat ada seorang gadis yang duduk santai di pojokan toko sambil membaca (saya gak bisa foto berhubung dia keberatan). Dari penjelasan sang gadis, saya tahu kalo di Blossoms ini diijinkan numpang baca. Mo nangkring baca seharian juga gak masalah. Malah sang nona udah 2 hari datang ke toko ini khusus buat habisin bacaannya (dia sedang membaca Catcher In The Rye). Kata dia, pemilik Blossoms adalah seorang yang juga punya passion terhadap buku dan karenanya paham keinginan reader yang haus untuk membaca sebanyak mungkin tapi dana gak mencukupi. Makanya beliau gak keberatan kalo ada yang numpang baca di tokonya. Udah langka ya ketemu orang seperti itu zaman sekarang ini.
source |
Muraaahh banget. Untuk buku secondnya lebih murah dari di Delhi. Buku barunya pun murah. Buku bekas dibanderol 15-30 rb di sini. Paling mahal 50 rb untuk buku bekas, itu pun untuk buku War & Peace hardcover. Perlu waktu seharian untuk menjelajah di Blossoms sampe puas (ato semalaman dalam kasus saya). Dan saya tergoda sih untuk nangkring sampe pagi di sana, tapi kasian juga sama para shopkeepernya.
Waktu membayar buku, saya berkenalan dengan pemilik Blossoms (ternyata dia adalah kasir tadi) yang bernama Mayi Gowda (read more about him in here). Tak lupa saya berterima kasih atas kebaikannya mengizinkan saya ngacak tokonya sampe jam 11 malam. And this is what he said : "No problem. It's always a pleasure to meet such an enthusiastic book-lover like you. I rarely meet someone who come from so far away only to shop for books." (Yeah...rupanya sementara saya asik bongkar-bongkar, temen saya cerita kalo tujuan saya datang dari Indonesia ke India untuk belanja buku, bukannya nengok Taj Mahal *ini lebay sebenernya*).
Saya lalu bercerita tentang BBI dan baagaimana hebohnya suasana kalo para BBIers rame-rame ke sini. Dan owner yang ramah itu bilang : "You should bring your friends here. I'll give you some good price."
Menarik ya tawaran Mr. Gowda tersebut? Gimana kalo teman-teman BBI bikin booktrip bareng ke Bangalore? Kita bisa manfaatin promo Tiger Air ato Air Asia, terus sewa kamar yang dekat Blossoms gitu, lalu keliling deh di Bangalore. Karena sesungguhnya toko buku yang menarik di Bangalore bukan hanya Blossoms Book House. Masih ada Bookworm yang koleksi bukunya gak kalah impresif dengan Blossoms (gak saya bahas di sini karena saya juga gak sempat nangkring lama di Bookworm karena err...udah bokek).
Yuk buat yang minat, contact saya biar bisa atur detailnya (walo saya juga belum kebayang kapan niatan ini bisa dieksekusi sih. Hehehe...). Yah minimal 5 orang deh kalo mo murah. Hitungan kasar saya ya, untuk tiket PP Jkt-Bangalore sekitar 3 jt. Kalo mo lebih murah, ke Chennai aja (2,5 jt pp) trus barengan sewa mobil ke Bangalore (sekitar 500rb untuk mobil sejenis innova). Hotel bintang 3 tarifnya 400-600rb/malam. Satu kamar aja bisa dipake rame-rame kan?
Mau lebih murah? Manfaatkan diskon promo TigerAir (harga yang saya sebut di atas itu harga normal) dan cari hotel bintang 2.
Oya....ini hasil belanjaan di Blossoms.