Friday, August 16, 2013

(Poem On Friday) WS Rendra - Sajak Orang Kepanasan

Tenang semuanyaaa......(sapa juga yang heboh, wi?). Ini bukan meme kok (yakali ada yang mikir gitu) X).

Cuma aja saya suka sama puisi dan ada beberapa puisi yang tinggal lama di ruang frontal cerebrum ini #halaaaahhh (etapi bener kan ya di situ? poho euy XP). Dan daripada lama teronggok di situ, maka dikeluarkan saja.

Puisi ini buah karya WS Rendra, pertama kali terbit sekitar tahun 1985, diterbitkan dalam kumpulan “Nyanyian Orang Urakan” oleh Mangap Studio. Saya pertama membaca puisi ini waktu dimuat dalam Suara Merdeka pada hari Jumat 15 Mei 1998.
Yep, tepat 1 hari setelah kerusuhan Mei 1998 itu. Saya masih ingat, waktu itu saya lagi bosen karena terjebak di RS tempat papa kerja. Kerusuhan membuat saya dan papa gak bisa pulang ke rumah dan harus nginap di RS sejak tanggal 14. Makin bosen lagi karena novel yang saya bawa dari rumah sudah habis dilahap sementara komputer dikuasai papa yang sibuk browsing memantau berita kerusuhan sambil chatting sama mama di rumah.

Tetiba papa bilang : "Wi, jangan manyun terus deh. Sini papa bacain puisi." Dan mulailah beliau berdeklamasi puisi ini dengan penuh semangat di hadapan saya dan rekan-rekan kerja beliau. Puisi ini selalu menarik memori saya ke sore panas itu, ke suara bariton Papa dan semangat berapi-api yang terdengar jelas dalam deklamasinya, juga applause dan semangat para rekan kerja beliau sesudahnya. And it's one of my sweet memories of him.


SAJAK ORANG KEPANASAN
Oleh :
W.S. Rendra

Karena kami makan akar
dan terigu menumpuk di gudangmu...
Karena kami hidup berhimpitan
dan ruangmu berlebihan...
maka kami bukan sekutu

Karena kami kucel
dan kamu gemerlapan...
Karena kami sumpek
dan kamu mengunci pintu...
maka kami mencurigaimu

Karena kami telantar dijalan
dan kamu memiliki semua keteduhan...
Karena kami kebanjiran
dan kamu berpesta di kapal pesiar...
maka kami tidak menyukaimu

Karena kami dibungkam
dan kamu nyerocos bicara...
Karena kami diancam
dan kamu memaksakan kekuasaan...
maka kami bilang : TIDAK kepadamu

Karena kami tidak boleh memilih
dan kamu bebas berencana...
Karena kami semua bersandal
dan kamu bebas memakai senapan...
Karena kami harus sopan
dan kamu punya penjara...
maka TIDAK dan TIDAK kepadamu

Karena kami arus kali
dan kamu batu tanpa hati
maka air akan mengikis batu

68 tahun yang lalu bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Cukup sudah tiran itu menjajah. Dengan berani mereka berkata TIDAK!
Semoga ke depannya bangsa ini tetap berani untuk menolak penjajahan dan tirani dalam bentuk apa pun.
Dirgahayu ke-68 Indonesia tercinta. Berkibarlah terus dengan bangga merah putih-ku.

6 comments :

  1. Karena kami arus kali
    dan kamu batu tanpa hati
    maka air akan mengikis batu

    Ini keren mbak Dewi!! *walau kok nggak berima*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha....entahlah kenapa gak berima. Tapi kayaknya Rendra emang gak terlalu peduli rima

      Delete
  2. membayangkan papa-mu baca puisi ini dengan semangat
    puisinya keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puisinya emang keren ya. Papaku....keren juga :"> #lah

      Delete
  3. Puisi panas gini selamat ya jaman itu? Jadi pengen baca puisi ini di soundcloudku yg mulai nganggur #gabakalbisanyaingisuarabaritonnyapakdokter :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo dong dibaca, mbaakk. Walopun suaramu beda dengan papa, tapi pasti sama kerennya deh.

      Delete