Judul : Harry Potter & The Goblet Of Fire
Penulis : JK Rowling
Penerbit : Bloomsbury
Tahun Terbit : 2010
Paperback, Signature Edition, 636 pages
TAHUN ini akan berlangsung Piala Dunia Quidditch. Harry ingin sekali menontonnya, tetapi akankah keluarga Dursley menginzinkannya? Tahun ini Hogwarts juga akan menjadi tuan rumah turnamen sihir yang sudah lebih dari seratus tahun tak pernah diadakan. Tahun ini, Harry yang beranjak remaja, juga mulai naksir cewek. Siapakah cewek beruntung yang kejatuhan cinta penyihir dan Seeker beken ini?
Tapi tak semua yang dialami Harry peristiwa hura-hura. Karena mendadak bekas luka di keningnya terasa sakit sekali. Dan di langit malam, muncul Tanda Kegelapan, tanda yang menyatakan bangkitnya Lord Voldemort. Dan itu baru permulaan.
Wujud Lord Voldemort akan kembali sempurna bila dia berhasil mendapatkan darah musuh besarnya, Harry Potter. Dan dengan bantuan abdinya yang setia, Lord Voldemort menculik Harry.
Akhirnya, untuk pertama kalinya selama tiga belas tahun. Harry berhadapan langsung dengan musuh besarya. Dan tak terhindarkan lagi, keduanya berduel...
Hmm...what's stand out from this 4th book?
Goblet of Fire memberikan pemahaman lebih dalam tentang dunia sihir, thanks to Quidditch World Cup dan Triwizard Turnament.
Saya jadi paham kalo Voldemort menyebar terornya tidak hanya di Inggris, tapi juga di seluruh dunia sihir (abis dari buku 1-3 kesannya di Inggris doang sih terornya). Dan jadi ngeh kalo ternyata ada sekolah sihir lain toh selain Hogwarts.
Tapi kok cuma ada 3 ya? Seluruh Eropa cuma ada 3 sekolah sihir kah? Lalu gimana dengan Asia? Indonesia?
Mungkinkah sebenernya ada sekolah sihir juga di negara tercintah ini? Dan para ghost house-nya adalah Sundel Bolong, Wewe Gombel, Kuntilanak dan lain-lainnya? Jangan-jangan (juga) Rumah Pondok Indah itu sebenarnya Hogwarts yang disamarkan? Dan hantu Ambulans itu sebenernya thestral versi Indonesia? Lalu paranormal semacam Ki Joko Bodo (eh bener dia paranormal kan ya?) apakah salah satu guru di sekolah sihir itu? O_o Wow...mind blowing #sakarepmulahwi *kayaknya khayalan gw makin ngaco deh*
Trus baca ulang ini bikin saya jadi ngeh dengan Omnioculars (itu lho...teropong buat nonton Quidditch yang bisa nge-zoom-in-zoom-out, bisa replay, bisa nge-slow-motion-in apa yang kita lihat tanpa kita harus ketinggalan satu momen pun). Ini kok teknologinya mirip dengan kamera di Blackberry Z10 ya? wow...berarti Rowling udah mikirn teknologi semacam ini dari 10 tahun yang lalu dong ya. Apa para penggagas Blackberry Z10 itu baca Harry Potterr trus memutuskan untuk nyontek ide JK Rowling ya?
Saya makin kagum sama Rowling, bukunya masih up to date bahkan saat dibaca 13 tahun setelah pertama terbit. Apakah buku ini masih akan tetap up to date bahkan ampe 100 tahun kemudian? Mari kita biarkan sejarah yang mencatatnya.
“Just because it’s taken you three years to notice, Ron, doesn't mean no one else has spotted I'm a girl!”-Hermione Granger-Goblet of Fire juga menandakan tumbuhnya kuncup asmara (ini bahasa kampring bener) antara Ron dan Hermione. Yeaayy...
Yang tadinya chemistry kedua tokoh ini tersamarkan, di buku ini dilukiskan dengan jelas. Gampang terlihat betapa cemburunya Ron pada Krum dan betapa kekinya Hermione karena Ron telat nyadar kalo dia cewek. #KeplakJidatDobby
Dan di buku ini juga muncul tokoh paling nyebelin sepanjang sejarah Harry Potter. Yep...siapa lagi kalo bukan Rita Skeeter. Ide Rowling pada pena kutip kilat itu dahsyat sekali. Buat yang bercita-cita jadi penulis skenario sinetron, pena itu pastilah jadi impian ya. Enak banget soalnya, bisa bikin cerita dramatis dengan plot paling simpel sekali pun.
“Remember, if the time should come when you have to make a choice between what is right and what is easy, remember what happened to a boy who was good, and kind, and brave, because he strayed across the path of Lord Voldemort. Remember Cedric Diggory.” -Albus Dumbledore-Yang gak boleh ketinggalan untuk dibahas di Goblet of Fire adalah : Cedric Diggory!
Tenang, saya gak akan bahas soal kehidupan selanjutnya Cedric sebagai Edward Cullen. Sudah terlalu banyak review yang membahas itu.
Yang saya penasaran : kenapa ya Stephanie Meyer dulu setuju karakter Edward Cullen diperankan oleh Rob Pattinson? Tidakkah dia memperkirakan kalo penonton dan pembaca akan membuat korelasi antara Cedric Diggory & Edward Cullen?
Apa pentingnya pertanyaan ini? Gak ada sih, selain fakta saya udah mulai bosen liat meme RobPatz sebagai Cedric & Edward. Tidak cukupkah saya melihat wajah RobPatz hampir tiap hari di ruang kerja saya? Kenapa buka komputer juga harus liat muka dia? Kenapa? Kenapa? Kenapaaaaa? #DisumpelToa
Tapi ada satu hal yang gak saya mengerti dari Goblet of Fire sih. Kenapa ya Moody mesti capek-capet set up supaya Harry menang triwizard dan bisa bawa dia ke Voldemort? Kan portkey bisa membawa Harry kapan pun? Kenapa gak dari pertengahan cerita aja kasi portkey berbentuk gelas ke Harry? Ato apalah gitu yang simpel.
Untuk saya pribadi, Goblet of Fire ini semacam "tonggak" (lebaayyy).
Tonggak perubahan aura di serial ini yang sebelumnya lucu-polos-inosen-gimana-gitu menjadi lebih "dark".
Dan buku ini juga jadi semacam tonggak pribadi saya dalam hal fangirling.
Seperti yang pernah saya ceritain di review buku 1, awalnya saya fangirling sendirian (
Saya jadi punya banyak teman yang pengetahuannya tentang Potter bikin minder #HeyItsRhyme
Dan dari mereka ini, saya jadi dapat insight menarik tentang SPEW (Society for the Promotion of Elfish Welfare). Ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa SPEW dan Hermione adalah sindiran JK Rowling terhadap Middle East dan USA.
Masih ingat dong ya kalo Hermione begitu ngotot memperjuangkan kemerdekaan para house-elf padahal mereka gak minta? Bahkan Harry dan Ron pun gak mendukung usaha Hermione. Nah ini dianggap sama dengan ngototnya USA(George W Bush sebenarnya) untuk ikut campur dalam urusan di Timur Tengah padahal gak ada yang minta dan gak didukung juga. Hermione dan USA gagal mengerti bahwa terkadang pertolongan itu perlu diminta dulu sebelum bisa diberikan.
Lalu salahkah usaha Hermione (dan USA)?
Saya gak mo bahas soal ini lebih jauh aahh(yeee....curang XD). Yang saya mo pertanyakan sih : benarkah JK Rowling emang berniat menyindir USA lewat Hermione dan SPEW?
And is it worth mentioning that US invasion to Iraq had happened in 2003 while this book was first published in 2000? Does Rowling really have an ability to look into the future? #makinngaco Or some people just read too much into this? What do you think? ;)
PS : Iya...sebenernya Middle East dalam post di atas mengacu kepada Irak (seenggaknya diskusi-diskusi waktu itu membahas Irak). Saya menolak menyebut Irak dan memilih Middle East karena saya gak bisa melupakan fakta bahwa buku ini terbit 3 tahun sebelum invasi US ke Irak ;)
covernya keren yang ini :')
ReplyDeleteIni beli yg di Delhi kemarin lho, Mas. #sengajapamer
DeleteVoldemort bukan pembunuh biasa. Dia pembunuh yang ingin menciptakan kehebohan dalam setiap aksinya. Dia ingin melalui pembunuhan yang dilakukannya akan tertebar teror. Dan itu tidak akan bisa terjadi jika dia langsung suruh si Moody Jadi-jadian itu untuk langsung menculik Harry tanpa melalui turnamen Triwizard dulu.
ReplyDeleteBegitu analisa gw sih :D
Ah iya. Bener analisa loe, vic. Jadi intinya Voldemort mah pembunuh berseni ya
Delete1. Koq itu seperti ada sensasi aneh di perut gue ya waktu baca bagian yg Cedric-Cullen itu? Hhehe
ReplyDeletehttp://oceannius.blogspot.com/2013/02/best-couple-in-harry-potter-series.html
2. Terus Quote yg kita ambil koq bisa sama ya yg bagian Hermione itu?
Chemistry.. chemistry...
http://oceannius.blogspot.com/2013/05/review-buku-empat-harry-potter-piala-api.html
3. Nah.. untuk yg bagian Fake Mad Eye nunggu dulu pake piala Triwizard mungkin biar kematian Harry nanti mendapat kesan kecelakan kompetisi. Buktinya terjadi juga pada Cedric kan? Ga ada yg percaya dia dibunuh oleh u-know-who..
4. Eh.. tentang sekolah sihir di Indo udah ada loh! Udah dibuat oleh salah satu rumah produksi. Judul filmnya Sekolah Dukun kalau ga salah. Idenya mirip HarPot Lah..Akses masuk dunianya lewat pohon pisang bo! wkwkwk
1. Hahaha.....aku inget meme-mu itu. Salah satu yang aku suka
Delete2. Soalnya kalimat Hermione yang itu emang nendang
3. Jadi maksudnya Voldemort berencana balik diem-diem? Ah gak seru. Kok dia penakut gitu? Apa karena dia mo ngambil ramalan?
4. Sekolah Dukun? Seriously? kadang-kadang absurditas di negeri ini emang suka bikin speechless
Mbak Dewi, kalo mbak ke Delhi lagi aku nitip buku ini ya. Hahahaha. XD #SalahFokus
ReplyDeleteCuma yang buku 4 aja, Lin?
Delete