Saya punya banyak penulis buku anak favorit. Beberapa masih suka saya baca ulang buku-bukunya sampe sekarang. Tapi yang paling sering saya baca ulang adalah buku-bukunya Shel Silverstein. Bahkan (setelah sayaa perhatiin), Shel Silverstein-lah penulis yang bukunya paling banyak saya
review :))
Cinta banget emang sama Uncle Shelby ini (begitu dia biasa membahasakan dirinya).
Kenapa?
Because Silverstein's a proof that though education is important but it's not everything...
Silverstein pernah kuliah University of Illinois sebelum dikeluarkan (alasannya gak diketahui) . Dia lalu kuliah di Chicago Academy of Fine Arts selama 1 tahun dan keluar karena diperintahkan ikut berperang di Jepang dan Korea.
...hard work and spirit are equally important.
Silverstein sudah bermimpi menjadi kartunis sejak berumur 12 tahun dan sudah berlatih keras sejak umur segitu juga. Ketika masuk tentara, mimpinya tak pupus. Dia tetap menggambar dengan tekun hingga karyanya terbit di
Pacific Stars and Stripes (semacam majalah untuk tentara di USA). Di kemudian tahun, buku pertamanya:
Take Ten, yang merupakan kompilasi kartun-kartunnya selama bertugas juga diterbitkan oleh
Pacific Stars and Stripes tahun 1955.
Sepulangnya dari perang, Silverstein mulai mengirimkan kartun-kartunnya ke berbagai majalah sambil berjualan hotdog di Chicago Ballparks. Perlahan-lahan, kartunnya muncul di majalah
Look, Sports Illustrated dan
This Week.
Silverstein mencapai popularitas di tahun 1957 saat berkerja sebagai salah satu kartunis
Playboy. Pekerjaan ini membuat Silverstein berkeliling dunia dan membuat sebuah esai travel dengan ilustrasi dan cerita-cerita unik dari kehidupan lokaln yang dikunjunginya.
Playboy membuatkan satu rubrik khusus untuk esainya ini yang berjudul
"Shel Silverstein Visits..."
Because he's a renaissance man, who's not only talented as a cartoonist and children book's author, but also as a singer-song writer, screenwriter and playwright.
Tercatat Silverstein menghasilkan 17 album, dan 4 di antaranya merupakan album soundtrack film (
Ned Kelly, Who Is Harry Kellerman and Why Is He Saying Those Terrible Things About Me, Thieves dan
Postcards from the Edge). Banyak lagu yang ditulis oleh Silverstein kemudian dipopulerkan penyanyi lain seperti
A Boy Named Sue yang dinyanyikan oleh Johny Cash atau
One's on the Way, So Good to So Bad dan
Sylvia's Mother yang dinyanyikan oleh Dr. Hook. Seperti dalam bukunya, lirik-lirik lagu yang ditulis Silverstein pun khas dirinya :
witty dan
quirky. Silvertsein memenangkan Grammy Award untuk lagu
A Boy Named Sue. Beliau juga pernah masuk nominasi Oscar dan GoldenGlobe untuk lagu ciptaannya di film
Poscard From The Edge.
Silverstein juga pernah menulis beberapa naskah teater. Tercatat ada 100 lebih naskah teater yang ditulis.
The Devil and Billy Markham adalah satu
plays Silverstein yang paling terkenal. Nama Silversten diabadikan di
Nashville Songwriters Hall of Fame tahun 2002 dan
Chicago Literary Hall of Fame tahun 2014.
Because he wasn't affraid of trying despite thinking he didn't have the talent.
Sebenarnya Silverstein gak pernah berniat jadi penulis buku anak. Dia ngerasa buku anak bukanlah bidangnya. Adalah sahabat Silverstein yang membujuknya untuk mencoba.
Maka dia pun menulis
Uncle Shelby's Story of Lafcadio: The Lion Who Shot Back. Penjualan buku ini tergolong biasa saja. Banyak yang berpendapat lebih baik Silverstein kembali jadi kartunis.
Namun bukannya menyerah, tahun berikutnya Silverstein malah menghasilkan 2 karya lagi :
A Giraffe and a Half dan
The Giving Tree.
The Giving Tree-lah yang membuat nama Silverstein melegenda di dunia buku anak. Padahal sebelumnya buku ini ditolak berbagai penerbit karena dianggap terlalu sedih dan gak cocok untuk anak-anak.
Siapa sangka setelah diterbitkan, buku ini malah sukses besaaaarr. Dan sejak itu, Silverstein jauh lebih dikenal sebagai penulis buku anak daripada kartunis atau pun penulis lagu.
Because he's not only a book writer but also a huge book lover.
Silvertsein sangat mencintai buku. Dia beranggapan buku seharusnya diterbitkan secantik mungkin. Shel gak pernah mengizinkan karyanya diterbitkan kecuali dia diberi hak penuh untuk menentukan ukuran, tipe, warna, cover, font, jilidan bahkan sampai ke jenis kertas. Karena itulah hampir semua buku Silverstein dalam format hardcover.
Because he taught that it's okay being alone as long as you're happy with that.
Silverstein terkenal sebagai orang yang sangat tertutup dan lebih senang sendiri. Makanya susah banget dapat info tentang kehidupan personalnya.
Banyak karyanya yang jelas memberi pesan bahwa kita bisa tetap bahagia dan lengkap tanpa orang lain. Beberapa yang sangat menunjukkan pesan ini adalah
The Missing Piece (
review) ,
The Missing Piece Meets The Big O (review) dan banyak puisinya.
Sampai akhir hayatnya pun, Silverstein memilih hidup sendiri walau pun punya seorang putra. Dia meninggal tanggal 10 Mei 1999 di rumahnya di Key West, Florida. Dia tinggal sendirian, jadi pengurus rumahnya baru menemukan jenazah Silverstein keesokan paginya. Cara pergi yang hening memang, tapi saya percaya, itulah cara pergi yang diinginkan seorang Silverstein. Biar karyanya saja yang berbicara dan dikenang dunia seperti yang ditulisnya di puisi berjudul
"Years From Now" di buku
Everything On It.
And most of all, because he's just...him.
Walau pun penyendiri, tapi Silverstein punya banyak teman. Menurut orang yang mengenalnya, dia adalah pribadi yang hangat dengan selera humor yang unik, imajinasi yang luas dan ketidaksukaannya berbasa basi. Silverstein memilih mendengar kebenaran seberapa pun pahitnya. Silverstein juga dikenal dengan prinsipnya untuk selalu mengikuti kata hati dan jangan terpengaruh orang lain.
Witty,
quirky,
blunt dan
live-by-his-own-rule adalah 4 hal yang sering dipakai untuk menggambarkan Silverstein. Dan 4 hal ini memang sangat tercermin di setiap karya-karyanya.
Aduh....bisa gak kelar-kelar ini postingan kalo saya pajangin semua puisi Silverstein favorit saya X)). Untuk mengenalnya lebih dekat, sila berkunjung ke web resminya di
sini. Sedangkan puisi-puisinya bisa dibaca di link
ini,
itu,
ini lagi,
itu lagi dan
ini itu.
In short, I'm honored that I grew up reading his works and even more honored that I get to read them again as an adult and found a whole new meaning in his works. He made his poems simple enough for children to understand and meaningful enough to make adults think. Thanks for your works, Uncle Shelby. The world is a better place because of it.
(Note : Postingan ini merupakan bagian dari acara Around The Genre in 30 Days yang merupakan rangkaian dari perayaan ultah BBI yang ke-4)